Sella gadis berumur 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA di haruskan menggantikan peran Rika, sang kakak yang sibuk dengan dunianya sendiri. Sella dituntut melayani segala keperluan Dimas hingga menimbulkan kedekatan di antara keduanya.
Sang kakak yang memiliki hasrat diluar batas yang membuatnya sibuk dengan pria yang mampu memberikan kepuasan untuknya, tak menyadari adanya gemercik cinta di antara adik dan suaminya.
Bagaimana nasib Sella setelah kakaknya tau jika dimas mencintai?
Apakah cinta Sella dan sang kakak ipar akan terus berlanjut?
yuk baca ceritanya ....
Ig: weni0192
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di balik Kerah Seragam
Setelah pembicaraan semalam dengan papahnya Dimas dilanda kebimbangan, dia mencintai Sella tetapi hubungannya dengan Rika tidak dapat di akhiri begitu saja. Sejak semalam pria itu bahkan tidak bisa tidur, dia hanya duduk di balkon kamar sambil menghabiskan banyak puntung rokok yang memenuhi asbak.
Rika yang bangun sejak pagi segera bersiap karena keberangkatan pesawat jam 7 pagi.Sejak tadi Dimas yang mendengar Rika bersiap hanya diam tidak ada niat merengek untuk tetap di rumah seperti dulu yang ia lakukan setiap kali Rika akan pergi ke luar negri dan tidak pulang berhari-hari.
Setelah siap Rika menyusul Dimas ke balkon, dia tau suaminya entah sejak kapan ada di sana, tetapi Rika memilih untuk cuek!
"Mas, aku berangkat ya." Dimas menoleh ke arah Rika, melihat istrinya sudah rapi dengan koper yang sudah siap dibelakangnya.
"Berangkat sama siapa?"
"Seperti biasa aku pergi sama orang kantor mas!" Rika melirik meja yang di penuhi banyak puntung rokok membuat Rika mengernyitkan dahinya "kamu ngerokok mas?"
"Iya, cuma sedikit!"
"Kamu makin Maco kalo lagi gini mas!"
Dimas tercengang dengan ucapan Rika, bukan mengkhawatirkan dan berujung marah-marah seperti Sella, istrinya malah justru terlihat santai dan menyukai itu.
Rika segera menarik kopernya kebawah dan memutuskan segera berangkat karena Roy sudah menunggunya di bandara.
"Kamu mau kemana Rika?" tanya Mamah yang sedang menyiapkan sarapan berdua dengan Sella.
"Aku berangkat ya mah, untuk beberapa hari ini aku ada kerjaan di luar, nanti kalo butuh apa-apa tinggal bilang sama Sella," jawab Rika kemudian menyalami tangan ibu mertuanya.
"Hati-hati kak," ucap Sella kemudian mencium tangan Rika.
"Hmmm......urus rumah dengan baik, jangan lupa kebutuhan mas Dimas juga!"
"Baik kak!" Sella membantu kakaknya membawa koper menuju mobil Rika dan berdiri disana hingga mobil Rika benar-benar tidak terlihat.
"Tante, aku ke kamar kak Dimas dulu ya mau menyiapkan baju kerja kak Dimas," pamit sella dan di jawab anggukan oleh mamah Dimas.
"Sebenarnya disini yang istri Dimas itu siapa?" tanya mamah dalam hati sambil melihat Sella yang menaiki anak tangga.
Sella masuk ke dalam kamar Dimas kemudian segera menyiapkan kemeja kerja serta kebutuhan Dimas lainnya. Setelah selesai Sella melangkah menuju balkon kamar yang terbuka dengan niatan ingin menguncinya karena takut Dimas lupa, tetapi netranya seketika melebar saat melihat begitu banyak puntung rokok disana yang jelas-jelas baru, karena kemarin sore saat membersihkan kamar ini tidak ada sama sekali puntung rokok di asbak itu.
Melihat Dimas keluar dari kamar mandi dan hendak memakai pakaiannya, Sella segera menghampiri. Sella berkacak pinggang saat sudah berada di depan Dimas.
"Kenapa dek?"
"Kakak yang kenapa? ada masalah apa sampai menghabiskan begitu banyak rokok hah?" tanya Sella sinis.
"Oh itu...kakak lagi pusing aja sama masalah kantor." Dimas mengalihkan pandangan kemudian memakai kemeja yang telah Sella siapkan.
"Jangan bohong sama aku kak!"
"Beneran sayang!"
"Kenapa sich harus berakhir dengan rokok, apa nggak ada cara lain untuk memecahkan setiap masalah? kalo kakak sakit gimana? siapa yang mau ngurusin?"
"Kan ada kamu!" jawab Dimas santai.
"Aku sebentar lagi ujian ya kak dan aku akan sibuk dengan urusan sekolah, jadi jangan buat ulah!"
"Iya, pagi-pagi udah bawel banget sich kamu tuh!" Dimas yang kesal langsung menarik tangan Sella dan memeluknya.
"Bagaimana jika kamu tau aku sedang memikirkan hubungan kita dek, kakak harus gimana, jika menceraikan Rika begitu saja dan tiba-tiba memiliki hubungan dengan kamu terus gimana dengan nasib kamu, pasti Rika akan semakin membenci kamu dan aku takut itu akan melukai hati kamu jika kamu tau kebenarannya."
