Saat berumur lima tahun orang tua Santika membuangnya namun 12 tahun kemudian orang tuanya berusaha mencarinya. Hingga pada akhirnya mereka dipertemukan kembali.
Namun dua tahun kemudian dirinya di paksa untuk menggantikan Adik Tirinya yang dijodohkan dengan seorang pria yang terkenal dengan kekejaman dan dingin namun lebih parahnya pria tersebut ternyata lumpuh.
Awalnya Santika menolaknya namun orang tuanya mengancamnya akan menghentikan biaya rumah sakit Nenek angkatnya membuat Santika terpaksa bersedia menikah dengan pria tersebut.
Santika sama sekali tidak menyangka kalau banyak rahasia keluarga suaminya yang selama ini tidak diketahui oleh orang luar. Rahasia apakah itu?
Apakah Santika bahagia menikah dengan suaminya atau berakhir bercerai mengingat keluarga suaminya sangat membenci suaminya dan juga dirinya? Ikuti yuk novelku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Racun
Ibu Wulan hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu menatap ranjang yang sangat indah namun sayangnya suaminya tidak pernah tidur bersamanya.
"Si*l." Umpat Ibu Wulan dengan nada kesal.
Ibu Wulan kemudian berjalan ke arah ranjang lalu berbaring di ranjang yang sangat empuk sambil menatap ke arah langit-langit kamarnya. Pikirannya menerawang jauh entah kemana.
Sedangkan di tempat yang berbeda di mana Pelayan Surti menemui Pelayan Veni yang merupakan pelayan Diego sekaligus mata-mata milik Ibu Wulan.
"Nyonya Besar Ke Dua memintamu untuk mencari cara agar Tuan Diego dan istrinya meminum obat ini." Ucap Pelayan Surti sambil memberikan botol tersebut.
"Baik. Katakan pada Nyonya Besar Ke Dua, agar jangan kuatir. Karena Aku akan menyuruh orang kepercayaan Tuan Diego untuk menangani masalah ini dengan baik." Ucap Pelayan Veni sambil menerima botol tersebut.
"Baik." Ucap Pelayan Surti.
"Oh ya, Nyonya Besar Ke Dua berpesan juga kalau cara ini tidak berhasil maka Nyonya Besar Ke Dua akan memerintahkan penjaga bayangan untuk membunuh Tuan Muda Diego dan istrinya." Sambung Pelayan Surti.
Pelayan Veni hanya menganggukkan kepalanya kemudian pergi meninggalkan Pelayan Surti yang sedang melihat kepergiannya.
"Tuan Muda Diego dan Nyonya Muda Diego, besok pagi kalian pasti mati karena meminum racun pemberian Nyonya Besar Ke Dua." Ucap Pelayan Surti sambil melihat kepergiaan Pelayan Veni.
Kemudian Pelayan Surti pergi meninggalkan tempat tersebut menuju ke tempat kediaman Ibu Wulan untuk melaporkan kalau pekerjaannya sudah beres.
Sedangkan Pelayan Veni pergi menemui Pelayan Vina yang merupakan orang kepercayaan Diego untuk memberikan botol yang berisi racun mematikan.
Tanpa sepengetahuan Diego kalau Pelayan Veni dan Pelayan Vina adalah mata-mata yang ditempatkan oleh Ibu Wulan.
Namun Pelayan Veni dan Pelayan Vina tidak mengetahui kalau Diego selalu waspada terhadap orang yang ada disekitarnya.
Diego hanya percaya terhadap istrinya dan beberapa orang yang benar-benar dipercaya termasuk Satya sedangkan yang lainnya Diego tidak mempercayai mereka sepenuhnya.
Tanpa sepengetahuan beberapa pelayan termasuk Pelayan Veni dan Pelayan Vina kalau Diego memerintahkan beberapa orang kepercayaannya.
Di mana Diego meminta mereka untuk memata-matai semua pelayan yang bekerja untuk dirinya dan juga untuk istrinya.
xxxxxxxxxxxx
Ibu Wulan yang sangat lelah berbaring di ranjang namun sepasang matanya tidak bisa dipejamkan. Membuat Ibu Wulan duduk di sisi ranjang sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.
Hingga beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan pintu membuat Ibu Wulan langsung menyuruhnya masuk karena dirinya tahu siapa yang datang siapa lagi kalau bukan Pelayan Surti.
"Selamat malam Nyonya Wulan." Ucap Pelayan Surti sambil memberikan hormat.
"Apakah perintahku sudah kamu jalankan?" Tanya Ibu Wulan tanpa basa basi.
"Sudah, Nyonya Besar. Besok pagi kita akan mendengar kabar kalau Tuan Muda Diego dan Nyonya Muda Diego meninggal dunia." Jawab Pelayan Surti.
