Demi menjauhi pernikahan yang diinginkan oleh papanya, Adilla Atmadja, biasa dipanggil dengan sebutan Dilla pun memilih jalan pintas, yakni dengan melakukan hubungan satu malam bersama pria yang tidak dia kenal sebelumnya, hanya demi bisa mendapatkan bibit yang paling unggul untuk menjadi penerus keluarga Atmadja nantinya dari orang tersebut. Di mana ternyata pria itu merupakan seorang CEO perusahaan ternama yang tengah menyamar menjadi orang biasa.
Bagaimana nasib Dilla nantinya? Baca terus kisahnya hanya di karyaku yang ke-11 ini. Terkmakasih^^
Fb : Lee Yuta
IG : lee_yuta9
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 35. Mauku Kamu
Bab. 35
Antara masuk atau tidak, Dilla ragu melakukannya. Wanita itu tampak berdiri di depan pintu dengan perasaan yang gamang. Bingung sendiri.
Jika ia masuk, Dilla tidak bisa menjamin keselamatannya di dalam sana. Karena yang ia pikir dia pria baik-baik saja, ternyata ia salah besar. Pria itu sungguh menyeramkan.
Namun, jika tidak masuk dan menyerahkan lembar jawaban yang saat ini ada di tangannya, nanti pasti nilainya bakalan diturunkan.
Jika kemarin-kemarin pria itu tidak mempunyai alasan yang kuat untuk membuatnya masuk ke dalam ruangan ini. Akan tetapi tidak untuk saat ini. Kendra mempunyai alasan untuk Dilla datang ke ruangannya.
Dengan satu tarikan napas, Dilla pun akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam. Toh, kalaupun pria itu mau melakukan aneh-aneh terhadap dirinya, ia bisa membalasnya atau paling tidak menamparnya. Lagian mereka juga pernah melakukan puncak dari keanehan yang ada dalam pikiran Dilla.
"Semangat Dilla. Kalau dia macem-macem, tinggal tonjok saja," ucap Dilla untuk menyemangati dirinya sendiri.
Tangannya terulur ke depan, meraih handle pintu dan bersiap untuk membukanya. Namun, tiba-tiba saja Dilla menarik tangannya kembali.
"Apa gue titipin ke anak lain aja, ya?"
Sepertinya wanita itu masih bimbang. Masuk atau tidak. Rasa-rasanya ada sesuatu yang membuat Dilla kembali memikirkannya.
"Masuk nggak sih?" tanyanya sendiri. "Bodo amatlah. Lagian udah pernah ngapa-ngapain juga." putusnya yang sangat simpel dan sangat santai dalan menyelesaikan masalah.
Pun Dilla kembali meraih handle pintu, membukanya tanpa mengetuk terlebih dulu.
"Selamat si—"
Kalimat Dilla terpotong ketika dia terkejut luar biasa, di saat ada sebuah tangan yang menariknya masuk dan langsung menutup pintu ruangan itu.
Bukan. Bukan hanya ditutup saja. Tetapi di kunci dan tubuhnya di dorong hingga di tekan ke arah dinding sebelah pintu.
Betapa terkejutnya Dilla di kala mendapati Kendra yang melakukannya.
Saat ini posisi Dilla tengah di himpit dan di tekan di dinding. Pria itu mengunci pergerakan Dilla dengan menaruh tangan wanita itu ke atas kepala nya sendiri, sedangkan kakinya mengunci pergerakan Dilla.
Jangan tanya lagi bagaimana nasib lembar jawaban yang di bawa Dilla tadi. Sudah pasti berserakan di lantai. Seolah tak di anggap sama sekali.
"Apa yang anda lakukan?" tanya Dilla dengan suara yang keras dan tatapan terkejut. Karena dengan begitu cepat Kendra mengubah posisinya seperti ini. Benar-benar tidak menguntungkan dirinya sama sekali.
Sementara Kendra menatap begitu lekat ke arah wanita yang sekarang ini berada di bawah kendali nya. Mengamati paras cantik yang sebelumnya tidak pernah terpikir dalam hidup Kendra.
Datang dan menawarkan sesuatu yang menurutnya sangat tidak masuk akal, namun pada akhirnya ia dibuat jatuh dalam sekejap oleh pesona wanita ini. Lebih lagi cara berpikirnya yang sangat unik sekali.
"Menurut kamu?" balas Kendra tersenyum penuh maksud. Membuat Dilla menatapnya sinis.
"Cepat lepaskan saya. Kalau tidak sa—"
"Kamu laporkan perbuatan saya ini? Hmm?" sahut Kendra cepat. Memotong kalimat yang belum terucap dengan penuh oleh Dilla. "Yakin?" ulang Kendra lagi.
Dilla semakin di buat kesal oleh sikap pria ini. Perasaan, dia sudah membayar dan menganggap semuanya tidak terjadi di antara mereka. Lalu ia juga tidak meminta apa-apa dari Kendra. Pun dengan tanggung jawab pria itu. Sama sekali Dilla tidak mengharapkan. Lantas, apa sebenarnya rencana Kendra.
Dilla menarik napas sambil memejam sebentar matanya. Sepertinya, wanita ini sudah tidak bisa menahan kesabarannya.
"Sebenarnya apa sih mau anda!" sentak Dilla yang sudah tidak bisa menahan rasa sabarnya. Melotot tajam ke arah pria yang justru tersenyum menyebalkan ke arahnya. "Di antara kita, tidak ada yang dirugikan. Jadi, mari kita akh—"
Lagi dan lagi kalimat Dilla terpotong begitu saja di saat Kendra menatap begitu dalam dan mendekatkan wajahnya lalu berkata, "Mauku mengulangnya lagi."
Cukup sekian, dan mari kita masak. wkwkwk
orang lain menjaga keperawanan.
ini malah ngasih gratis