Alexa Alvarez, seorang gadis yang tomboi, ceria, ahli bela diri, jenius tapi sangat ceroboh.
Javier Hernandez, tunangan asli Alexa yang belum pernah ditemuinya, Zaidan Hernandez, pria datar, kejam dan arrogan, Dia CEO ZH, Crops, yang juga Paman Javier, dan pria yang tidak sengaja tidur dengan Alexa.
Sampai suatu saat, Alexa salah mengenali, Zaidan sebagai tunangannya dan Javier sebagai CEO ZH, Crops.
Kisah mereka pun dimulai, antara Alexa, Zaidan dan Javier yang salah target.
Bianca, adik sepupu dari Javier, musuh dalam selimut Alexa.
Bianca orang yang hidup kembali, jadi Dia tahu cerita selanjutnya, yang selalu berusaha untuk membunuh Alexa agar bisa menjadi Nyonya besar Hernadez.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vhiy08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Kembalinya Trauma Alexa
"Kau tidak perlu menjelaskan siapa Dia dan bagaimana karakternya, aku tidak perduli itu, kau hanya perlu ingat, katakan padanya, jika lain kali, Dia jangan memprovokasi ku lagi, jika tidak aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan," Ucap Alexa datar.
Javier terkejut melihat ekspresi wajah datar Alexa, hatinya kembali gelisah dan dirinya kembali teringat akan ucapan Gara, yang mengingatkannya untuk menjauhi dan menjaga jarak dari Bianca.
Mungkinkah dirinya salah? Atau memang dirinya yang terlalu tidak perduli, hingga dirinya tidak merasakan jika Bianca mungkin saja memang mempunyai motif tersembunyi padanya, atau pada keluarga Hernandez, seperti yang dikatakan oleh Gara.
"Seperti yang telah aku katakan diawal tadi, aku tidak ingin ikut campur dalam masalah pribadi mu, aku mengizinkan kau mempunyai wanita lain, asal kau tidak membawanya kehadapan ku, bertemu dengan ku, dan juga memprovokasi aku, karena itu garis bawahku." Alexa kembali mengulangi apa yang dia katakan sebelumnya.
"Emmm... Maafkan aku, apakah kejadian kemarin itu... Menganggu mu? Kedepannya, jika ada yang tidak kau sukai dari sikapku, lebih baik kau katakan langsung padaku. Jika tidak, aku tidak akan tahu dan mengerti, karena sepanjang hidupku ini, aku tidak pernah berurusan dengan hal-hal yang seperti itu." Ucap Javier dengan lembut, seolah tersadar dari kesalahannya, sambil menjelaskan permintaannya pada Alexa.
Alexa hanya mengangkat bahunya saja, dan kembali mengedarkan pandangannya pada sekelilingnya.
"Lexa... Bolehkah aku bertanya hal yang sedikit pribadi?" Tanya Javier ragu-ragu.
"Lalu... Bagaimana hubungan mu dan Uncle Kenzo saat ini?" Lanjut Javier pelan, dadanya kembali berdebar dan rasa tidak nyaman kembali hadir dalam hatinya.
"Kami baik-baik saja, Uncle menyerahkan keputusan akhirnya ditangan ku, jadi apa saja keinginan ku, maka Dia akan menerimanya." Sahut Alexa dengan tenang dan santai.
"Jika ada kesempatan kita berkumpul bersama, apa yang akan kau lakukan?" Tanya Javier lagi dan duduknya mulai gelisah.
"Tidak ada, kita, orang yang sudah dewasa, hal yang semacam ini tidak akan mempengaruhi kita." Sahut Alexa.
"Baiklah... Ayo makan malam dulu," Ucap Javier saat semua pesanannya telah terhidang memenuhi meja bundar itu. Saat ini Javier sudah bisa bernafas lega, setidaknya Dia tahu, apa yang diinginkan oleh Alexa, gadis sederhana dengan sejuta misteri.
###$
"Javier!!!" Terdengar suara menggema yang disertai suara pintu yang dibuka dengan paksa dari luar.
"Mommy? Bianca?" Ucap Javier terkejut sampai sendok dan garpu yang ada ditangannya terlepas.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Laras sambil menatap tajam Alexa.
"Mommy... Mengapa kalian bisa ada disini?" Tanya Javier lagi sambil melirik Alexa dengan wajah yang tampak cemas.
"Jika Mommy tidak melihat langsung, kau pasti tidak akan memberi tahu Mommy jika kau bertemu dengan jalang ini!" Ucap Laras dengan nada bicara yang mulai meninggi.
"Kau ingat Javier! Jika perusahaan kita bangkrut itu, gara-gara jalang ini!" Teriak Laras emosi.
"Iya... Kak, awalnya aku sangat setuju jika Kak Alexa menjadi kakak ipar ku, tapi, setelah aku tahu wajah aslinya, aku merasa kasihan pada Kak Javier." Ucap Bianca.
