Jendral Perang

Pertempuran Dimulai

Di atas bukit, Di sebuah rumah kayu Viky duduk di sebuah kursi, di belakangnya berdiri Aldo dan juga Deky, di samping Deky berdiri Jamal yang mengunakan tongkat untuk menahan tubuhnya atau bisa di bilang pengganti kaki yang hilang.

Serta di sekitar rumah kayu tersebut, terdapat beberapa petarung dari Pasukan Magnium dengan jumlah tidak kurang dari 100 orang dan 2 Master yang di bawa oleh Deky, 2 Master tersebut juga adalah bagian dari Pasukan Magnium yang dulu di kirim oleh Viky untuk membantu dan mempermudah Deky dalam mendirikan perusahaan di Kota Taraka.

Terlihat dari kejauhan seorang memakai jas berwarna putih berhasil naik ke atas bukit, pakaian yang di pakai orang tersebut sangat lah kontras dengan suasana malam yang gelap, serta di belakangnya di ikuti oleh 8 orang dengan berpakaian sangat rapih, mereka berjalan ke arah Viky berada.

9 orang tersebut berjalan ke arah Viky, dengan energi yang kental serta aura membunuh yang pekat, mereka berjalan dengan penuh percaya diri akan sebuah kemenangan yang sudah pasti di depan mata mereka.

Tapi berbeda dengan Dacheng, dia tidak pernah menggeluti ilmu bela diri, dia berada di dekat 8 orang tersebut merasakan tekanan dari energi yang di keluarkan, Jika orang bisa yang merasakan tekanan tersebut mungkin sudah pingsan dari tadi tapi untuk Dacheng tubuhnya hanya sedikit bergetar karena fisik dan mental Dacheng lebih kuat dari kebanyakan orang.

Hanya dalam waktu dua-tiga menit, kerumunan orang- orang dari keluarga Handoko sudah sampai di atas bukit, serta memenuhi tempat tersebut. Ada lebih dari 2000 orang yang berdiri di belakang Luky. Luky melihat kearah Viky, Viky di saat ini juga bangkit berdiri dan melihat ke arah Luky.

" Ayah.... Tolong aku.. Ayah tolong aku... Ayah tolong aku..." Yanto yang dimana tadi dia jatuh pingsan, akibat sudah tidak tahan, menahan rasa sakit saat kakinya di patahkan oleh Jamal akhirnya sudah sadarkan diri, dan saat ini tiba- tiba merangkak keluar, berteriak dengan keras kepada Luky yang ada di depan nya.

" Diam kau " Salah satu Master yang bertugas menjaga Yanto langsung melayangkan tendangan dengan kaki nya ke punggung Yanto, tendangan ini menggunakan tenaga dalam yang begitu keras, Yanto pun tak tertahankan dan menyemburkan darah segar keluar dari mulut nya.

Luky yang berdiri dan memiliki pasukan yang begitu banyak yang berdiri di belakangnya, melihat kejadian ini dan menyipitkan matanya, di dalam matanya tiba-tiba menyorotkan sebuah cahaya arti membunuh yang begitu tajam dan dingin, ia tidak melihat Yanto melainkan menatap Viky dengan tajam, dengan menekan perasaan ingin membunuh yang begitu kuat di dalam hatinya, ia perlahan berkata: "Viky, ternyata sandaran mu itu adalah Deky yang berada di samping mu itu? "

 Luky sama sekali tidak mengaggap Viky, meskipun kekuatan Viky dan Aldo begitu kuat, terlihat dari aura yang mereka pancarkan, tetapi master tingkat bintang lima saja disini ia sudah memiliki dua, selain bantuan dari dua master yang berbintang lima ini, masih ada juga sekelompok orang kuat yang berbintang empat hingga beribu-ribu bawahan, disaat ini di mata Luky, Viky sudah menjadi, orang mati....

Sedangkan saat ini yang menjadi ke khawatirannya adalah Deky, 2 orang yang mengikuti Deky di belakangnya itu juga memiliki energi yang begitu kuat, dua orang tersebut adalah seorang master bintang 4, terlihat dari auranya mungkin mereka berdua sudah mendekati master bintang 5 serta beberapa orang master bintang 4 yang mana master bintang 4 tersebut bertugas menjaga Yanto.

