NovelToon NovelToon
Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / CEO / Ibu Pengganti / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: NiSeeRINA

Lucianna Forger adalah seorang pelacur di sebuah klub malam. Walaupun hidup sebagai pelacur, Luci tetap memiliki impian untuk mempunyai suami dan anak.

Malam itu ia bertemu dengan Daniel Radcliffe, orang yang dia target menjadi pelanggan selanjutnya. Setelah melalui malam yang panas di rumah Daniel. Ia malah bertemu dengan tiga anak kembar.

Luci baru saja berpikir kalau dia bermalam dengan suami orang lain. Namun nyatanya Daniel adalah seorang duda. Ini memberikan kesempatan Luci untuk mendekati Daniel.

Sulit untuk mendekati Daniel, Luci pun memilih untuk mendekati anak-anaknya terlebih dahulu.

Apakah Daniel bisa menerima Luci dengan latar belakang seorang pelacur?

__________________________________________
Yang penasaran sama ceritanya silahkan baca🙌

[Warning!! konten dewasa]
[Karya ini hanya fantasi authornya, tidak membawa hal apapun yang berkaitan agama dalam novel ini🙌]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NiSeeRINA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[PIAIT] Bab 29 : Fakta masa lalu yang kelam

Sudah beberapa Minggu ini, Daniel bekerja begitu keras. Mungkin kali ini lebih parah, Daniel bahkan melewati sarapan dan berangkat lebih awal sebelum fajar datang lalu pulang larut saat bulan telah lama bertengger di langit malam. Hari ini saja, Daniel masih belum pulang dari kantornya. Ia sudah lembur selama tiga hari.

Pukul 23.00, Lucianna masih terjaga dari tidurnya. Ponselnya menayangkan video-video pendek dari sebuah aplikasi tetapi matanya hanya terus menatap jarum jam yang sedang mengejek rasa khawatirnya.

"Kapan Daniel akan pulang?" gumam Lucianna, nada bicaranya penuh akan kekhawatiran. Tidak hanya Lucianna, tetapi si kembar juga merasa seperti itu. Anak-anak yang masih membutuhkan kasih sayang seorang ayah itu merasa tidak bersemangat jika belum melihat wajah ayah mereka.

Perlahan, kelopak mata Lucianna terasa berat. Kelelahan menunggu Daniel yang tak kunjung datang, ia pun terlelap dalam tidurnya. "Daniel... " lirihnya.

......................

"huuhh... " desah Lucianna, merasakan sesuatu yang lembut dan basah sedang menjelajahi lehernya.

Matanya terbuka perlahan, mencoba melihat sesuatu itu. Dengan samar-samar, terlihat sebuah kepala dengan rambut berwarna cokelat gelap sedang menggerayangi tubuhnya.

Lucianna tersentak, segera bangun dan mendorong tubuh besar itu. "Daniel?"

Lucianna melihat Daniel yang terlihat kacau. Pakaiannya berantakan, rambutnya acak-acakan, wajahnya terlihat lesu sedikit pucat. Lucianna menutup hidung dengan jarinya, menyadari aroma alkohol menyeruak dari mulut Daniel.

"Apa kau mabuk?!" tanya Lucianna, sedikit meninggi namun tersirat rasa cemas didalamnya. Ia menatapnya dengan tatapan menyelidik, mencoba mencari jawaban di balik mata sayu yang tampak kehilangan fokus.

Daniel tidak menjawab. Tanpa sepatah kata pun, ia menerjang Lucianna, menindih tubuhnya ke kasur dengan kasar. Tangan kekarnya mencengkeram pergelangan tangan Lucianna, menguncinya di atas kepala. Kemudian, bibirnya mulai menjelajahi tubuh Lucianna, turun ke dadanya, menciptakan sensasi aneh yang bercampur aduk antara geli, nikmat dan jijik.

"Daniel..." lirih Lucianna, suaranya bergetar. Ia berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan tindakan Daniel, bukan karena ia tidak menginginkannya, tetapi karena ia tahu bahwa Daniel tidak berada dalam kondisi yang tepat. Dengan sisa tenaga yang ada, ia membalikkan tubuh Daniel, hingga kini ia berada di atasnya.

