NovelToon NovelToon
Iblis Penyerap Darah

Iblis Penyerap Darah

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Perperangan
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Agen one

Lin Pan mendapati kekasihnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Dikhianati dan dikuasai oleh amarah, ia kehilangan kendali—dan membunuh keduanya dengan cara yang brutal.

Namun takdir mempermainkannya. Sesaat setelah perbuatan itu, sebuah tas jatuh dari lantai atas dan menimpanya. Bukannya mati, Lin Pan justru terbangun di dunia lain… dalam tubuh seorang bocah 17 tahun bernama Mo Tian, murid sekte rendahan yang selalu dihina dan diremehkan.

Di tengah keputusasaannya, Mo Tian menemukan sebuah teknik terlarang — Blood Devour Technique, kemampuan mengerikan yang memungkinkannya menyerap dan mengendalikan darah musuhnya.

Dengan kekuatan itu, ia bersumpah untuk membalas setiap penghinaan… dan menulis ulang takdirnya dengan darah.

📷 IG: @agen.one

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

034: Kemunculan Blood Demon

​"Hahaha! Gila? Aku bukan hanya gila, Pak Tua, tapi GILA!" Mo Tian menyeringai di balik darah kering dan armor-nya. "Seharusnya kau mengkhawatirkan bawahanmu yang menyedihkan itu, bukan malah memuji musuhmu, hahaha!" Mo Tian menatap Zhao Lei seperti melihat serangga yang patut diinjak.

​Zhao Lei, seorang kultivator terpandang, marah karena direndahkan. "Tch, berani sekali kau menatapku begitu! Akan kucungkil kedua mata sialanmu itu!"

​Ancaman itu tak menyentuh Mo Tian. Ia justru menyeringai lebar, ekspresi kepuasan murni.

​"Hahaha! Ini baru sifatmu, Zhao Lei, hahaha! Tapi aku tidak yakin kau bisa mencungkil kedua mataku, hahaha!" Mo Tian meragukan kekuatan Zhao Lei dengan tawa yang memprovokasi.

​Wajah Zhao Lei memerah padam, urat-urat lehernya menonjol. "Bajingan ini! Kau benar-benar menyebalkan!"

​Zhao Lei menghunus pedang dari pinggangnya, bilah peraknya memantulkan cahaya kematian. Ia melakukan pemanasan singkat, mengayunkan pedangnya dengan gerakan yang anggun namun mematikan.

​"Kalian semua mundur! Biar aku yang menghadapi bajingan gila ini." Zhao Lei berpaling sebentar ke arah para murid dan bawahan.

​Semua orang menjauh, namun tak ada yang pergi. Mereka tetap di sana, menjadi saksi bisu pertarungan antara master sekte mereka dan sosok misterius ber-armor darah.

​Dengan tawa yang semakin keras dan penuh kegilaan, Mo Tian menerjang maju, tanpa ragu.

​"Hahaha! Tunjukkan semua kekuatanmu, Zhao Lei! Biarkan aku bersenang-senang, hahaha!" Pedang Mo Tian bersinar merah darah, memancarkan aura mengerikan yang mengintimidasi.

​Zhao Lei tetap diam, pedang diangkat ke belakang. "Kau bicara apa, sialan?!" Ia mengalirkan Qi ke pedangnya. Seketika, aura hitam berdesir di sekelilingnya seperti kabut halus. Bayangan di tanah membelah, menciptakan beberapa duplikat.

​"Akan kutunjukkan 'Teknik Bayangan Bambu Hitam', kebanggaan sekteku!" Zhao Lei melesat maju. Gerakannya lincah seperti bayangan yang bergerak di antara rumpun bambu, dan di sekelilingnya muncul bayangan hitam pekat berbentuk bambu runcing yang tajam.

​Mo Tian tak tinggal diam. Ia menggunakan teknik pengendalian darah. "Teknik yang luar biasa! Aku tidak akan tinggal diam, rasakan ini!"

​Ia membentangkan ratusan jarum darah tipis, melesatkannya dengan kecepatan luar biasa.

​Jarum-jarum darah itu tiba di hadapan Zhao Lei. Dengan pedangnya dan bayangan bambu runcing, Zhao Lei menangkis semua jarum darah itu dengan mudah, tak tersisa satu pun.

