Season 1
Berawal dari sebuah pertemuan yang di penuhi pertengkaran hingga mereka berdua tanpa sadar sama-sama saling takut kehilangan. Namun, kisah mereka tidaklah mudah, Davino Alexander yang memiliki sifat tempramental jatuh cinta pada Aluna Salsabila yang memiliki sikap keras kepala yang tinggi. Banyak sepak terjang yang terjadi di hubungan mereka berdua. Sanggupkah Davino menghadapi tingginya sikap keras kepala dari Aluna dan sanggupkah pula Aluna merubah sifat Davino yang tempramental?
Season 2
Johan Saputra yang tidak lain asisten dari Davino, jatuh cinta dengan sahabat Aluna yaitu Mila yang memiliki otak yang sedikit gesrek. Kesabaran Asisten Jo di uji saat menghadapi sikap Mila yang benar-benar di luar wanita normal pada umumnya tetapi mampu membuat hari-hari Asisten Jo menjadi lebih berwarna.
Jangan lupa ikuti keseruan mereka dan tinggalkan jejak kalian.
Salam sayang dari Author Recehan 😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
"Anda baik-baik saja, Tuan?" tanya Asisten Jo saat dia melihat Tuan Davin yang duduk gusar di kursinya.
"Entahlah Jo. Kapan acara pernikahannya, Jo?" Tuan Davin balik bertanya.
"Besok jam delapan pagi, Tuan."
"Kamu sudah siapin kadonya?"
"Sudah Tuan " Asisten Jo mengangguk. Tuan Davin menghembuskan nafasnya pelan.
"Apa jadwal hari ini padat, Jo?" tanya Tuan Davin sambil memijat pelipisnya untuk mengurangi rasa pusing di kepalanya.
"Tidak Tuan, hanya saja hari ini Tuan Davin di suruh ke Butik karena Nyonya Anita sudah menyiapkan jas untuk acara besok jadi anda disuruh mencobanya Tuan,"
"Ya sudah Jo. Kita berangkat sekarang saja," kata Tuan Davin. Dia pun beranjak bangun dari duduknya kemudian berjalan ke luar kantor. Asisten Jo hanya mengikuti di belakangnya.
Ketika mereka telah sampai di Butik ,mereka di sambut ramah oleh pemilik Butik tersebut, Tuan Davin hanya tersenyum tipis dan mengikuti pemilik butik itu mencoba jas yang sudah di persiapkan. Ketika dia sedang mencoba jas itu sekilas dia melihat orang yang dia rindukan lewat pantulan kaca cermin. Dia pun tertegun menatap gadis itu.
"Anda kenapa, Tuan?" tanya Asisten Jo. Tuan Davin pun tersadar. Dia kemudian menengok kebelakang namun gadis itu sudah tidak terlihat lagi, kemudian dia berjalan ke seluruh penjuru Butik itu namun dia tidak menemukan gadis itu. Dia pun mendesah kecewa. Asisten Jo hanya bingung melihat Tuan Davin berjalan menyusuri Butik seperti mencari sesuatu.
"Apa ada yang anda cari, Tuan?" tanya Asisten Jo saat Tuan Davin sudah sampai di tempat semula. Sedangkan pemilik Butik itu hanya diam.
"Tidak ada Jo," jawab Tuan Davin singkat sembari melepas jasnya.
"Kita pulang sekarang Jo," titah Tuan Davin sambil berlalu pergi keluar Butik. Saat berjalan menuju mobilnya dia menengok ke kanan kiri, dia berharap apa yang dia lihat tadi bukanlah halusinasi.
"Kita kembali ke kantor atau ke mansion Tuan?" tanya Asisten Jo saat mobil yang dikendarainya sudah memasuki jalan raya.
"Apa hari ada jadwal rapat Jo?"
"Tidak ada Tuan," jawab Asisten Jo sambil menatap Tuan Davin lewat kaca depan.
"Kita pulang ke mansion saja Jo. Hari ini aku mau istirahat dirumah saja," jawab Tuan Davin sembari memejamkan matanya.
"Baik Tuan." Asisten Jo pun melajukan mobilnya ke mansion. Sesampai di mansion Nyonya Anita yang sedang duduk ruang santai terkejut melihat Tuan Davin yang sudah pulang dengan wajah yang begitu lesu.
"Lho kok kamu sudah pulang Vin?" tanya Nyonya Anita heran.
"Entahlah Mom. Aku hanya merasa tubuhku sangat capek. Aku mau istirahat dulu ya," kata Tuan Davin sambil berjalan menuju kamarnya. Namun saat dia sampai di ruang TV dia melihat dua orang insan yang sedang duduk mesra sambil menonton acara dua budak gundul. Tuan Davin pun segera menghampiri mereka berdua.
"Kak Marvel? Kapan datang?" tanya Davin kemudian dia duduk di samping kakaknya itu.
"Tadi pagi Vin, tumben sekali kamu sudah pulang jam segini?" tanya Marvel balik kepada adiknya itu.
"Capek aku kak," jawab Davin manja.
"Ish! Memang kamu bisa capek?!" sindir Marvel. Davin hanya mencebik kesal.
"Aku manusia kak bukan robot, jadi aku punya rasa capek. Kak.." panggil Davin lirih.
"Apaan?" tanya Marvel sambil menatap adiknya dalam.
"Sejak kapan kakak suka budak gundul gitu?" ejek Davin sambil berusaha menahan tawanya.
"Jangan ngejek gitu Vin. Ini tuh karena ini nih, kakak ipar kamu yang cantik ini sedang ngidam pengen aku temenin nonton budak-budak itu " Marvel berusaha membela diri.
"Haha Dasar bucin!" Marvel hanya menatap Davin dengan tajam.