Warning cerita ini sedang dalam tahap perbaikan, jadi mohon maaf jika masih terdapat kesalahan disana-sini. 🙏
Agnia tidak pernah menyangka jika kehidupan yang selama ini ia anggap baik-baik saja ternyata penuh kebohongan. Padahal Agnia selalu merasa menjadi wanita yang paling beruntung. Betapa tidak, Agnia memiliki suami yang begitu tampan, mapan, bahkan sangat romantis. Namun beberapa tahun kemudian ada perubahan pada suaminya. Cahya bertemu dengan seseorang yang dulu pernah ia cintai dimasa lalu. Meski sudah terpisah begitu lamanya, akan tetapi takdir mempertemukan mereka kembali. Hingga pernikahan kedua itu terjadi.
Bagaimana pernikahan Agnia dengan Cahya?
Bagaimana pula pernikahan Cahya dengan Zoya?
Yuk ikuti kisah mereka selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R-Niie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya tidak mewakili NovetToon itu sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erni Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Kehilangan
Happy Reading... 😊
Beberapa hari pun berlalu, tapi Cahya masih merasakan kesedihan karena ditinggalkan Zoya. Entah sampai kapan Cahya akan merasa sedih, yang jelas saat ini Cahya merasa sangat kehilangan. Hari-harinya begitu sepi dan tidak ada warna sama sekali. Tidak ada seorang istri, apalagi canda tawa seorang anak yang menemaninya. Yang ada hanyalah kesepian dan kesunyian.
"Aku tidak bisa seperti ini terus," gumamnya dalam hati dan menyeka air matanya.
Cahya yang hidup seorang diri, harus menyiapkan segalanya sendiri. Mulai dari mencuci, mengurus rumah, bahkan memasak pun ia lakukan sendiri. Terkadang Cahya berfikir jika saja dulu ia tidak mengkhianati Agnia, mungkin semua tidak akan seperti ini. Mungkin sekarang dia akan hidup bahagia bersama anak dan istrinya. Namun nasi sudah menjadi bubur, tidak ada gunanya lagi menyesali semua yang telah terjadi.
Kini Cahya harus bisa menerima hidupnya seorang diri, tanpa kehadiran istri dan juga seorang anak. Dalam lamunannya Cahya teringat pada anaknya Rehan.
"Rehan anakku, kamu apa kabar nak? Ayah sangat merindukanmu," gumam batin Cahya.
Sudah hampir beberapa bulan Cahya tidak pernah bertemu dengan Rehan. Jangankan bertemu, membiayai saja tidak pernah. Cahya sempat berfikir jika ia ingin mencoba kembali kepada Agnia dan anaknya, pasti hidupnya akan bahagia. Siang ini Cahya berencana untuk menemui anaknya. Sudah sangat lama sekali Cahya tidak menemui Rehan.
Tak terasa hampir seharian penuh Cahya bekerja. Kini saatnya Cahya pulang dan ia langsung bergegas menuju rumah Agnia. Dengan kecepatan yang sangat tinggi Cahya melajukan kendaraannya. Tidak lupa Cahya membeli mainan dan beberapa macam makanan untuk Rehan. Sebelumnya Cahya tidak pernah melakukan ini. Namun entah mengapa kini ia ingin melakukan hal itu. Kali ini Cahya ingin memberikan perhatian yang lebih untuk anaknya.
Sesampainya dirumah Cahya langsung memarkirkan mobilnya. Dan segera menuju rumah Agnia.
Ting... tong...
Terdengar suara bel didalam rumah Agnia.
"Siapa yang bertamu malam-malam seperti ini?" gumamnya setelah membereskan meja makan, karena baru saja Agnia dan Rehan selesai makan malam.
Dengan cepat Agnia segera membuka pintu rumahnya.
"Mas Cahya?" tanya Agnia yang menautkan kedua halisnya.
"Hai apa kabar?" sapa Cahya.
"Baik mas," jawab Agnia ragu.
"Bolehkah aku bertemu Rehan?" tanya Cahya.
"Mmmhh, boleh mas. Silahkan masuk," tawar Agnia mempersilahkan.
"Tidak perlu Agnia, aku tunggu disini saja," ujar Cahya yang langsung duduk diteras rumah.
Ada rasa lega yang Agnia rasakan, karena sangat tidak mungkin Agnia mempersilahkan Cahya masuk ke dalam rumah. Apalagi sudah malam begini, apa kata orang. Dengan segera Agnia memanggilkan Rehan didalam rumah.
"Sayang, didepan ada ayahmu nak," ujar Agnia.
"Benarkah bu?" tanya Rehan yang langsung berlari menemui ayahnya diteras rumah.
"Ayah," teriak Rehan dari arah pintu.
"Anak ayah," ujar Cahya yang langsung memeluk dan langsung menggendong anaknya. Cahya benar-benar merindukan anaknya karena sudah lama tidak bertemu.
"Ini untuk kamu sayang," jelas Cahya sambil menyodorkan jinjingannya kepada Rehan.
"Wah mainan, ini semua untuk aku yah?" tanya Rehan antusias.
"Iya dong sayang, untuk siapa lagi," jawab Cahya.
Rehan merasa senang dengan kedatangan ayahnya yang membawa beberapa mainan dan makanan kesukaannya.
"Silahkan diminum mas," tawar Agnia yang tiba-tiba datang membawakan segelas kopi.
"Makasih," ujar Cahya.
