My Hot ART

Saat ini Four J sudah berada di ruang makan, untuk sarapan bersama.

Aiden menatap Kirana dengan kesal, karena ia masih tidak terima karena gadis itu menolaknya.

Kirana yang sedang menata piring di atas meja makan untuk para anak asuhnya pun menoleh ke arah Aiden karena ia merasa di perhatikan oleh pria tersebut.

"Apa anda membutuhkan sesuatu, Tuan?" tanya Kirana.

Seluruh pria yang ada di meja makan tersebut, sontak menoleh ke arah Aiden, terutama Nathan yang menatap Aiden dengan tatapan tidak suka.

"Tidak!" jawab Aiden tegas.

Kirana menganggukkan kepalanya. "Kalau begitu saya permisi, ingin membuatkan susu untuk kalian," pamit gadis itu, lalu berjalan menuju dapur yang letaknya tidak jauh dari meja makan.

Aiden menatap satu persatu saudaranya yang masih menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. "Kenapa kalian menatapku seperti itu?" tanyanya dengan nada ketus.

"Kau di tolak oleh Kirana?" tanya Ansel, dengan nada yang sedikit keras terkesan mengolok saudara kembarnya.

Aiden mendengus kesal, lalu mengambil roti bakar yang sudah di siapkan oleh Kirana di hadapannya.

"Ah, kau diam berarti jawabannya adalah iya, ha ha ha ha." Ansel tertawa terbahak-bahak melihat saudaranya patah hati.

"Hei! Bukankah kamu juga di tolak oleh Kirana?" sela Sean kepada Ansel.

Ansel yang sedang tertawa terbahak, sontak langsung diam dan melotot kearah Sean. "Kamu jangan membuka kartuku di sini!" omel Ansel, sambil menggertakkan giginya dengan kesal lantaran mulut Sean tidak punya rem.

"Cih! Kita sama!" ucap Aiden ketus, dan tersenyum miring menatap Ansel.

"Senyumanmu sangat mengerikan!" Ansel bergidik ngeri ketika melihat senyuman itu.

"Sekarang tinggal aku dan Nathan untuk—" Belum selesai bicara, Nathan memotong pembicaraan Sean.

"Hei! Kamu 'kan sudah di diskualifikasi sejak awal! Jadi tinggal aku saja yang maju ke garda depan," ucap Nathan, sembari menepuk dadanya berulang kali dengan bangga.

"Mana ada seperti itu?" protes Sean.

"Apa kamu lupa hukumanmu?" jawab Nathan, sekaligus bertanya kepada Sean.

"Hukuman apa?" elaknya.

"Apa aku perlu mengirimkan rekaman CCTV di saat kamu selalu pulang tengah malam kepada Daddy?" ancam Nathan, sambil tersenyum penuh kemenangan.

"Rekaman CCTV apa yang kalian maksud?" seru seseorang yang baru memasuki ruang makan.

Seluruh orang yang berada di ruang makan tersebut menoleh ke arah sumber suara tersebut.

"Mommy! Daddy!" seru ke empat pria tersebut, saat melihat Ayah dan ibu mereka berjalan menuju meja makan.

"Heum? Kenapa kalian terkejut? Apa kalian tidak suka jika Mommy dan Daddy berada di rumah?" tanya Xander, melirik putra keduanya dengan tajam, yang tidak lain adalah Sean.

"Suka! Sangat suka!" seru Ansel, berdiri dari duduknya lalu menghambur memeluk Jeje dengan erat. Ketiga saudaranya menggelengkan kepalanya berulang kali saat melihat tingkah Ansel yang seperti anak kecil.

"Hai, My baby." Jeje membalas pelukan putra bungsunya.

"Mommy, aku sangat merindukanmu," ucap Ansel membenamkan wajahnya di dada Jeje. Melihat hal itu, tentu saja Xander tidak suka.

"Hei! Menjauhlah dari istriku!" Xander menarik kerah Ansel agar putranya itu menjauh dari istrinya.

"Daddy pelit!! Harusnya Daddy mengalah kepada kami! Ingat Daddy itu sudah tua!" sungut Ansel, sambil menghentakkan kakinya dengan kesal.

"Dasar bedebah licik! Ini adalah istriku! Tidak ada yang boleh menyentuhnya selain aku!" balas Xander, lalu merengkuh pinggang ramping istrinya.