"Semoga saja mereka mati agar tidak menjadi penghalang putraku." Ucap Ibu Wulan.
"Surti, kamu temani Aku mengobrol sampai Aku mengantuk." Pinta Ibu Wulan.
"Baik, Nyonya." Ucap Pelayan Surti dengan patuh.
"Surti, haruskah Aku memberikan obat perang sang agar suamiku mau menyentuhku?" Tanya Ibu Wulan.
"Nyonya, Saya tahu apa yang Nyonya rasakan saat ini." Ucap Pelayan Veni yang mengetahui kehidupan rumah tangga Ibu Wulan.
"Tuan Besar sekarang lebih waspada di mana Tuan Besar tidak pernah mau makan yang Nyonya Besar buat ataupun pelayan yang bekerja di tempat kediaman Nyonya Besar. Jadi menurutku percuma saja Nyonya Besar memberikan obat perang sang yang di campur ke dalam makanan." Sambung Pelayan Surti.
Ibu Wulan terdiam sambil mengingat masa lalu di mana dirinya bertemu dengan seorang pria yang sangat tampan siapa lagi kalau bukan Ayah Roberto.
Flash Back On
Di mana waktu mereka masih muda, Roberto berkunjung ke perusahaan orang tuanya Wulan untuk melakukan kerja sama. Kebetulan saat itu Wulan menemani Ayahnya yang sedang bekerja.
Pada pandangan pertama Wulan menyukai Roberto dan sering menatapnya sedangkan Roberto sama sekali tidak peduli dengan kehadiran Wulan.
Hingga Wulan memegang tangan Ayahnya untuk memperkenalkan dirinya ke Roberto. Ayahnya yang mengerti langsung memperkenalkan putrinya ke Roberto.
Roberto hanya membalas uluran tangan Wulan sambil tersenyum lalu kembali berbicara serius dengan Ayahnya Wulan. Setelah selesai berbicara dan menandatangai kerja sama barulah Roberto pergi meninggalkan mereka.
Sepeninggal Roberto, Wulan langsung mengatakan ke Ayahnya kalau dirinya jatuh cinta dengan Roberto. Namun Ayahnya menolaknya dengan alasan Roberto sudah menikah dan sudah mempunyai dua orang putra.
Selama ini Wulan selalu mendapatkan apa yang diinginkannya tanpa mempedulikan sebab akibat. Hal ini membuat Wulan mengancam ayahnya akan bunuh diri jika dirinya tidak menikah dengan Roberto.
Ayahnya yang sangat memanjakan putri semata wayangnya terpaksa menyetujui putrinya menikah dengan Roberto walau menjadi istri ke dua.
Ayahnya langsung menghubungi Roberto dan mengatakan kalau putrinya menyukai Roberto namun Roberto langsung menolaknya dengan tegas kemudian mematikan sambungan komunikasi secara sepihak.
Wulan sangat marah ketika Ayahnya mengatakan kalau Roberto menolaknya dengan tegas dan langsung mematikan ponselnya secara sepihak.
Wulan kembali mengancam Ayahnya jika seandainya dirinya tidak menikah dengan Roberto maka dirinya akan bunuh diri.
Ayahnya yang terlalu sayang akhirnya berfikir hingga beberapa saat Ayahnya mempunyai ide jahat. Di mana seminggu lagi ada perjamuan ulang tahun pernikahan rekan kerjanya dan dipastikan Roberto akan datang sendiri karena acaranya diadakan di luar kota.
Ayahnya memberikan ide untuk memberikan obat perang sang dosis tinggi ke Roberto agar bisa melakukan hubungan suami istri dengan putri semata wayangnya.
Wulan tanpa banyak berpikir langsung setuju hingga seminggu kemudian Ayahnya Wulan meminta pelayan hotel.
Di mana Ayahnya Wulan memberikan obat perang sang dosis tinggi ke pelayan hotel untuk di campur ke dalam anggur yang akan di minum Roberto di acara perjamuan ulang tahun pernikahan rekan kerjanya.
Apa yang direncanakan Ayahnya Wulan ternyata berhasil di mana Roberto dan Wulan melakukan hubungan suami istri.
Hingga keesokan paginya Wulan menangis dan hal itu membuat Roberto terbangun dengan wajah sangat-sangat terkejut.
Beberapa saat kemudian pintu kamarnya di buka dengan paksa membuat mereka menatap ke arah pintu di mana Ayahnya Wulan menatap Roberto dengan tatapan nyalang.
Ayahnya Wulan langsung meminta Roberto untuk bertanggung jawab agar menikahi putrinya. Namun Roberto mengatakan dirinya akan bertanggung jawab namun menikah dengan cara agama karena statusnya masih menikah.
Awalnya Ayahnya Wulan tidak setuju namun karena Wulan sangat mencintai Roberto langsung setuju. Hingga akhirnya mereka menikah secara agama kemudian Roberto membawa istri barunya ke vila yang baru di belinya untuk ditinggali Wulan.