"Sama-sama," jawab Agnia singkat.
Sebenarnya ada rasa khawatir yang Agnia rasakan. Agnia merasa bingung jika harus melarang Cahya untuk menemui anaknya, karena walau bagaimanapun Cahya merupakan ayah kandung Rehan. Sehingga Agnia tidak bisa melarang Cahya untuk bertemu dengan anaknya. Agnia berusaha untuk memberikan waktu pada Cahya agar bisa dekat dengan Rehan. Karena sudah terlalu malam Agnia mencoba berbicara pada Rehan.
"Rehan, sudah malam sayang. Besok kamu kan sekolah pagi," ujar Agnia yang baru keluar rumah.
"Iya bu! Yah, Rehan tidur dulu ya," pamit Rehan yang sebelumnya memeluk dan mencium punggung tangan ayahnya.
"Iya sayang, good night," ujar Cahya yang balas memeluk dan mencium putranya.
Setelah Rehan masuk ke dalam rumah, Agnia merasa canggung karena Cahya belum kunjung pergi.
"Terima kasih Agnia," ujar Cahya membuka pembicaraan.
"Terima kasih untuk apa?" tanya Agnia yang menautkan kedua halisnya.
"Terima kasih karena kamu sudah mengizinkanku bertemu dengan Rehan," ujarnya.
"Iya sama-sama," ucap Agnia.
"Kalau begitu aku pamit dulu," pamit Cahya.
"Iya," jawab Agnia singkat.
Karena sudah larut malam, akhirnya Cahya bergegas pulang. Sebenarnya Cahya masih ingin berada ditempat Agnia dan berbicara panjang lebar dengan Agnia, namun sepertinya Agnia tidak suka dengan keberadaannya.
Cahya merasa jika Agnia begitu dingin terhadapnya. Namun Cahya mencoba untuk mengerti karena Cahya bukan siapa-siapa Agnia lagi. Wajar saja jika Agnia akan bersikap demikian.
Begitupun dengan Agnia yang memang merasa risih karena kedatangan Cahya yang tiba-tiba. Sebenarnya Agnia tidak ingin pernah membalas perbuatan Cahya kepada Agnia, hanya saja Agnia bersikap biasa dan acuh terhadap Cahya agar dia tidak salah paham terhadap sikap Agnia. Agnia tidak mau jika Cahya mengira Agnia masih menyimpan rasa pada Cahya.
"Maafkan aku mas, bukan niatku bersikap dingin sama kamu. Tapi ini untuk kebaikan kita," gumam batin Agnia.
"Walau bagaimanapun kamu tetap ayah dari anak kita mas," lirih Agnia yang mulai terbawa perasaan dan mulai berkaca-kaca.
Ada rasa sedih yang ia rasakan saat mengingat kejadian dulu. Perbuatan yang pernah Cahya lakukan membuat Agnia trauma dan masih merasakan sakit hati yang luar biasa hingga saat ini. Bukan tidak mau melupakan, hanya mungkin perlu waktu untuk dapat melupakan segalanya. Setelah terdiam beberapa saat diteras, akhirnya Agnia masuk kedalam rumah.
Agnia bergegas masuk kedalam kamar Rehan. Ketika Agnia masuk ke dalam kamar ternyata Rehan sudah tidur dengan pulasnya sambil memeluk mainan dari ayahnya.
"Maafkan ibu nak," gumam batin Agnia sambil mengelus kening Rehan.
"Ibu tahu kamu pasti senang bertemu dengan ayahmu dan mendapatkan hadiah-hadiah ini dari ayahmu," lirihnya lagi.
Melihat Rehan yang sedang tertidur membuat Agnia merasa kasihan. Disaat anak-anak seusianya mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya, tetapi Rehan tidak mendapatkan itu. Memang sudah sejak kecil Rehan terbiasa tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya.
Namun tetap saja, Agnia merasa ikut bersalah dalam hal ini. Agnia merasa gagal karena tidak dapat mempertahankan rumah tangganya dulu. Meski Agnia berusaha sekuat tenaga untuk tetap bertahan, namun hati Agnia tidak bisa. Hatinya terlalu rapuh untuk menerima kenyataan hidup yang menjadikannya istri kedua. Agnia benar-benar tidak sanggup jika harus berbagi suami dengan orang lain. Agnia tidak bisa.
sedangkan Agnia menderita ada Bayu orang tua nya tidak merestui hanya karena janda mna karma buat Zoya dan Cahya
dalam bab ini kan perjalanan ke RS dengan ambulans, secara logika biasanya klo menghubungi ambulans pasti RS terdekat dong, tapi ini kok sampai satu jam baru tiba.
mohon maaf meskipun di dunia halu, tapi diusahakan ceritanya juga harus masuk logika.
sekali lagi maaf, aku komen untuk masukan buat author bukan bermaksud menghujat.
semoga kedepannya lebih semangat dan bisa membuat karya lain yang jauh lebih bagus lagi 🙏🙏🙏
kok aku bacanya sambil nyanyi ya... inget sama lagunya Coboy Junior
klo gak baca paragraf dibawahnya, gak tau klo itu suara bayi nangis 🤭✌
tertarik baca judulnya dan liat episodenya gak panjang.
semoga ceritanya benar-benar menarik.
aku langsung like dan subscribe ya kak... klo bagus aku vote juga
coba dikroscek ulang othor,,,sy yg salah baca atau othor'a yg salah dlm penyampaian cerita...