"Segera tangkap dia,aku tidak ingin pernikahan ini gagal!"Ucap seorang laki-laki paruh baya dengan stelan jas hitam dan sangat rapi.
"Tapi tuan saya sudah berusaha nona Sena telah kabur bersama seorang laki-laki."Ucap seorang yang seperti nya adalah pesuruh dari laki-laki berpakaian rapi tadi.
Laki-laki paruh baya itu terdiam wajah nya memerah menahan amarah yang saat ini sedang ia rasakan.
Penasaran kan sama ceritanya hehe ayo ikuti kisah-kisah selanjutnya dari novel author yang kesekian ini, semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Aku kira setelah pindah ke sini permasalahan akan hilang, namun mengapa tiba-tiba ada maslaah yang tidak masuk akal seperti ini?"Batin Zia sambil melamun di sofa ruang tamu rumah nya.
Zia mengira kemiripan itu hal biasa dan mana mungkin dirinya yang seperti itu adalah keturunan keluarga kaya, dan kenyataan nya dia di ambil dari panti asuhan oleh keluarga angkat nya, bagaimana mungkin bisa menjadi adik dari Nevan Ardiwinata.
"Sebaiknya aku lupakan saja."Ucap Zia yang kemudian berdiri dan berjalan masuk ke dalam kamar nya.
Sementara itu di sisi lain.
"Mas mengapa langsung keluar aku yakin dia berbohong mas."Ucap Ariana kepada Nevan.
"Sudah lah, aku tidak mau lagi mendengar kan apapun,aku tidak mau lagi terlalu berharap,itu membuat aku sakit."Ucap Nevan sambil fokus menyetir mobil nya.
"Tapi mas, aku yakin dia memiliki hubungan dengan mu,kalau tidak bagaimana mungkin kalian sangat mirip?"Ucap Ariana merasa iba melihat suaminya yang sedang kecewa.
"Kemiripan itu hal yang wajar sayang, apa kau tidak mendengar nya, dia bukan di masih memiliki kedua orang tua, dan dia juga buta dari kecil, sayang adik ku tidak memiliki kecacatan apapun dan dia tentu mempunyai gelang emas dengan banyak permata."Ucap Nevan dengan suara yang sedikit serak.
"Huhhh, maaf kan aku sayang,aku hanya ingin membantu mu."Ucap Ariana merasa sedih.
"Sudah lah lupakan saja."Jawab Nevan dan kembali bungkam.
Ariana mengangguk kan kepala nya dan ikut membungkam kan mulut namun dengan pikiran yang berkecamuk dan masih tidak percaya atas keterangan yang di ucapkan oleh Zia tadi.
"Aku masih tidak bisa mempercayai nya,huh aku harus menyelidiki ini sendiri."Batin Ariana tidak mudah menyerah.
Keesokan harinya.
Seperti biasa Zia selalu bangun lebih pagi karena ingin berisap-siap untuk pergi kerja di toko bungga.
Ia berjalan mengunakan tongkat nya sambil menikmati udara segar di pagi hari itu.
Karena jarak yang tidak terlalu jauh ia tidak perlu menaiki bus atau taxi, ia lebih memilih irit biaya agar tidak terlalu boros.
Namun siapa sangka jika pagi itu Nevan pergi ke kantor nya melalui jalan itu.
"Bukan kah itu perempuan yang bernama Zia itu?"Batin Nevan sambil memelan kan mobil nya.
Nevan sebenarnya tidak ingin lagi berurusan dengan Zia karena memang ia tak mau membuat hidup orang lain menjadi ribet karena rasa penasaran atau prihal keluarga nya, namun ia merasa iba karena Zia jalan kaki apa lagi Zia tidak bisa melihat.
Nevan memberhentikan mobilnya tepat di samping Zia yang berjalan pelan di jalan itu.
Zia pun merasakan jika ada mobil di samping nya dan ia berhenti melangkah lalu menepi.
"Ya Tuhan, apa aku berada di tengah jalan?"Batin Zia bingung.
"Maaf apa kau mau pergi bekerja?"Tanya Nevan kepada Zia.
"I-iya, ini siapa? Apa aku menghalangi jalan mu? Maaf aku ini baru saja operasi donor mata jadi aku tidak bisa melihat dan aku belum terbiasa berjalan dengan tongkat."Jawab Zia yang tidak mengenal suara Nevan.
