Mala dan ketiga sahabatnya terkejut ketika tahu orang tua mereka telah menjodohkan mereka dengan anggota OSIS yang terkenal tegas dan selalu menghukum mereka. Akankah mereka bisa menerima jodoh tak terduga ini dan akan kah mereka menemukan cinta di balik keputusan orang tua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Nya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JDTO
Lina di larikan ke rumah sakit terdekat, semua yang ada di luar ruangan mengkhawatirkan keadaan wanita baya itu. Cukup lama mereka menunggu namun masih belum ada kabar dari sang dokter.
"Lin, kamu harus bertahan.." gungam Anggun yang mondar mandir di depan pintu ruangan
"Mama!" Mala berlari menghampiri orang-orang yang berada di luar ruang rawat mamanya. "Hiks.. dimana mama, tante?"
"Masih di tangani dokter, Mala berdoa biar mamamu sembuh." tutur Anggun, bundanya Rakha.
Bugh!
Bugh!
Mala memukuli dirinya sendiri, menjambak rambutnya. Tangisnya pecah kala itu juga, "ini semua gara-gara gue. Gue memang anak yang durhaka hiks.." racau Mala
Ketiga sahabat Mala langsung memeluknya, memberikan semangat pada Mala.
"Hiks.. Mama kayak gini gara-gara gue, gue anak yang gak berguna." Mala terus menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi pada mamanya saat ini.
...****...
Ceklek
Setelah hampir dua jam, akhirnya pintu ruang rawat mamanya Mala di buka. Wanita berjas putih muncul dari balik pintu membuat semua langsung menghampirinya, untuk menanyakan keadaan Lina.
"Gimana keadaan mama saya, dok? dia baik-baik saja 'kan, dok? mama saya enggak ninggalin Mala 'kan dokter?" ucap Mala. "Jawab dong, dok! Jangan diem aja."
"Sabar mala, beri waktu buat dokter jelasinnya. Mama kamu pasti baik-baik saja." Anggun berusaha menenangkan calon menantunya
"Alhamdulillah pasien selamat, dan kini udah siuman." ucap sang dokter setelah cukup lama terdiam. "Kalo ingin menjenguk pasien, silakan. Tapi jangan terlalu banyak bicara karena kondisinya masih lemah."
"Terima kasih, dok."
Mala langsung masuk ke dalam ruangan itu, sementara yang lainnya menunggu di luar.
"Mama.." Mala melangkah menuju mama yang masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit
Mata Lina yang tadinya terpejam kini terbuka, ia menatap putrinya yang kini berdiri di sisi ranjangnya dengan mata sembab.
"Mala minta maaf, ma. Mama boleh hukum Mala.."
Hening, tak ada respon dari wanita baya itu. Mala duduk di kursi samping ranjang, menggegam tangan mama-nya.
"Mama mau 'kan maafin, Mala?"
Lina memalingkan wajahnya, "keluar."
Deg.
"Ma.."
"Keluar, Mala. Tinggalin mama sendiri.."
"Hiks.. Enggak ma, Mala mau temanin mama. Mala minta maaf sama mama hiks.. Mala tau mala salah, Mala anak yang durhaka."
Plak!
Mala kembali menyakiti dirinya sendiri, ia menampar wajahnya dengan sangat keras hingga kedua pipinya memerah.
"Mala anak yang durhaka, Mala anak yang gak baik." racaunya dengan terus memukul dirinya sendiri
"Mala stop, jangan sakiti diri kamu sendiri." Lina menghentikan aksi konyol putrinya itu.
"Hiks.. Mala minta maaf, ma."
Lina mengangguk lemah, "mama maafin,"
Grep.
Langsung saja Mala memeluk mamanya, tangisnya semakin pecah di pelukan mamanya.
"Hiks.. Mala janji gak akan nge-bantah ucapan mama lagi hiks.."
"Beneran?"
Mala mengangguk..
"Berarti mau ya terima perjodohannya dan putusin pacarmu?"
Mala terdiam, ia bingung harus menjawab apa.
"Kenapa diam? Mama gak akan maksa kamu kalo gak mau nerima perjodohan ini, mama gapapa. Mama gak berhak atur hidup kamu 'kan?"
"Mala terima perjodohannya, dan Mala akan putusin Kevin secepatnya." ucap Mala cepat
Deg.
'Kevin? Apa Kevin yang dia maksud itu Kevin musuh kami?' batin Rakha yang saat ini sudah masuk ke dalam ruangan calon mama mertuanya
Tak hanya Rakha, tapi yang lainnya juga ikut menyusul ke dalam. semua tersenyum saat melihat Lina dan Mala telah berbaikan.
"Nah gini dong, akur-akur." ucap Anggun dengan senyuman terukir di bilah bibirnya
"Ma, Devi mau ngomong sesuatu sama mama. Tapi mama janji ya gak akan marah?" ucap Devi membuat semua yang ada di ruangan menatapnya
"Iya, kamu mau ngomong apa?" ucap Adel, mamanya Devi
"Sebenarnya Devi juga punya pacar, ma." setelah mengatakan hal berbahaya itu mata Devi langsung terpejam
Plak!
Satu tamparan mendarat di wajah mulus Devi membuat matanya yang tadinya terpejam seketika terbuka.
"M-mama kok tampar Devi? Tadi 'kan udah janji gak akan marah sama Devi." Devi mengelus wajahnya yang terasa panas, ia sangat yakin pasti pipinya saat ini memerah.
"Kamu putusin pacarmu atau mama tidak akan anggap kamu sebagai anak lagi? Kamu angkat kaki dari rumah dan tinggal saja pacarmu itu."