"Mommy lihatlah, Daddy yang sangat menyebalkan!" adu Ansel kepada ibunya, sambil menghentakkan kakinya dan bibirnya mengerucut sebal.

"Sudahlah! Kalian ini selalu bertengkar terus! Terutama kamu, Dad!" kesal Jeje, merasa jengah dengan sikap suaminya yang sangat posesif.

"Hih, kenapa aku?" Xander selalu tidak mau di salahkan.

Dengan perasaan kesal, Jeje melepaskan tangan Xander yang melingkar di pinggangnya, lalu ia duduk di meja makan, di ikuti Xander dan Ansel.

"Kalian terlihat sangat terawat, Kirana pasti sudah berkerja keras merawat kalian, ya?" tanya Jeje, menatap satu persatu ke empat putranya yang terlihat semakin tampan.

"Ya, gadis itu sudah bekerja keras merawat kami dengan baik," jawab Nathan, melirik Kirana yang berjalan ke meja makan sembari membawa nampan yang diatasnya ada empat gelas susu coklat.

Jeje mengikuti arah tatapan Nathan, dia terkejut saat melihat Kirana yang berubah menjadi bidadari.

"Kirana kamu cantik sekali," puji Jeje, kepada Kirana yang sedang meletakkan nampan tersebut di atas meja.

"Terima kasih, Nyonya," jawab Kirana tersipu malu, lalu menundukkan kepalanya bertanda memberi hormat.

"Iya, pasti ini kerjaannya Oma Airin, kan?" tebak Jeje, dan Kirana menganggukkan kepalanya.

"Kamu cantik banget loh, benar 'kan Dad?"Jeje meminta persetujuan kepada suaminya.

"Menurutku yang paling cantik adalah kamu!" jawab Xander tanpa mengalihkan perhatiannya dari wajah istrinya.

"HUEK!" ucap Four J bersamaan, saat mendengar gombalan receh Daddy mereka.

"Sudah! Kalian ini ribut terus," seru Jeje, sambil mencegah suaminya yang akan membalas perkataan Four J.

"Mommy kapan sampai dirumah?" tanya Aiden, menatap kedua orang tuanya bergantian.

"Tadi malam saat kalian sudah tidur, dan tadi malam kamu kemana Nath?" Jeje mengalihkan padangannya ke arah Nathan.

"Aku tentu saja berada di kamar," jawab Nathan sambil tersenyum, menyembunyikan rasa gugupnya.

Sedangkan Kirana yang masih setia berdiri di sana, meremat ujung dressnya dengan kuat.

Jangan sampai nyonya tahu, jika tadi malam Nathan tidur di kamarku. batin Kirana, sangat takut.

"Di kamar? Tapi tadi malam Mommy masuk ke kamarmu dan kamu tidak ada di sana," jawab Jeje lagi, memicingkan matanya menatap putranya penuh selidik. Dan semua orang yang duduk di ruang makan itu pun ikut menatapnya, membuat Nathan semakin gugup namun dengan cepat ia mendapat alasan yang tepat.

"Ah, tadi malam aku nge Gym, karena aku tidak bisa tidur makanya aku berolah raga."

"OH, begitu." Jeje menganggukkan kepalanya berulang kali, karena alasan putranya masuk akal.

Nathan dan Kirana bernafas lega, saat Jeje percaya dengan alasan Nathan. Kemudian mereka semua mulai memakan sarapannya dengan tenang, sedangkan Kirana berjalan menuju halaman belakang untuk sarapan bersama pelayan lainnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hai semuanya!!

Emak hadir menyapa kalian semua dan juga ingin memberikan Info GIVE AWAY di My Hot ART ini.

Bagaimana cara untuk mendapatkan GA dari emak? Gampang banget ya!

Caranya berikan point sebanyak-banyaknya untuk Karya Emak My Hot Art ini, contohnya seperti di bawah ini:

Tiga pemenang akan akan mendapatkan tas cantik dari Emak, gratis tanpa di pungut biaya apapun.

Juara 1:

Juara 2:

Juara 3:

Dan untuk 1 komentar terbaik akan mendapatkan pulsa sebesar 20 ribu.

Give Away berakhir sampai novel tamat ya, nggak lama kok paling sebulan🤭

Jangan lupa dukung terus karya Emak gesrek ya😘😘

Love love sekebun singkong buat kalian semua❤❤