"Kau tahu! Hanya agar Dia bisa mengikuti gaya hidup klas atas, Dia rela menjual tubuhnya," Ucap Laras bertambah pedas.
"Mommy..." Ucap Javier mencoba menghentikan ucapan Laras yang semakin pedas.
"Kau tidak tahu, seperti apa pergaulannya saat Dia ada didesa, coba kau lihat apa yang ada padanya, jam tangan ini bukanlah satu barang yang bisa dibeli oleh orang biasa, kau tahu betul berapa digit harganya," Ucap Laras.
"Tante... Tolong kendalikan lidah Anda, Anda tidak tahu siapa saya dan bagaimana situasi saya," Ucap Alexa datar menghentikan tangannya yang akan menyendok nasi, saat Dia rasa Laras semakin menginjak harga dirinya.
"Memang kau orang yang seperti apa?!" Tanya Laras semakin menjadi.
"Jika kau tidak menggunakan cara yang kotor, kau fikir bagaimana bisa para investor itu menarik saham mereka begitu saja..." Ucap Laras sambil berdecih sinis.
"Kau harus menyadari siapa dirimu! Hanya seorang jalang murahan...! Berani berangan masuk dalam keluarga kami, keluarga terhormat, apalagi sampai menjadi menantuku... Mimpi!!!" Ucap Laras lagi.
"Awalnya gue mengira Lo itu gadis baik-baik, hanya saja sepertinya gue terlalu tinggi nilai Lo, Lo benar-benar tidak layak..." Ucap Bianca sinis sambil menyilangkan tangannya didepan dada.
"Lo tahu restoran ini bintang 6, bagaimana bisa restoran seperti ini bisa membiarkan orang seperti Lo masuk, sepertinya standar mereka sudah mulai menurun," Lanjutnya lagi.
"Panggil manager resto ini, aku ingin Dia diblacklist dari resto ini, Dia tidak layak!" Ucap Laras sambil memanggil pelayan dan memberikan perintah.
"Javier... Tolong kendalikan orang-orang mu..." Ucap Alexa dingin sambil memejamkan matanya menahan emosi, dirinya sangat malas jika berurusan dengan hal yang seperti ini.
"Mommy... Bianca... Jaga ucapan kalian!" Ucap Javier berusaha menekan suaranya, mendadak hatinya langsung bergetar takut mendengar suara Alexa yang dingin dan datar, hatinya mulai gelisah.
"Dasar jalang pembawa sial! Kau sudah berani memprovokasi hubungan ku dan putraku... Aku rasa keputusan ku menolak mu itu sangat benar, gadis sepertimu ini, siapa yang berani menikahinya? Bahkan orang-orang yang menyayangimu pun harus rela kehilangan nyawanya demi hidupmu,"
"Gadis yang ditinggalkan ibunya, siapa yang tahu bagaimana didikannya, bahkan pernah berada ditangan penculik selama 2 tahun, siapa yang tahu apa yang telah mereka lakukan padanya?" Ucap Laras tanpa jeda.
"Kemampuan merayunya sudah berada dilevel yang tinggi, sudah sekelas suhu, makanya Dia bisa merayu Uncle Kenzo," Timpal Bianca lagi memprovokasi.
"Apa maksud ucapan Lo?" Tanya Alexa datar sambil menatap tajam Bianca, tangannya sudah mulai mengepal erat.
"Kenapa kau tidak terima? Kau tahu kau itu perempuan pembawa sial, siapa saja yang dekat dengan mu pasti akan sial... Contohnya kami berdua, kau belum masuk dalam keluarga kami, tapi perusahaan kami berdua sudah bangkrut, bagaimana jika kau masuk, mungkin satu persatu dari kami akan mati..." Ucap Laras sambil menunjuk Alexa dengan tatapan penuh kebencian
"Mommy!!! Kali ini kalian sudah sangat keterlaluan...! Aku... Aku yang meminta Alexa untuk datang ke restoran ini, aku juga yang pertama kali mengajak Alexa untuk bertemu, Alexa bukanlah gadis yang seperti Mommy pikirkan, cobalah untuk mengenal Alexa terlebih dahulu Mom, aku mohon... Tolong jangan seperti ini..." Ucap Javier menjelaskan dan membela Alexa sambil berdiri dan menyatukan tangannya kedepan dada.
Brakk!!!
"Siapa yang sudah membuat keributan direstoku ini...!" Teriak seorang pria muda sambil menerobos masuk dengan diiringi beberapa bodyguard dibelakangnya.
"Dia!!! Wanita jalang itu, Dia telah mencoba merayu putraku, Dia hanya seorang gadis miskin, ini akan menurunkan standar resto kalian," Ucap Laras cepat sambil tersenyum sinis dan menunjuk Alexa yang tampak duduk membelakangi pria itu.
