NovelToon NovelToon
Gadis Manja Milik CEO Arogan

Gadis Manja Milik CEO Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / One Night Stand / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Nikah Kontrak / Konflik etika
Popularitas:17.6k
Nilai: 5
Nama Author: Diandra_Ayu

Lily, seorang mahasiswi berusia dua puluh tahun, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis hanya karena satu malam yang penuh jebakan. Ia dijebak oleh temannya sendiri hingga membuatnya terpaksa menikah dengan David Angkasa Bagaskara- seorang CEO muda, tampan, namun terkenal dingin dan arogan.

Bagi David, pernikahan itu hanyalah bentuk tanggung jawab dan penebusan atas nama keluarga. Bagi Lily, pernikahan itu adalah mimpi buruk yang tak pernah ia minta. Setiap hari, ia harus berhadapan dengan pria yang menatapnya seolah dirinya adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, di balik sikap angkuh dan tatapan tajam David, Lily mulai menemukan sisi lain dari pria itu.
Apakah Lily mampu bertahan dalam rumah tangga tanpa cinta itu?
Ataukah perasaan mereka justru akan tumbuh seiring kebersamaan atau justru kandas karena ego masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra_Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa Kamu Hamil?

Pria tampan dengan setalan jas berwarna hitam itu berdiri di samping mobil mewahnya. David menggunakan kacamata hitamnya terlihat cool meski ia menunjukkan ekspresi dingin dan angkuhnya. CEO itu terlihat kesal menanti seseorang keluar dari gerbang kampus.

"Merepotkan sekali. Kakek pikir aku supir pribadinya?" gerutunya kesal.

Sementara di dalam kampus, Lily baru saja keluar dari ruangannya. Jam menunjukkan pukul 02.00 siang saat ia selesai dengan kelas ketiga.

"Hai, pulang bareng yuuk!" Suara seseorang di ambang pintu kelas mengejutkannya. Nampak Ricardo berdiri menunggunya sambil bersandar pada tembok.

"Ish, kamu ngagetin aja! Sudah lama nunggu?" tanya Lily sambil berjalan santai. Ricardo tersenyum lalu mengekori langkah wanita itu.

"Ya, aku gak ada kelas ke tiga. Jadi habis makan siang tadi, aku memilih untuk menunggu kamu selesai," ujarnya.

"Ya ampun, Ric. Kenapa harus nunggu sih? Kamu pulang aja duluan. Lagian tadi kan kita sudah makan siang bareng."

Mereka berjalan bersisian. Tak ada lagi rasa risih ataupun jengah saat berjalan bersama dengan Ricardo. Tidak seperti dulu saat pria itu mengejar-ngejar dirinya, bawaannya Lily selalu takut dan kesal. Mungkin karena sekarang Lily merasa aman. Ia tidak menaruh curiga sama sekali pada pria yang masih memiliki ambisi besar padanya itu.

"Mobilmu kemana, Ly?" tanya Ricardo mengalihkan pembicaran. Ia juga penasaran karena jika tidak diantar oleh Pak Seno, supir pribadi keluarganya, Lily pasti akan naik taksi online.

"Ehm, mobilku lagi diservis. Kemarin mogok terus. Yah, namanya juga mobil butut," ujar Lily berbohong. Ia sendiri tidak tahu mobilnya kemana saat ini? Setelah kecelakaan waktu itu, ia tinggal begitu saja di jalan.

Saat ia tanyakan pada David, dengan ketusnya suaminya itu mengatakan jika mobil merah milik Lily sudah dia buang di rongsokan. Sungguh jawaban yang membuat Lily kecewa. David tidak tahu jika mobil itu begitu banyak menyimpan kenangan indahnya.

"Ooh, pantesan aku sudah lama gak liat kamu bawa mobil sendiri. Ya sudah, jangan telepon Pak Seno ya. Kita kan satu rumah, kita bisa pulang bareng!" ajak Ricardo.

"Tapi, Ric...."

