"Apa tidak ada cara lain Pak?, mungkin jika cacat di salah satu kaki dan tangan saya masih bisa menerimanya tapi ini tuli dan bisu, bagai mana saya bisa berkomunikasi dengannya?" ucap Frayogha yang tidak bisa mengerti dengan permintaan seorang pimpinan sebuah pondok pesantren yang memintanya menikahi putrinya yang tuli dan bisu, hanya karena dia ingin menghalalkan makanan yang telah dia makan.
Di paksa untuk menikahi seorang yang tidak dia kenal, dan katanya tuli juga bisu, rasanya jika menikahpun pernikahan mereka tidak akan lama atau mungkin sebaliknya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Ainur
Pak Agung masuk dengan dahi mengkerut karena Yogha berdiri di samping seseorang yang di tutupi selimbut "mana Nurr? tadi papah sempat mendengar teriakannya" ucap pak Agung sambil menghampiri mereka.
"Ini Ainur" ucap Yogja sambil membuka selimut yang hampir menutupi seluruh tubuh Ainur kecuali kaki.
"Kenapa di tutup selimut?" ucap pak Agung tak mengerti.
"Itu aku pikir yang akan masuk kamar Bagus jadi aku langsung menutup Ainur karena tidak berjilbab" ucap Yogha
"Oh, tapi kenapa tadi Ainur menjerit?" tanya Pak Agung lagi.
"Itu tadi Ainur kaget karena ada orang yang tidur di kamarnya dan ternyata orang itu Yogha anak kita" jelas Bu Fatma sambil menggelengkan kepalanya.
"Dasar... bikin panik saja" ucap pak Agung pada Yogha "apa kamu tidak kenapa-kenapa Nurr?" tanya pak Agung pada Ainur karena kawatir dengan keadaan Ainur dan Ainur hanya menggeleng dengan wajah yang menunduk, karena malu dilihat oleh pak Agung dengan kondisi tanpa kerudung juga cadar dan rambut yang pasti acak-acakan.
"Maafkan putra bapak, dia memang punya penyakit suka tidur sambil berjalan tapi kadang-kadang" ucap Pak Agung berkata jujur jika Yogha memang kadang-kadang suka tidur sambil berjalan.
Ainur Hanya mengangguk tanda mengerti dan setelah terdengar suara panggilan untuk salat pak Agung mengajak Bu Fatma juga Yogha untuk keluar dari kamar Ainur namun saat yogha akan keluar Ainur menahannya dengan berkata "Mas tunggu!"
Yogha berbalik dan menatap Ainur dengan kening yang mengkerut, karena bingung kenapa Ainur menahannya pergi padahal tadi sudah jelas dikatakan kedua orangtuanya jika dia suka tidur berjalan.
"Aku mau bicara" ucap Ainur lalu Yogha berpikir tentang Ainur yang merasa bersalah terlihat dari raut wajahnya.
"Kamu mau bicara apa?"
Ainur yang kuni di tatap Yogha langsung menunduk karena tak sanggup melihat wajah Yogha yang membuat jantungnya berdetak tak karuan dan setelah mengumpulkan keberaniannya untuk meminta maaf Ainur berkata dengan cepat tanpa jeda "Maaf karena telah membohongi mas dengan berpura-pura menjadi Nur" Plong.. rasanya walau entah akan seperti apa reaksi Yogha nantinya.
Yogha hanya diam tanpa suara setelah mendengar ucapan Ainur dan itu membuat Ainur mengangkat wajahnya untuk melihat Yogha dan tatapan mata mereka bertemu, hening tanpa ada suara lagi dari Ainur atau Yogha karena mereka hanya saling tatap, dan setelah lumayan lama saling tatap Ainur berkata.
"Mas apa boleh aku tinggal disini lagi? hanya sampai aku bisa berani untuk pulang kepondok?"
"Kenapa?" ucap Yogha dengan mata yang terus menatap Ainur tanpa bosan.
"Karena aku takut jadi bahan gunjingan orang kampung" jawab Ainur
"Bukan itu, tapi aku bertanya kenapa kamu mau pulang kepondok?"
"Karena mas tidak menginginkan aku" jawab Ainur dengan kepala yang kini sudah menunduk karena risih ditatap Yogha.
"Kapan aku berkata seperti itu?" ucap Yogha yang memang belum pernah berkata seperti itu.
Ainur terdiam lalu berkata " Memang mas tidak pernah berkata seperti itu, tapi saat di apartemen sikap mas menunjukan jika mas tidak bisa menerima aku, bahkan mas sengaja membawa wanita lain keapartemen agar aku pergi bukan?"
Yogha terdiam karena itu memang benar tapi sekarang dia menyesali semua perbuatannya itu.
"Jadi tolong izinkan aku untuk tinggal disini sampai aku siap dengan setatus jandaku" ucap Ainur memohon.
Yogha yang kesal saat mendengar ucapan Ainur langsung keluar kamar tanpa mau bicara lagi, kesal rasanya saat anur berkata jika dia akan menjadi janda, memang siapa yang mengatakan jika dia akan menceraikan Ainur sungguh membuat Yogha jengkel.