"He…he…he… Deky… Deky… kamu ternyata mempunyai keberanian yang cukup besar, apa kamu sudah lupa bahwa keluargaku adalah keluarga No 1 di Kota Taraka ini… kamu sungguh hebat, ingin melawanku dengan pasukan yang begitu sedikit, bahkan tidak menyentuh setengah dari pasukan yang aku bawa… kamu sungguh tidak memandang aku…" Ucap Luky yang menatap ke arah Deky, nada suara dan tatapannya merendahkan Deky.

"Aku berharap terlalu besar kepada kamu… dengan menahan pewaris keluargaku, aku mengira kamu mempunyai kekuatan yang mampu untuk melawan keluargaku… tapi ternyata sandaran kamu Hanyalah Deky dari Octa Grup…" Lanjut Luky beralih menatap ke arah Viky dengan tatapan yang tajam.

"Dua masalah dapat di selesaikan dalam satu kali langkah… aku berpikir sia-sia sekali aku membawa orang sebanyak ini hanya untuk melawan kamu, tapi aku menawarkan sebuah kesepakatan, bagaimana kalau kamu serahkan Octa Grup dan aku akan melupakan semua masalah ini, ha…ha…ha…" Luky tertawa penuh kemenangan.

Setelah Luky melihat orang-orang yang berada di pihak Viky, Kepercayaan diri Luky sekarang semakin bertambah akan kemenangan yang sudah di depan mata.

Luky menghentikan tawanya karena melihat Viky dan juga Deky hanya berdiam diri tidak menjawab.

"Aku beri waktu kalian untuk berpikir sampai terdengar suara lonceng di menara jam terdengar…sampai saat itu tiba kalian belum memutuskan… jangan salahkan aku jika orang-orang ku menyerang kalian…".

Setelah Luky mengucapkan kalimat tersebut, dia berbalik dan menatap ke arah para Tetua dan 2 master yang di undangnya dari kota Yako, yang berada di belakangnya.

Para tetua dan juga 2 master tersebut menganggukkan kepalanya menandakan mereka semua mengerti arti tatapan Luky.

Aldo dan Deky, mereka berdua hanya berdiam diri dan menatap tajam ke arah Luky, mereka berdua menganggap Luky seperti badut yang dari tadi terus berbicara tanpa tau siapa yang akan mereka hadapi.

Berbeda dengan Viky yang menatap tajam ke arah tempat yang kosong.

"Apakah anak ini sudah menyesali akan perbuatannya dan menjadi gila karena ketakutan, setelah melihat begitu kuatnya keluarga Handoko!… apa aku tidak berlebihan membawa semua orang-orang kuat dan mengarahkan semua kekuatan yang di miliki oleh keluarga Handoko hanya untuk melawan dia, tapi biarlah tujuanku yang sebenarnya adalah memperlihatkan kekuatan keluarga Handoko kepada semua orang yang berada di Kota Taraka… biarkan semua orang tahu seberapa kuat keluarga Handoko, di masa depan mereka akan berpikir dua kali jika akan berurusan dengan keluarga Handoko…" Gumam Luky yang menyadari hal aneh yang di lakukan oleh Viky.

Luky menatap ke arah tetua kelima dan beralih menatap ke arah Viky dan berkata:

"Informasi yang di dapat oleh tetua ke 5 tidaklah salah… kamu memang orang dari Divisi Perang… tapi kamu adalah salah satu dari 1000 orang yang di buang oleh Divisi Perang, sebentar lagi kamu akan melihat orang dari Divisi perang yang sebenarnya…" Ucapan yang keluar dari Luky terdengar bahwa Viky di pandang sangat hina dan rendah Luky

...****************...

Terima kasih sudah membaca :

...✨Jendral Perang✨...

Jika ada Saran dan Kritikan silahkan tulis di

kolom komentar.

❗Dukung terus novel Jendral Perang dengan cara :

...Like👍...

...Komen💬...

...Vote🎟️...

...Hadiah🎁...

...Dan Klik Favorit ❤️ Biar Tidak Ketinggalan Update...

...Terima kasih🙏...

...R"Azk 🥇...