"Kenapa? Gak mau ya naik motor? Takut panas?" tanya pria tampan yang wajahnya tidak ada mirip-miripnya dengan David itu. Ricardo sebenarnya memiliki wajah yang lebih manis, apalagi sedang tersenyum. Berbeda dengan David yang terlihat garang dan sangat dingin itu. Wajah Ricardo pun begitu imut, sangat kontras dengan sikapnya dulu yang bagaikan seorang preman.

Untung saja sekarang Ricardo sudah berubah. Penampilannya pun lebih sopan dan rapi. Meskipun dia tidak pernah berpenampilan formal seperti kakaknya. Tapi setidaknya Jeans sobek-sobek itu sudah tidak dipakainya lagi. Pria itu begitu rapi dengan celana joger yang dipadukan dengan kemeja abu dan kaos dalaman berwarna hitam.

"Bukan begitu. Aku cuman tidak mau jika kita jadi gosip gak enak di kampus."

"Tapi kan aku ini adik iparmu. Apa salahnya jika aku ingin memastikan jika kakak iparku itu selamat sampai tujuan?"

Lily terdiam sejenak. Menimang-nimang tawaran dari Ricardo. Keduanya berdiri tepat di dekat pagar kampus.

Brrrmmm...

Tiiinn...

Keduanya terlonjak saat tiba-tiba sebuah motor keluar dari dalam parkiran kampus dan hampir saja menyerempet Lily Jika saja Ricardo tidak refleks menarik baju wanita itu.

Tarikan yang kencang membuat Lily terhuyung hingga kini posisi mereka saling berpelukan.

DEGH.

Jantung pria itu berdebar kencang. Antara kaget, senang namun juga marah menjadi satu. Ia melirik ke arah motor yang telah jauh meninggalkan mereka tanpa mempedulikan Lily yang hampir saja terserempet olehnya.

Lily yang kaget setengah mati nampak shock hingga tak mampu untuk menggerakkan tubuhnya.

"Tidak apa-apa, Ly. Kamu baik-baik saja," ucap Ricardo menenangkan perasaan Lily. Ia mengusap punggung wanita itu dengan lembut, senyum mengembang karena tak ada penolakan dari diri wanita yang sudah beberapa kali menolak cintanya itu.

Matanya yang berbinar tiba-tiba menangkap seseorang yang tengah memperhatikan mereka. Seakan Dewi Fortuna sedang memihak padanya saat ini, Ricardo tersenyum miring menatap David yang kini terlihat sangat berang memperhatikan dua orang yang saling berpelukan.

'Ngapain dia kemari? Yess, ini kesempatan dalam kesempitan,' gumamnya.

Ricardo semakin merekatkan pelukan mereka. Tangannya mengusap lembut dan sesekali ia hirup aroma rambut yang selama ini ia idamkan dari sosok pujaan hatinya. Sementara Lily sendiri masih mematung dengan tubuh yang sedikit bergetar akibat shock.

David yang memperhatikan adegan itu nampak muak. Dengan marah, ia masuk kembali ke dalam mobilnya.

''Sialan. Sepertinya Ricardo mengabaikan ancamanku waktu itu. Baiklah, kalau begitu kau akan tahu akibatnya, brengsek!!"

Dengan penuh amarah, David meninggalkan area kampus. Ia kesal sepanjang jalan. Kesal tak beralasan karena seharusnya ia tak sampai semarah ini.

"Sudah tenang?" tanya Ricardo saat Lily mengurai pelukan itu.

Lily mengangguk. Wajahnya masih terlihat sangat pucat. Sudah pasti, karena telat sedikit saja mungkin bukan terserempet lagi, namun Lily bisa terpental akibat tabrakan dari motor yang melaju sangat kencang tadi.

"Ya sudah, yuuk jalan! Aku ambil motor dulu ya!"

Ricardo pamit untuk mengambil motor gedenya yang terparkir tidak jauh dari pagar kampus itu. Namun saat ia baru saja memasukkan kunci motornya, tiba-tiba saja sebuah mobil mewah berhenti di depan Lily.

"I–itu kan...."

"Sial!!! Ngapain dia kembali?!" Pekiknya sambil memukul motornya geram.

"Masuk!" titah seseorang di dalam mobil itu.

Lily yang tak menyangka akan dijemput oleh suaminya hanya melongo. Belum lagi ia masih shock dengan kejadian barusan.