"Apa? Bukan kah dia bilang dia buta sejak lahir? Lalu mengapa dia bilang jika dia baru melakukan operasi donor mata?"Batin Nevan mulai curiga kepada Zia.
"Hey, mengapa diam?"Ucap Zia merasa tidak ada jawaban dari Nevan.
"Ah iya, maaf, apa kau butuh tumpangan? Ini masih pagi ku rasa bahaya jika dirimu berjalan kaki,setau ku di sini rawan perampokan."Ucap Nevan kepada Zia.
"Benar kah? Aku tidak tau, karena aku baru sebulan di sini."Ucap Zia kepada Nevan.
"Kakau begitu masuk lah ke mobil ku aku akan mengantarmu ke toko bungga."Ucap Nevan kepada Zia.
"Mengapa kau tau jika aku kerja di toko bungga?"Ucap Zia bingung.
"Ah begini,aku beberapa hari ini sering membeli bunga di toko mu dan mungkin kau belum mengenal suara ku."Ucap Nevan berbohong.
"Benar kah? Mungkin pelanggan terlalu banyak jadi aku tidak bisa mengenal nya."Jawab Zia tersenyum lebar.
"Kau,kau tersenyum sangat persis seperti mama."Batin Nevan menatap Zia.
"Kak,apa kau melamun lagi?"Tanya Zia kepada Nevan.
"Astaga maaf,mari masuk ke mobil ku."Ucap Nevan memegang tangan Zia menuntun nya masuk ke dalam mobil nya.
"Baik lah,maaf aku merepotkan mu."Ucap Zia meraba-raba masuk ke dalam mobil tersebut.
Nevan pun menyalakan mesin mobil dan melaju pelan.
"Apa kau sudah sarapan?"Ucap Nevan memecahkan suasana hening di mobil tersebut.
"Aku,aku mungkin akan sarapan di toko saja."Jawab Zia kepada Nevan.
"Bagaimana jika sarapan bersama ku? Di dekat sini ada sebuah restoran enak, tenang saja aku traktir."Ucap Nevan yang sebenarnya ingin tau lebih banyak tentang Zia.
"Tidak usah, aku sudah sangat merepotkan jadi lebih baik aku sarapan di toko saja."Jawab Zia menolak dengan sopan.
"Tidak apa, aku merasa tidak enak untuk sarapan sendiri jadi tidak ada salah nya kau menemaniku."Ucap Nevan tidak ingin melewatkan kesempatan bagus untuk mengorek lebih dalam informasi Zia itu.
"Hmm,baik lah."Jawab Zia tidak tega untuk menolak.
Nevan merasa lega dengan jawaban Zia ia pun kemudian membawa Zia ke sebuah restoran di tak jauh dari toko bunga tersebut agar Zia tidak khawatir untuk terlambat datang bekerja.
"Kau mau makan apa?"Ucap Nevan kepada Zia.
"Pesan saja apapun,aku tidak bisa melihat dan tidak perlu memilih menu makanan."Jawab Zia dengan lembut.
"Baik lah."Jawab Nevan.
Nevan pun mengambil menu makanan yang di tawarkan oleh pelayan restoran tersebut dan melihat-lihat terlebih dahulu.
"Satu keluarga Ardiwinata tidak bisa makan kepiting termasuk aku,jika wanita ini tidak bisa aku akan mempertimbangkan lagi jika dia ada hubungan dengan adik ku yang hilang."Batin Nevan.
Nevan pun kemudian memesan kepiting rebus untuk menguji apakah Zia bisa memakan nya atau tidak.
Tidak butuh waktu lama pelayan restoran tersebut pun datang dan menjanjikan kepiting yang di pesan oleh Nevan.
"Ayo makan lah."Ucap Nevan memberikan daging kepiting kepada Zia.
Zia mengendus bau makanan tersebut dan seketika menurut hidungnya.
"Apa itu kepiting?"Tanya Zia masih menutup hidung nya.
"Iya ini kepiting, ada apa? Apa ada masalah?"Ucap Nevan kepada Zia.
"Maaf kak,aku tidak bisa makan kepiting,itu akan membuat ku sakit,aku alergi kepiting."Ucap Zia kepada Nevan.
"Ya Tuhan, ternyata benar,dia alergi terhadap kepiting."Batin Nevan.
Kini Nevan sudah mendapatkan satu alasan jika Zia memang ada hubungan dengan dirinya bukan hanya wajah yang mirip bahkan makanan pun memiliki alergi yang sama.
Bersambung ....