Kepala Devi menggeleng cepat, "hiks.. Devi bakal putusin pacar Devi."
"Hau, gimana nih? Firasat gue gak enak, gue takut kalo bentar lagi giliran gue." bisik Vio pada Haura
"Vio,"
Deg.
Vio menoleh ke arah mamanya dengan gerakan Slow motion. "I-iya ma, Kenapa?"
"Mau jujur atau mama cari tau sendiri?" ucap Ana, mamanya Vio
"J-jujur? Jujur apa sih ma.." Vio berusaha keras agar tidak terlihat gugup namun usahanya sia-sia, suaranya terdengar seperti seseorang ketakutan.
Plak!
Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Vio, membuat wajahnya tertoleh ke samping bersamaan dengan itu Vio melihat wajah jodohnya seolah mengejeknya.
"Masih mau bohong?" sungut Ana
"I-iya ma, Vio punya pacar juga."
Plak!
Seolah tak puas dengan tamparan awal, kini sebuah tamparan kembali Ana layangkan pada wajah putrinya.
"Aduhh kasihan banget calon istri lo, by. Pasti sakit banget itu. Lo gak mau tolongin dia?" bisik Afan pada Eby
"Apasih lo, fan, ini tuh lagi tegang masih aja ngeledek.." balas Eby dengan delikan
Suasa semakin menegang, "sekarang tinggal kamu, Haura." ujar Kiki, mamanya Haura
"H-haura gak punya pacar, ma."
"BOHONG!" semua di buat terkejut kala mendengar suara teriakan mamanya Haura, bahkan Afan meloncat kegendongan Eby.
"Haura gak bohong tan, Haura memang gak punya pacar." Mala angkat suara, ia takut jika sahabatnya yang satu itu akan mendapatkan tamparan seperti mereka padahal yang di katakan Haura itu benar, Haura tak memiliki pacar.
"Mala kamu jangan ikut campur, ini urusan tante Kiki sama Haura." Lina menarik lengan Mala yang hendak menghampiri Haura
"Serius ma, Haura gak bohong. Haura gak punya pacar.."
"Terus ini apa?" Kiki menyodorkan handphone-nya pada Haura, seketika bola mata Haura membelalak kala melihat fotonya bersama teman laki-lakinya.
"M-mama dapat dari mana foto it—"
Plak!
Plak!
Belum sempat Haura menyelesaikan ucapannya namun dua tamparan sekaligus langsung di layangkan pada wajahnya
"Mama gak pernah ajarin kamu berbohong Haura! Kamu foto mesra kayak gini dan kamu masih bilang enggak pacaran? Berarti kamu ini bodoh! Mau-maunya di manfaatin oleh laki-laki." Kiki benar-benar marah pada putrinya itu, bahkan intonasi suaranya semakin meninggi.
"Sudah ki, kasian Haura." ucap Ana, menengai.
Afan, Rakha, Zayyan dan Eby memutuskan keluar dari ruangan, rasa tak tega melihat para gadis-gadis itu di marahi oleh orang tua mereka.
"Menurut kalian Kevin yang di maksud M-manu tadi siapa ya?" ucap Afan
"Namanya Mala bukan manu," koreksi Rakha
"Nah iya, Mala. Wih udah hafal nih nama calon istri.." goda Afan sembari menyenggol lengan Rakha
Rakha memutar bola matanya malas. "jadi ngomong gak? Kalo enggak gue mau cabut." ucap Rakha yang di beri anggukan oleh Zayyan dan Eby
"Yee, sabar dong. Jadi gini gue ngerasa pacar M—mala itu Kevin musuh kita, anak ips.1 itu." ucap Afan
...****...
Makan malam yang telah di rencanakan dari jauh-jauh hari oleh para orang tua gagal total. Mala, Devi dan Haura masih menundukan kepalanya dan mengelus pipi yang terkena tamparan.
Adel menyuruh putrinya, Devi, untuk memanggil para laki-laki yang masih berada di luar. Devi sempat menolak tapi Adel mengancam akan menamparnya lagi kalo ia tak mau.
"WOY!" Devi menghampiri keempat laki-laki yang tenga mengobrol, entah apa yang mereka obrolkan.
"Eh, mulut toa. Bisa gak volume suara lo di kecilin?" ucap Afan
"Gak bisa! Kenapa lo mau marah hah." Devi bersedekap dada di depan Afan
"E-enggak kok,"
Devi menatap satu persatu pemuda yang ada di depannya sembari berkata, "kalian semua di minta masuk, ada hal yang mau di bicarakan." ucap Devi sebelum berlalu
"Belum juga jadi istri, lo udah takut aja sama dia fan.." ucap Zayyan sebelum berlalu
"Calon suami takut istri," timpal Rakha sebelum menyusul Zayyan masuk
"Apa?" ucap Afan saat melihat Eby menatapnya, ia yakin jika Eby akan mengejeknya juga.
"Lo lagi pms, fan? Perasaan sensi amat.." ucap Eby dengan kekehan. "Lo beneran takut sama calon istri lo itu?"
"Lagian siapa yang gak takut sama ras terkuat di bumi? Gue yakin lo juga bakal takut sama calon istri lo nanti."
"Dih, gak akan pernah."
"Awas ya, kalo sampe gue tau lo takut sama istri lo nanti.. Gue bakal sita motor lo." ucap Afan sebelum berlalu
oh ya nanti jangan lupa baca novel aku judul nya gadis cantik milik ceo
Aaaaa ini cb yg kucari²di FB itu akhirnya ketemu di aplikasi NOVEL TOON,
LANJUTTT SEMANGAT💪🏻💪🏻💪🏻