David yang baru saja melajukan mobil untuk meninggalkan area kampus tiba-tiba berpikir untuk memutar arah kembali. Ia ingat dengan ancaman kakeknya, takut jika pria tua itu akan murka kalau sampai Lily pulang seorang diri.

"Apa kau tuli, hah? Cepat masuk!" titahnya yang kali ini langsung dipatuhi oleh Lily. Wanita itu terkejut dengan sentakan David dari dalam.

"I–iya, Mas. Gak usah sampai bentak-bentak begitu dong. Aku gak tuli, kok. Lagi pula aku masih shock. Tadi itu ada motor yang ..."

"Gak usah banyak bicara. Aku sedang tidak mau mendengar keluh kesah manjamu," ucap David yang sebenarnya sudah tahu apa yang terjadi pada istrinya itu. Hanya saja ia masih kesal jika ingat Lily yang berpelukan dengan adik sialan nya itu.

Lily mengerucutkan bibirnya. Ia membuang pandangannya ke arah jendela mobil.

'Dasar gak peka. Gak ada perhatiannya sedikit pun. Padahal aku hampir saja mati tertabrak mobil,' batin Lily bergerutu dalam hati.

sementara David langsung menancap gas meninggalkan kampus tersebut. Rasa kesal yang hinggap membuatnya seperti orang kesurupan saat menyetir.

"Mas, pelan dong. Jangan ngebut-ngebut!" seru Lily dengan wajah sedikit ketakutan.

"Kenapa? Kau takut? Atau pura-pura takut supaya bisa mendapatkan belaian dari seorang pria?" sindirnya yang membuat Lily bingung.

Apa yang David maksud?

"Kamu kenapa sih, Mas? Kenapa datang-datang marah-marah seperti ini? Jika kamu tidak ikhlas, kamu tidak perlu menjemputku. Aku sudah biasa kok pulang sendiri."

"Hahaha... Pulang sendiri atau dianterin oleh pria lain? Ya, tentu saja aku tidak punya waktu bersama wanita gak guna sepertimu. Jika bukan karena kakek, aku mana mau menjemput," cibirnya dengan sarkas. Kata-kata pria itu begitu pedas seperti cabai.

"Kamu itu aneh sekali, Mas. Tanpa sebab marah tak jelas. Dasar aneh!" pekik Lily yang membuat David mengerem mobilnya seketika.

Rem dadakan itu sontak membuat Lily terkejut. Dan karena belum siap, kepalanya pun terbentur pada dashboard di depannya.

"Aaawww... Sakit tahu, Mas!" Lily mengusap keningnya yang kini berdenyut hebat. Seperti ada kunang-kunang yang berputar di atas kepalanya.

"Itu hukuman untukmu. Jangan jadi wanita murahan yang mau dipeluk oleh orang lain selain aku!" tegasnya.

Lily terdiam sejenak lalu terbelalak saat menyadari apa yang telah David bicarakan itu.

"Astaga! Jadi kamu lihat saat aku berpelukan dengan Ricardo? Ya ampun, Mas... Aku tadi hampir keserempet morot. Ricardo menarik bajuku hingga kami berpelukan dan aku tidak jadi jatuh," tutur Lily menjelaskan.

David masih terdiam dengan wajah tidak bersahabatnya. Nafasnya nampak memburu, ia kesal apalagi Lily tidak meminta maaf dan malah meledeknya.

"Apa kamu cemburu, Mas?" Ledek Lily dengan alis yang dinaik turunkan. Dia mencoba untuk menggoda David meskipun dirinya tahu bahwa jawabannya adalah tidak. Mana mungkin pria itu akan merasa cemburu sementara dia sudah mendapatkan apa yang dia mau yaitu kembali berhubungan dengan kekasihnya.

"Cemburu? Hahaha, jangan mimpi! Kau tahu sendiri kan jika wanita yang aku suka dan aku cintai hanyalah Veronica seorang. Jadi jangan sok mengatakan bahwa aku cemburu."

"Aku cuma tidak suka melihatmu yang murahan seperti tadi. Ingat kau adalah istri dari seorang CEO Moonlight company. Akan sangat buruk jika ada yang melihat kalian seperti tadi. Baru saja skandal buruk ini mereda, jangan kau buat malu dariku lagi dengan kelakuanmu yang murahan."