"Maafin kakak ya sayang!" lirih Dimas.
"Kak lepas, aku nggak enak lama-lama di kamar kakak, takut nanti Tante curiga," ucap Sella kemudian mendorong Dimas agar melepaskan pelukannya.
"Berangkat sama kakak ya!"
"Tapi Reno mau jemput aku kak," jawab Sella ragu.
"Bilang nggak usah, kakak lagi pengen sama kamu dan pulang sekolah nanti kakak jemput kamu!" Sella menangkap ke gelisahan di wajah Dimas, tetapi dia tidak ingin berlama-lama di kamar itu kemudian segera keluar dari sana.
"Sebenarnya kak Dimas lagi kenapa sich, sikapnya nggak seperti biasa, apa iya karena urusan pekerjaan sampai harus ngabisin banyak banget rokok" gumam Sella seraya bersiap dengan seragam SMA yang sudah menempel di tubuhnya kemudian meraih ponselnya dan mengirim pesan pada Reno.
"Pagi mah!"
"Pagi sayang, ayo sarapan papah udah nungguin dari tadi!" ucap mamah lalu menyiapkan nasi goreng seafood buatan Sella.
"Sella mana nak, kok belum turun?"
"Ada apa Tante Sella di sini!" seru Sella yang sedang menuruni anak tangga.
"Ayo cepat sarapan nak, nanti kamu telat!"
Sella segera menarik kursi dan duduk di samping Dimas. Mereka sarapan dengan khidmat, sesekali Sella bercanda dengan papah Dimas yang membuat Dimas dan mamah ikut tertawa.
"Sella berangkat dulu ya Tante om!"
"Kamu nggak di jemput sama pacar kamu Sell?"
"Nggak om!"
"Terus berangkat naik apa kan motornya kamu tinggal di sekolah kemarin?" tanya papah lagi.
"Aku....."
"Sella berangkat bareng aku pah!" sahut Dimas memotong ucapan Sella.
"Oh ya sudah hati-hati ya, kalo Dimas nakal bilang sama om ya Sella?" papah melirik ke arah Dimas yang masih mendelik melihat ucapan papah.
"Oh hehhehehe iya om!"
"Aku berangkat mah Pah." pamit Dimas.
"Hati-hati bawa pacar orang Dimas!" seru papah membuat Dimas mendengus kesal.
Dimas menepikan mobilnya saat sudah berada di depan sekolah Sella, gadis itu merapikan penampilannya dan segera meraih tangan Dimas, belum sampai Sella menciumnya Dimas sudah lebih dulu menarik tangan Sella.
"Eh.... kok main tarik aja sich kak!" sewot Sella yang sudah menempel di dada Dimas.
"Nanti pulang sekolah tunggu sampai aku jemput ya, jangan menerima ajakan orang lain oke!"
cup
Dimas mencium bibir Sella, kemudian mengacak lembut pucuk rambut Sella.
"Ikh kakak, udah aku rapiin loh malah di berantakin lagi," ucap Sella cemberut.
Dimas yang gemas malah justru mencium bibir Sella dengan frekuensi yang tinggi dalam tempo cepat hingga Sella merasakan bibirnya seperti di sedot sesuatu.
"Kakak nich, suka banget sich cium-cium aku!"
Dimas hanya tertawa menanggapi Sella, membuat Sella kesal dan cemberut merupakan hiburan tersendiri untuknya. Mengobati segala kegelisahan dan resah yang ia rasakan.
"Aku turun ya kak, kakak hati-hati berangkatnya!" Sella segera turun dan melambaikan tangannya, setelah mobil yang Dimas kendarai sudah menjauh barulah Sella masuk kedalam gerbang sekolah.
"Dianter kak Dimas Sell?"
Pertanyaan dari Tio yang tiba-tiba membuat Sella sedikit terkejut.
"Loe kalo dateng permisi dulu kek, ngagetin aja dech!"
"Loe nya aja yang ngelamun!" Tio merangkul Sella lagi-lagi dia melihat banyak tanda merah di balik kerah seragam Sella.
"Iya gue dianter kak Dimas."
"Kemarin balik bareng Reno?" tanya Tio sambil memperhatikan leher Sella.
"Hmmmm kemarin dia nemenin gue ke supermarket soalnya di rumah ada orangtuanya kak Dimas, jadi gue harus beli keperluan rumah yang pada abis," jelas Sella.
"Owh jadi orang tuanya kak Dimas di rumah? nggak bisa ngapa-ngapain donk kalian?" ledek Tio.
"Lagian mau ngapain gue, otak loe nggak usah kemana-mana dah!" celetuk Sella.
"Yakin nggak ngapa-ngapain?" tanya Tio lagi yang membuat Sella mencubit perut Tio.
"Owh ....pedes banget cubitan loe udah kayak emak gue!" Tio meringis sambil mengusap perutnya.
"Lagian nanya mulu, udah di jawab sekali tuh udah," sewot Sella.
"Kalo Reno nggak ngapa-ngapain terus yang nambahin tanda merah di badan loe siapa?"