Laras menoleh kesamping, Dia menatap Alexa yang sudah berwajah datar, sangat datar hingga tidak ada ekspresi apapun lagi di wajah itu, dan tanpa sadar Laras dan Bianca langsung saling menggenggam erat tangan mereka, lalu melangkah mundur beberapa langkah menjauhi Alexa.
"Mommy!!!" Teriak Javier tapi terlambat karena Alexa sudah berdiri dan masih menggenggam erat gelas yang sudah pecah, hingga darah segar keluar dari sela-sela jarinya tanpa disadarinya.
Javier yang melihat itu, langsung mengambil sapu tangannya lalu dengan cepat meraih tangan Alexa.
Mencoba membersihkan tangan itu, dengan wajah yang tampak sedikit panik dan sangat khawatir, tangannya pun bergetar melihat itu, Alexa hanya menatap Javier datar tanpa ekspresi dan tanpa suara.
Saat Javier mencoba membuka kepalan tangan itu, Alexa menggelengkan kepalanya, lalu menepis tangan Javier dan menjauhkan tangannya dari Javier, wajahnya tetap sama, datar.
Pria itu terkejut saat melihat Alexa berdiri dan membalikkan tubuhnya, Dia saat ini dapat melihat jelas siapa gadis yang dimaksud oleh Laras dan Bianca.
"Pengawal...!!! Seret mereka keluar! Tempel fotonya di pintu masuk, dan blacklist mereka dari semua Resto milik kita!" Teriak pria itu sambil berjalan cepat menghampiri Alexa yang sudah berekspresi lain.
"Kau dengar itu jalang..." Ucap Laras tersenyum miring mendengar perintah dari pria itu.
"Kak Lexa!!!" Teriak Han sambil mendorong tubuh Javier yang masih berusaha menenangkan Alexa dan meraih tangannya.
"Minggir!!!" Teriaknya lagi, sambil mengeluarkan ponselnya.
"CEPAT DATANG!!!" Teriak Han pada orang yang berada dibalik panggilan itu.
"APA YANG TELAH KALIAN KATAKAN PADANYA BRENGSEKKK! BAJINGAN KALIAN, APA SALAHNYA PADA KALIAN? KELUAR! KELUAR!!!" Teriak Han panik dengan suara yang bergetar dan mata yang sudah sangat memerah.
"Hei... Kalian salah tangkap orang... Dia yang harus kalian tangkap bodoh!" Teriak Laras sambil menunjuk Alexa yang masih berdiri tegap ditempatnya semula.
"KAK LEXA!" Teriak tiga pria dari ambang pintu.
"HONEY!" Teriak Kenzo yang tiba-tiba menerobos masuk kedalam ruangan itu.
PLAKK
Plakkk
Bughhh
"Jalang sialan! Akan aku bunuh kau, bajingan," Teriak Kenzo sambil menampar Laras dan Bianca dengn cepat dan keras.
"Kenzo?! Uncle?!" Teriak Laras dan Bianca bersamaan sambil memegang pipinya yang telah membengkak karena sapuan tangan kekar Kenzo.
"Pecundang... Brengsek kau... Jika kau tidak bisa menjaganya, lebih baik kau menjauh darinya... Brengsek!" Ucap Kenzo sambil memukul Javier.
"Sayang... Lihat... Lihat ini aku, Sayang... Lepas... Lepaskan ini Sayang..." Ucap Kenzo lembut lalu mengelus kepalan tangan Alexa yang terus mengerat menggenggam pecahan gelas dalam telapak tangannya.
"Sayang..." Panggil Kenzo lirih dan tanpa disadarinya air matanya menetes dari sudut matanya, melihat Alexa yang sudah bagai tidak berdarah, pucat pasi.
Brukkk
Bersamaan dengan terbukanya kepalan tangan Alexa, tubuh mungil itupun terjatuh dalam dekapan keempat adik angkatnya, membuat mereka langsung menjerit terkejut.
"Kak Lexa!!!"
"Honey!!!"
"Lexa!!!"
Teriak mereka bersamaan, tapi dengan cepat Kenzo merebut tubuh mungil itu dan menggendongnya ala bridal style, lalu melangkah cepat, saat melewati Laras dan Bianca yang masih terduduk diatas lantai dengan raut wajah ketakutan.
Kenzo memberikan tatapan tajam dan mengintimidasi serta sedikit menggelengkan kepalanya pada Aland yang mengikutinya dari belakang.
Bersamaan dengan Bianca yang juga terjatuh kelantai dan pingsan, karena tidak kuat menahan sakit akibat pukulan tangan Kenzo, pipinya membengkak biru, dan dari sudut bibirnya menetes darah segar.
"Javier...! Biarkan gadis itu, kau lihat banyak pria yang memperhatikan! Lihat Bianca juga pingsan." Teriak Laras memanggil Javier yang ingin mengikuti Kenzo membawa Alexa, sedangkan Kenzo hanya melirik sekilas sambil tersenyum sinis.
"Bodoh..." Ucapnya pelan, lalu masuk kedalam mobilnya