Namun, bukan nafsu yang membara yang ia rasakan. Alisnya bertaut, membentuk kerutan kekhawatiran yang mendalam. Ia menatap wajah Daniel yang tampak begitu rapuh, begitu lelah. Tanpa ragu, ia memeluk tubuh Daniel erat-erat, menyalurkan rasa sayang dan kepedulian yang selama ini ia pendam. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya, siap membanjiri pipinya.

"Apa yang terjadi padamu? Mengapa kau pulang dalam keadaan seperti ini?" Lucianna tak kuasa membendung luapan emosi yang menyesakkan dadanya. Pertanyaan itu meluncur begitu saja, penuh akan kekhawatiran dan kebingungan.

Namun, Daniel tetap membisu. Ia justru menarik tengkuk leher Lucianna, mencoba menciumnya dengan kasar. Sebuah ciuman yang tidak terasa seperti ungkapan cinta, melainkan sebuah tuntutan yang terpaksa.

Plak! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Daniel, menghentikan aksinya. Lucianna tidak tahan lagi.

"Apa yang terjadi padamu?!" bentaknya, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Ia menatap Daniel dengan tatapan terluka, mencoba mencari jawaban di balik mata sayu yang tampak kosong.

"Bukankah kau ingin bercinta denganku? Ayo lakukan sekarang, Luci. Ini yang kau inginkan, bukan?" ujar Daniel dengan suara bergetar. Matanya mulai berkaca-kaca, seolah ada beban berat yang menghimpit dadanya.

"Apa kau benar-benar hanya menganggapku sebagai pelacur?" tanya Lucianna, air mata mulai mengalir membasahi pipinya. Hatinya hancur berkeping-keping mendengar ucapan Daniel. Ia merasa direndahkan, walaupun itu memang kenyataannya.

Lagi-lagi, Daniel tidak menjawab. Namun, kali ini, air mata tiba-tiba keluar dari sudut kelopak matanya, tak dapat menahan perasaannya yang selama ini ia pendam.

Lucianna turun dari tubuh Daniel, lalu menariknya untuk bersandar padanya. Ia mendekap tubuhnya erat-erat, seperti seorang ibu yang menenangkan anaknya. Ia mengusap kening Daniel yang basah oleh keringat, mencoba memberikan kehangatan dan ketenangan. Ia mencium rambut Daniel dengan hidungnya, menghirup aroma tubuh yang membuatnya merasa nyaman.

"Aku sudah berusaha..." gumam Daniel dengan suara lirih, terdengar begitu lemah dan putus asa.

"Aku sudah sangat berusaha..." lanjutnya, kini diselingi isakan tangis yang memilukan.

"Kumohon, jangan tinggalkan aku. Aku akan berusaha untuk mengembalikan kondisi ekonomi kita," ucap Daniel, membuat Lucianna mengerutkan keningnya. Ia tidak mengerti apa yang sedang dibicarakannya.

"A-apa maksudmu?" tanya Lucianna dengan nada pelan, mencoba menenangkan isakan tangis Daniel. Ini adalah pertama kalinya ia melihat Daniel menangis, dan pemandangan itu membuatnya merasa begitu sakit.

"Kumohon, jangan tinggalkan aku, kumohon," isak tangis Daniel semakin menjadi-jadi, menusuk relung hati Lucianna. Setiap kata yang terucap seolah membawa beban berat yang selama ini ia tanggung seorang diri.

Mendengar rintihan pilu itu, Lucianna menyadari bahwa ucapan Daniel bukan ditujukan untuknya. Kata-kata itu meluncur begitu saja dari alam bawah sadarnya, sebuah percakapan menyakitkan yang terjadi begitu lama.

"Jika bukan untukku, bertahanlah untuk anak-anak. Aku tak mungkin menjaga mereka tanpamu. Kumohon, jangan pergi," tangisan Daniel semakin menjadi-jadi, hingga membuatnya sesenggukan.

"Anak-anak itu membutuhkanmu, sebagai ibu mereka," lanjutnya, kata-kata itu bagai pisau yang menusuk dalam jantung Lucianna.

Lucianna memeluk Daniel semakin erat, mencoba menyalurkan kekuatan dan ketenangan. Dadanya terasa sesak oleh emosi yang bercampur aduk. Ia menyadari bahwa sosok yang sedang berada dalam dekapannya saat ini adalah Daniel yang masih terperangkap dalam luka masa lalunya.