David terus berbicara dengan sarkasnya. Ia tak mempedulikan perasaan Lily yang hatinya kini terasa ditusuk ribuan jarum. Secuek apapun dirinya, namun kali ini ia merasa lebih sensitif. Entah mengapa Lily sangat tersinggung dan kecewa dengan pernyataan sarkas dari suaminya.

Wanita itu pun memilih diam, bahkan ketika David membawanya ke arah jalan yang bukan menuju jalan pulang.

Di tengah perjalanan yang tidak ia ketahui mau ke mana, tiba-tiba saja lily merasa perutnya sakit. Sebelah tangannya memegang bagian perut dan sebelah tangan lagi menutup mulut Karena ia merasa sangat mual.

"Huueeekkk."

David sangat terkejut lalu melirik Lily yang tiba-tiba merasa mual itu.

"Heh, kamu kenapa? Jangan sampai muntah di mobil mewahku!" Pekiknya masih saja memikirkan mobilnya dari pada Lily yang nampak kepayahan.

"Stop, Mas. Stop aku gak kuat!"

Lily berteriak meminta agar David menepikan mobilnya. Kebetulan mereka sudah masuk jalan tol, David segera menghentikan laju mobilnya di tepi jalan.

"Huuekk... Huuekk..." Lily memuntahkan isi perutnya di rerumputan samping pohon besar. Ia nampak kesulitan, tenggorokannya terasa tertarik akibat mual hebat yang dirasakannya secara tiba-tiba ini.

David memperhatikan dari dalam mobil. Karena kasihan, ia pun bergegas turun sambil membawa minyak angin yang selalu tersedia dalam kotak p3k yang ada di dalam mobilnya itu.

"Kamu ini kenapa sih? Mual-mual begitu seperti orang hamil saja," ucap David sambil memijat tengkuk istrinya.

Beberapa saat keduanya saling terdiam sampai akhirnya mereka saling berpandangan setelah menyadari kata-kata David barusan.

"Apa? Hamil?!!" teriak dua sejoli yang seperti tom and Jerry itu secara bersamaan.

***

Bersambung....

1
Thuty Natasya
kapan up lg thor
kalea rizuky
laki. menjijikkan lu cmburu lu aja ma jalang mu kelonan g mikir perasaan lily
kalea rizuky
makan itu jalang sisa
kalea rizuky
maless aja bkin cerai donk thor najis dpet bekass
kalea rizuky
laki menjijikkan
Wasni
Si David kepalanya perlu digetok palu biar sadar🤦‍♂️
Wasni
David. plin plan
Thuty Natasya
akhirnya tercium juga ikan busuk nya🤣
Nurjana Bakir
lanjut
Wasni
Rasanya nano2 bacanya
Thuty Natasya
semoga hubungan sama lily makin baik dan sedikit² nama dia tergeser🤣🤣
Thuty Natasya
semoga saja David sudah mulai sadar kalo pasangan yang selalu dibanggakan itu tak sebaik itu 🤣 jangan sampe keburu lily pergi baru sadar thor🥲
Thuty Natasya
aku suka makan bubur ayam tim diaduk wkwkkwkwkwk
Thuty Natasya
biasanya 3bab thor ko cuma 2 berasa dikit bngtt hehehehhe
Diandra Ayu: Sabar kak say, nanti habis Dzuhur ya di kasih bonus 😁
total 1 replies
Thuty Natasya
oh ternyata Ricardo bukan cucu kandung.. pantesan ya berambisi Amanda makin menjadi🤣 apa jangan² lily sama Ricardo saudara beda ibu thor🤣
Thuty Natasya
bagus pokoknya
Diandra Ayu: Terima kasih banyak kakak🥰🙏
total 1 replies
ahok wijaya
Gak kecewa! 👍
Diandra Ayu: makasih kak🥰
total 1 replies
Shinn Asuka
Gak bisa berhenti scroll halaman, ceritanya seru banget!
Diandra Ayu: Wah, makasih banyak kakak🥰🫰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!