Wulan yang awalnya sangat senang ketika mereka berdua berada di villa, namun tiba-tiba dirinya sangat terkejut sekaligus menahan amarahnya.
Hal ini dikarenakan Roberto memberikan surat perjanjian kalau pernikahannya tidak boleh diketahui orang lain termasuk keluarga besarnya.
Selain itu isi surat tersebut Wulan tidak boleh meminta dirinya melakukan hubungan suami istri jika di langgar maka Roberto akan pergi meninggalkan Wulan selama-lamanya.
Surat perjanjian tersebut juga berisi kalau Wulan tidak boleh memberitahukan masalah isi perjanjian. Namun Roberto akan bertanggung jawab memberikan nafkah asalkan Wulan patuh dengan apa yang dikatakan Roberto.
Wulan sebenarnya tidak setuju tapi karena Roberto akan pergi meninggalkan dirinya membuat Wulan terpaksa menandatangani surat perjanjian tersebut.
Dua bulan kemudian Wulan hamil namun Roberto sama sekali tidak datang. Roberto hanya mengirim beberapa pelayan untuk mengurus keperluan Wulan.
Hingga 7 bulan kemudian istri pertama Roberto meninggal dunia membuat Roberto terpaksa membawa Wulan ke rumahnya.
Hal ini dikarenakan ke dua putranya membutuhkan kasih sayang seorang Ibu. Wulan tentu saja sangat senang karena kesabaran selama ini akhirnya berbuah manis.
Dirinya tidak peduli kalau Roberto tidak menyentuh dirinya asalkan Roberto berada di sisinya. Namun satu tahun kemudian dirinya sangat kesal karena Roberto sama sekali tidak mau menyentuhnya bahkan selama mereka menikah hingga sekarang mereka pisah kamar.
Wulan yang sangat kesal akhirnya memberikan obat perang sang dan dicampurkan ke dalam makanan dan minuman yang nantinya akan di makan dan di minum Roberto.
Rencananya berhasil di mana mereka berdua kembali melakukan hubungan suami istri untuk ke dua kalinya. Sejak saat itu sikap Roberto semakin dingin terhadap Wulan.
Roberto selalu menolak ketika istri keduanya memberikan makanan dan minuman termasuk pelayan setia Wulan yang diperintahkan istri keduanya.
Selain itu Roberto selalu menjaga jarak membuat Wulan yang sangat kesepian dan butuh pelampiasan menyewa gigo*o untuk menuntaskan hasratnya sampai saat ini.
Dua bulan kemudian Wulan dinyatakan hamil namun Wulan tidak tahu apakah benihnya milik suaminya atau milik gigo*o. Namun selama tidak ketahuan Wulan sama sekali tidak peduli.
Tanpa sepengetahuan Wulan kalau Roberto sebenarnya sudah mengetahui hal itu namun dirinya sama sekali tidak marah karena Roberto tidak mencintai istri keduanya.
Roberto pernah mengajaknya untuk bercerai namun Wulan tidak bersedia bercerai. Wulan mengancam Roberto akan bunuh diri jika Roberto memaksanya.
Roberto yang sangat kesal dengan istri keduanya membuat Roberto pergi. Namun sebelum pergi Roberto mengatakan ke istri keduanya.
Jika Wulan meminta cerai maka dirinya tidak akan menghalanginya karena Roberto sama sekali tidak memiliki perasaan terhadap Wulan.
Flash Back Off
"Apa yang kamu katakan memang benar. Sudahlah Aku ingin tidur, kamu boleh kembali ke kamarmu." Ucap Ibu Wulan sambil menguap.
"Baik, Nyonya Besar." Ucap Pelayan Surti kemudian pergi meninggalkan Ibu Wulan sendirian di kamarnya.
Sepeninggal Pelayan Surti Ibu Wulan berbaring di ranjang kemudian menatap ke arah langit-langit kamarnya.
Dirinya sangat berharap agar besok pagi dirinya mendapatkan kabar kalau Diego dan Santika meninggal dunia karena terkena racun yang sangat berbahaya.
Tubuhnya yang sangat lelah membuat Ibu Wulan tertidur dengan pulasnya tanpa membutuhkan waktu lama.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Terima kasih sudah membaca novelku. Silahkan tinggalkan jejak berupa bintang 5, vote, bunga atau kopi, dan komentar.
Bagi Author bintang 5, vote, bunga atau kopi, dan komentar sangat berarti agar novel ini bisa masuk bab terbaik biar Author semangat menulis.
Terima kasih atas kebaikan para pembaca dan semoga Tuhan membalas kebaikan kalian. Amin.
mudh membunuh mafia juga diego sdh siao sedia dgn pengawal bayangannya