Berpisah Karena Mandul

"Begini nyonya, biasanya jika seorang istri hamil disertai tanda-tanda seperti mual dan muntah atau ngidam maka suami juga akan mengalami hal sama seperti yang istrinya alami. Kondisi ini di sebut sindrom couvade yang sering kali dianggap sebagai bentuk kehamilan simpatik ketika suami mengalami gejala kehamilan seperti yang dirasakan istri tanpa benar-benar hamil," jelas dokter bername tag Mawar itu.

Kata-kata dokter rumah sakit itu terus terngiang-ngiang dalam kepala Tere. Rasa penasaran begitu mendominan dalam hatinya. Bagaimana tidak? ternyata ada wanita lain yang kini tengah mengandung benih dari suaminya Cleo.

Siapakah wanita itu? Apakah mantan istrinya Beauty atau wanita lainnya? Jika wanita itu Beauty rasanya tidak mungkin. Wanita itu sudah terbukti mandul karena bertahun-tahun menikah tak kunjung jua mengandung. Jadi siapa wanita itu? Tere mencoba berspekulasi sendiri.

Wanita yang perutnya terlihat membuncit itu tampak mondar mandir sambil menggigit ujung kukunya. Ia tak menyadari sedari tadi mama Dewi memperhatikan perilakunya.

"Tere!" tegurnya.

"Eh..mama! astaga Tere kaget ma!" pekik Tere.

"Kenapa kamu terkejut begitu? apakah ada sesuatu yang sedang kamu sembunyikan?" tanya mama Dewi dengan tatapan penuh selidik.

"Oh..eh..nggak ma, nggak! memangnya apa yang sudah Tere sembunyikan dari mama Dewi nggak ada kok!" kilah Tere.

Bagaimana pun wanita tua ini jangan sampai tahu apapun apa yang aku ketahui dan apapun yang aku rencanakan!

"Kalau begitu kamu jangan jalan bolak balik dengan cepat seperti itu! Ingat kamu sedang hamil Tere, anak yang kamu kandung itu adalah calon cucuku, aku tak ingin janin itu kenapa-kenapa karena ibunya yang tak menjaga perilakunya!" tegur mama Dewi lagi.

"Baik ma, Tere akan lebih memperhatikan sikap Tere."

"Ya sudah, mama mau pergi arisan. Kamu jaga dirumah ya. Dan jangan lupa siapkan makanan untuk Sisie sebentar lagi anak itu pulang!"

"Baik ma."

Setelah mama Dewi terlihat sudah keluar dari rumah, Tere pun mengumpat-ngumpati wanita tua itu dengan kesal.

"S*alan! dasar nenek sihir! kamu kira aku ini pembantu di rumah ini?! Enak saja merintah seenaknya! Ini kemana juga pembantu nggak masuk kerja, ngeselin semuanya!" umpat Tere penuh kekesalan.

Sudah terbayang-bayang rasa penasaran yang tinggi akan wanita mana yang tengah mengandung benih dari Cleo, di rumah ia harus berhadapan dengan mertua menyebalkan yang selalu menegurnya.

"Aku harus mencari tahu siapa wanita itu, sebelum akhirnya ia muncul dan menuntut pertanggung jawaban kepada mas Cleo. Itu lebih membahayakan, karena keberadaannya sangat mengancam posisiku sekarang sebagai pewaris keluarga Sinatrya. Meski aku hanya pura-pura hamil. Cckk! dasar keluarga bod*h! Mereka tak menyadari apapun tentang kehamilanku,"gumam Tere lirih.

Wanita yang baru saja mengganti warna rambutnya dengan warna Cranberry red itu terlihat menyelipkan anak rambutnya. Lalu ia melalukan panggilan singkat melalui ponsel pintarnya.

"Bimo! ada tugas untukmu segera selidiki siapa saja wanita yang pernah berhubungan dengan mas Cleo. Aku tunggu laporanmu dalam waktu 24 jam. Segera!" perintah Tere dengan tegas.

"Baik bos."

Senyum menyeringai dari sudut bibirnya. Wanita itu lega ternyata tak ada satu pun keluarga Cleo yang mencurigai kondisi kehamilannya termasuk Cleo suaminya sendiri.

Laki-laki tampan berjambang tipis itu kini jarang meminta jatah kepadanya karena mengingat kehamilan Tere yang mempunyai riwayat pernah mengalami pendarahan mengharuskan mereka mengurangi aktivitas seksual selama kehamilan berlangsung.

Namun PR-nya kini ia harus mencari tahu siapa wanita itu, kalau perlu melenyapkannya. Sebelum wanita itu mendatangi keluarga Cleo dan meminta pertanggung jawaban dari suaminya itu.

Tidak! itu tidak boleh terjadi! Hanya Teresa Arnoldi yang berhak menjadi nyonya dari Cleo Sinatrya. Siapapun wanita itu, harus segera ku temukan dan aku lenyapkan dari dunia ini! batin Tere geram.

***

Di perusahaan Narendra Group

"Mulai besok kamu sudah bisa masuk kuliah kembali Be, aku sudah mendaftarkanmu dalam kelas eksekutif. Jadi kita hanya mengambil jadwalnya seminggu 2x agar tidak bentrok dengan kerjaan di kantor. Bagaimana?" tutur Juna.