Entah apa yang telah terjadi di kantor hingga membuat Daniel terlempar kembali ke masa lalu yang kelam. Lucianna akhirnya memahami alasan di balik sikap Daniel yang begitu terobsesi dengan pekerjaan, hingga tanpa sengaja mengabaikan anak-anaknya.

Ia mengetahui fakta pahit tentang alasan mantan istri Daniel menceraikannya, karena tidak tahan dengan kemiskinan dan kesulitan ekonomi yang mereka hadapi. Sebuah kenyataan yang mengubah Daniel menjadi sosok yang gila kerja.

Ting! Sebuah notifikasi pesan masuk membuyarkan keheningan kamar, memecah fokus Lucianna yang sedang bergelut dengan pikirannya. Sebuah pesan masuk, terpampang di layar ponsel Daniel yang sudah tergeletak di ranjang.

Dengan ragu, Lucianna meraih ponsel itu dan melihat pesan apa yang baru saja masuk. Sebagian besar pesan yang masuk adalah urusan pekerjaan. Namun, ada satu kontak pengirim pesan yang pesannya sudah dikirim sejak satu jam yang lalu menarik perhatiannya. Seperti ini isi pesannya : "Tuan Radcliffe, aku sudah memutuskannya. Aku tidak menerima proposal kerja sama antara perusahaan kita. Dikarenakan ada kerja sama dari perusahaan lain yang sepertinya lebih menguntungkan dari ini. Oleh sebab itu, saya meminta maaf,"

Dengan rasa penasaran yang menggebu, Lucianna membuka aplikasi pesan dari ponsel yang tidak terkunci itu. Ia membaca setiap pesan percakapan diantara dua orang itu. Akhirnya ia menyadari apa yang membuat Daniel jadi seperti ini.

Sesaat, Lucianna menatap Daniel yang sudah tenang dan terlelap dalam mimpinya. Wajahnya tampak damai, seolah beban berat yang ia pikul telah terangkat sejenak.

Lucianna meletakkan kembali ponsel Daniel dan meraih ponselnya sendiri. Ia mencari sebuah kontak yang bisa membantu meringankan masalah Daniel. Ia ingin melakukan sesuatu, apapun itu, untuk membantunya keluar dari kesulitan yang sedang ia hadapi.

Setelah menemukan kontak yang ia cari, Lucianna menekan tombol telepon dan menunggu dengan tenang agar suaranya tak terdengar seperti orang yang baru saja bersedih.

Beberapa saat kemudian, panggilan itu tersambung. Lucianna memulai percakapan, "Halo? Apa besok kau punya waktu luang?"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

......Bersambung......

1
Cut syifa
biarlah soal profesi, yg penting hatinya baik
Cut syifa
dasar lucianna benar benar 😄😄, meresahkan sekali kmyyuuuu🤭
mama Al
jangan bilang Luci nekat bawa anak anak ke kebun binatang. 😁
mama Al
berasa ibunya anak-anak 🤭
mama Al
si Daniel antisipasi takut para emak emak smake down lagi
Dewi Ink
Daniel kuat bgt imannya 😂😂
Dewi Ink
wadduuuww di tepi kolam loh itu 😭
Dewi Ink
di rumah kan ada kolam renang
Istri Zhiguang!: anggap aja liburan bersama kak😭
total 1 replies
Cut syifa
untung bukan ramadhan dasar kamu lucianna 🤣🤣🤣
Drezzlle
ayo ajak ke Zoo Lucianaa kasihan mereka
Drezzlle
ya pasti anak-anak pilih kamu lah Lucianaa
Nurika Hikmawati
mantaaaap... kamu masih kuat iman aja Niel. padahal Luci udh mengerahkan semua skillnya tuh /Facepalm/
Nurika Hikmawati
Beda tenaga ya Luc... kalau utk yg gini mah tenaganya gak akan prnh habis
Rosse Roo
aah dasar bocahhh🤣🤦‍♀️
Rosse Roo
yeeeey aku juga ikutt senang.... 😌😄
Rosse Roo
tidak akan ada waktu untuk mengulang kebersamaan dengan anak-anak pak Daniel... nanti kalau mereka udah dewasa. menyesal lah kau, tak pernah menyenangkan mereka.
mama Al
wkwkwkwk kalah telak
mama Al
tetap saja harus berusaha keras, Luci.
mama Al
Daniel ini gengsinya gede ya.
padahal dalam hati 🤭
Cut syifa
gak semua pelacur benar2 niat jadi pelacur🥺😫
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!