Ikhlas ... bukanlah hal yang mudah untuk diterapkan, namun terkadang kita dipaksa untuk menerapkan nya oleh keadaan.
Bellona Ghelsi, memaksa dirinya untuk menelan semua kenyataan pahit dalam hidupnya. Kenyataan bahwa Logan sang suami yang amat ia kagumi sebelumnya, ternyata memiliki hubungan spesial dengan Bella yang merupakan saudaranya sendiri.
Kisah masa lalu Logan dan Bella yang tak diketahui oleh Lona, membuat gadis itu merasa sangat menyesal karena harus hadir diantara mereka.
Melepaskan ..., itulah pilihan Lona! ia ingin kembali membuat jalan kehidupan nya sendiri tanpa hadirnya seorang pria.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My Way-35
Denting jam nampak hampir menunjukkan pukul 11 malam,
Rafayel kembali tersadar karena perutnya yang bergetar dan menimbulkan bunyi keroncongan.
Dimana Nona?
Pria itu mengucek area kedua mata saat mulutnya kembali menguap lebar, meskipun langkahnya tampak sempoyongan Rafayel bergegas meninggalkan ruang kamar karena tak mendapati sosok wanita yang telah mengisi kekosongan hatinya.
Langkah kaki Rafayel seketika melambat saat ia mendapati Bellona Ghelsi tertidur dengan posisi meringkuk di sofa area living room kediamannya.
Kenapa tidur disini? kenapa tak membangunkan diriku, my beloved bride?
Tak ingin mengusik lelapnya tidur Ghelsi, pria berambut ungu itu justru melangkah pergi dan kembali dengan membawa selimut putih di tangan.
"Aku akan selalu bersama mu Nona! dengan atau tanpa persetujuan darimu! akan ku buat kau membuka pintu hatimu itu hanya padaku!" Rafayel kembali berbicara seorang diri sembari membenahi selimut yang telah menutupi tubuh Ghelsi.
*******
Berkali-kali mengubah posisi tubuhnya, Bella sama sekali tak mampu terlelap meskipun ia terus mencoba untuk memejamkan mata,
'Tak perlu menyesali apapun! itu semua hanyalah masa lalu, hidup lah di masa sekarang! aku pernah sangat egois, dan rasa sesal ku terasa begitu menyiksa hingga saat ini! hanya karena ingin mempertahankan kenangan masa lalu, diriku jadi buta! aku bahkan kehilangan sosok yang mulai sangat ku inginkan! hatiku berteriak ingin menahannya supaya tetap bertahan! tapi diriku sadar, luka yang kuberikan padanya terlalu dalam! Lona telah memaafkan kita, tapi diriku justru ingin mengutuk kelakuanku sendiri setiap kali mengingat semua air mata yang tertumpah dari netra indahnya.
Bella kembali mengubah posisi tubuhnya, ia duduk di atas ranjang dengan tatapan kosong, air matanya luruh saat pikirannya kembali memutar semua perkataan Logan malam itu,
"Dia mencintai Lona? hatinya sudah benar-benar menjadi milik saudara ku sekarang, tatapan dingin itu! dia bisa mengungkapkan semua isi hatinya karena penyesalan dan rasa bersalahnya pada Lona? kenapa diriku tak sadar juga? tatapan dingin itu hanya tertuju untuk Lona ..., adikku benar-benar telah membuat Logan menginginkan nya lebih dulu? astaga, Tuhan! apa yang harus kulakukan?"
Putri pertama dari Tuan Darent itu seketika menangis sesenggukan,
******
Beberapa pajangan foto di ruangan membuat Tuan Darent tersenyum getir, pria itu menghela nafas dalam sebelum akhirnya terduduk di sofa ruang keluarga,
Puluhan piala yang tersusun rapi pada sebuah lemari kaca membuat senyum pria itu semakin tampak menyedihkan.
💜'Daddy! aku telah menjuarai kompetisi piano kali ini! apa daddy bersedia untuk memberikan hadiah ku?'
💜'Apa? daddy melupakannya? padahal aku sungguh berharap kita bisa pergi ke pantai bersama, tak apa jika daddy sibuk! aku bisa mengerti, tapi-, kenapa rencana kepergian camping di Tender Night begitu mendadak? bukankah Bella dan Benedict tak ingin menyetujui untuk pergi sebelumnya?'
"Jangan terlalu banyak bicara Lona! daddy pusing setiap kali kau berbicara panjang lebar seperti ini!"
"Dia gadis yang baik! bahkan sangat baik! Lona bagaikan sebuah jantung dari rumah ini! semua tingkah manjanya! justru hal itu yang membuat suasana dirumah ini tampak hidup!" pria itu bergumam perlahan, matanya tak kalah berkaca-kaca saat mengingat putri sambungnya.
Freya! maafkan aku, maafkan aku karena telah berbuat semena-mena pada putri mu! maafkan aku Freya!
Tuan Darent tertunduk ia mencengkram kuat syal hitam yang melilit pada lehernya, malam dingin nan sunyi semakin terasa panjang bagi pria paruh baya itu, ketidak hadiran Benedict juga Nyonya Freya di kediamannya membuat rasa sakit di kepala Tuan Darent kembali terasa menyiksa nya.
******
Astaga! kenapa dia tidur di lantai seperti ini? apa dia baik-baik saja?
Lagi-lagi manik mata indah Bellona membulat saat mendapati Rafayel yang memejamkan mata sembari bersandar pada sofa yang sama dimana ia tertidur semalaman, dengan langkah hati-hati Bellona Ghelsi akhirnya turun menapakkan kaki.
"Rafayel-, Tuan Rafayel!" gadis itu mengusap perlahan rambut ungu pria muda yang masih setia terpejam dihadapan nya.
Tak berselang lama, suara bel pintu apartemen membuat Lona kebingungan.
Siapa yang berkunjung sepagi ini? apa itu Thomas? haruskah aku membuka pintunya? bagaimana jika itu orang asing? tapi-, apa ada pekerjaan penting bagi Rafayel pagi ini?
Tanpa berpikir panjang Bellona akhirnya memutuskan beranjak dan melangkah untuk membuka pintu apartemen.
"Rafa-yel-," suara itu melambat saat ia mendapati sosok Ghelsi di balik pintu.
"Kau disini Nona Ghelsi?"
Suara berat dengan seringai senyum yang tertampil di wajah Dante seketika membuat Lona memundurkan langkah,