"Benarkah itu pak? Jadi saya bisa berkuliah kembali?" tanya Beauty dengan mata penuh binar bahagia.

Juna pun mengangguk tanda mengiyakan pertanyaan wanita itu.

"Apapun itu pak yang penting saya bisa kuliah kembali, terima kasih banyak atas bantuannya pak Juna!" Reflek Beauty pun memeluk atasanya itu dengan antusias tanpa peduli orang yang tengah ia peluk meringis menahan sesuatu.

Saat tersadar buru-buru Beauty melepaskan pelukannya. Ia jadi merasa tidak enak terhadap atasannya itu.

"Maafkan saya pak! maafkan saya!" ulang Beauty seraya membungkukkan badannya.

"Tidak apa-apa, jadi sekarang aku minta tolong kamu fotokopi file yang sudah saya print tadi di lantai bawah sekalian bawakan saya minuman dingin." Akibat pelukan tiba-tiba dari Beauty membuat kepala Juna terasa pening.

"Baik pak, saya ke lantai bawah dulu." pamit Beauty.

Saat wanita berlesung pipi itu sudah berlalu dari tempatnya, Juna pun bisa bernafas dengan lega.

"Fyuuh! hampir saja. Kalau dia sudah jadi kekasihku sudah pasti akan ku balas pelukannya tadi tak kalah erat. S*al! gara-gara pelukannya si Joniku jadi bangun kan! Memang benar adanya, janda itu memang menggoda, astaga!"

Juna pun mulai meracau sendiri karena pemikiran-pemikiran kotornya. Bahkan pemuda itu sudah membayangkan bagaimana Beauty tengah beraksi di atas ranjang. Sepertinya pemuda itu mulai gila.

***

"Bagaimana keadaanmu mas?" tanya Tere dengan lembut begitu mereka sudah berada di atas ranjang mereka atau lebih tepatnya diatas ranjang bekas Beauty dan Cleo.

"Sudah mendingan, meski masih mual namun tidak sampai muntah. Lalu bagaimana keadaan bayi kita?" tanya balik Cleo seraya membelai perut buncit istrinya itu.

Baru menyentuhnya saja, Tere sudah buru-buru menepis tangan suaminya.

Gawat kalau mas Cleo sampai curiga di dalam perutku ini hanya berisi bantal saja. Aku harus mencari alasan yang tepat!

Cleo pun tampak mengeryit bingung akan penolakan yang istrinya lakukan. Bukankah biasanya ibu hamil suka di sentuh perutnya oleh suami?

"Kenapa?"

"Maaf mas, akhir-akhir ini perutku terasa risih dan gatal jika bersentuhan dengan benda lain. Mungkin ini faktor nyidamku yang beralih sama mas. Jadi deh fisikku begini efek melar juga kan," ucap Tere beralibi.

"Oh begitu? jika lebih parah mending kita ke dokter saja minta salepnya sayang. Aku takut kamu kenapa-kenapa," desak Cleo.

"Tidak! tidak apa-apa kok mas. Ini tuh efek normal disaat kehamilan mulai membesar. Aku juga sudah berkonsul dan minta salep dari temenku yang profesinya sebagai bidan," bohong Tere lagi.

Sebenarnya malam ini Cleo ingin meminta hak batinnya kepada sang istri, namun penolakan yang sudah Tere lakukan membuat hasratnya kembali menyurut.

"Oh..ya sudah, mas mau tidur duluan saja ya. Kamu juga jangan terlalu banyak bergadang tidak baik buat kehamilan," nasihat Cleo.

"Iya, mas Cleo tenang saja ini juga Tere mau tidur kok mas."

Cleo pun mulai mendekat kearah Tere dan mengecup lembut kening istri keduanya itu.

"Selamat tidur sayang, selamat tidur juga jagoan papa," ucap Cleo seraya turut mengecup perut buncit istrinya itu.

Mendengar kalimat manis dari suaminya, membuat wanita berambut cranberry red itu hanya meringis tertahan. Bagaimana jika suaminya itu tahu bahwa kehamilannya ini hanyalah kehamilan palsu semata?

Ini tidak boleh terjadi! Ia harus segera menyelesaikan misinya ini. Cepat atau lambat kebohongannya pasti akan segera terbongkar.

Saat suaminya sudah tertidur terlihat dari nafasnya yang mulai teratur, Tere mulai menyibakkan selimut yang menutup tubuhnya secara perlahan. Lalu diraihnya benda pipih miliknya yang berada diatas nakas.

Wanita dengan perut membuncit itu tampak berjalan secara tertatih tanpa menimbulkan suara. Bahkan pintu kamarnya tadi sengaja tidak ia kunci agar mempermudah dirinya keluar masuk kamar.

"Maaf mas, aku harus segera beraksi sebelum keluargamu menyadari niatku yang sudah ku rencanakan jauh sebelum kedatanganku di keluarga ini," ucapnya lirih hampir tak terdengar sebelum menghilang dibalik pintu.

Jangan lupa dukungannya tinggalkan like, koment dan favorit ya..

Kalau tidak suka bisa skip saja..

Selamat membaca 😘😘