​"Teknik apa ini? Bukankah ini darah? Jika tak salah, bukankah hanya satu orang yang memiliki teknik ini, dan dia—"

​Perkataannya terpotong. Mo Tian sudah berada di depannya, wajahnya bengis, tawanya tak berhenti. Mo Tian menebaskan pedangnya dari sisi kiri.

​SLASH! TANG!

​Zhao Lei menahannya dengan pedangnya. Benturan pedang menghasilkan percikan api kecil dan gesekan logam yang berdesir nyaring. Keduanya saling menekan pedang, menguji kekuatan fisik.

​Karena kultivasi Zhao Lei jauh lebih unggul, ia mendorong pedangnya, membuat Mo Tian terlempar mundur.

​"Kau hebat juga! Tapi sekarang giliranku menyerang!" Zhao Lei tersenyum sinis, menganggap Mo Tian tidak sebanding.

​Zhao Lei menguatkan kuda-kuda dan menerjang ke arah Mo Tian. Hanya dalam beberapa detik, ia sudah berada di depan Mo Tian, meluncurkan tebasan ke tubuhnya.

​Mo Tian yang baru terdorong mendongak, melihat serangan maut itu datang. Adrenalinnya melonjak, gairah bertarungnya meluap-luap.

​TANG! DUGH!

​Serangan Zhao Lei berhasil ditahan Mo Tian, meski ia kembali terhempas sedikit ke belakang. Namun, Zhao Lei tak membiarkannya. Ia menendang tubuh Mo Tian hingga menghantam batu besar di belakangnya hingga retak.

​Mo Tian terbatuk darah. Alih-alih kesakitan, ia justru bangkit dengan tawa psikopat khasnya.

​"Hahaha! Luar biasa! Ini sangat menyenangkan!"

​Baru saja bangkit, Mo Tian harus bersiap lagi. Zhao Lei sudah di depannya, mengangkat pedang ke atas, lalu menebaskannya ke bawah.

​Mo Tian menatap Zhao Lei dengan rasa senang, matanya terbuka lebar, dan ia melompat ke samping.

​SLASH! BRUUUG!

​Batu besar yang sebelumnya ia hantam kini terbelah dua karena tebasan Zhao Lei. Mo Tian mendarat, lalu meluncur maju untuk menyerang balik.

​"Hahaha! Kau menyerang apa, Zhao Lei?" Mo Tian memiringkan tubuhnya, pedang digenggam dengan kedua tangan.

​Zhao Lei berbalik, bersiap menghadapi serangan Mo Tian. Ia mengerahkan bayangan bambu runcing ke arah Mo Tian. Bayangan itu melesat cepat, siap merobek tubuh Mo Tian.

​Mo Tian melihat bayangan bambu runcing itu, menebas setiap objek yang mendekat. Namun, beberapa bayangan ternyata hanya ilusi.

​"Serangan tipuan, ternyata!"

​Mo Tian tak menyadari bahwa bayangan runcing lain sudah berada di titik butanya, siap menusuk. Ia berhasil menghindar, namun tusukan itu mengenai area tangannya.

​"Hahaha! Ternyata ada bayangan yang asli. Kau hebat juga." Mo Tian mulai beradaptasi. Bahkan dalam kegilaan, kecerdasan Mo Tian tetap bekerja.

​Ia menyadari bahwa Zhao Lei selalu fokus saat menggunakan teknik Bayangan Bambu Hitam.

​Mo Tian kembali maju, menghindari bayangan runcing. Ia tak ingin membuang energi hanya untuk ilusi. Zhao Lei melompat maju, lompatannya yang kuat menciptakan angin dan kabut.

​Mereka beradu serangan dengan intensitas tinggi. Efek merah darah dari pedang Mo Tian dan aura hitam Zhao Lei memukau para penonton.

​"L-Luar biasa! Ini pertarungan yang sangat sengit!" bisik seorang murid.

​"K-Kau benar, baru pertama kali aku melihat Tuan Zhao Lei bertarung seserius ini," jawab murid lain.

​Mo Tian dan Zhao Lei terus saling menyerang. Zhao Lei menebas, Mo Tian menangkis dan membalas. Percikan api dan suara gesekan pedang menciptakan alunan musik kematian.

​Semakin lama Mo Tian bertarung, ia semakin tenggelam dalam kegilaan tak berujung.

​"Hahaha! Kau benar-benar luar biasa, Pak Tua! Berbeda dengan Elder Han Wu yang lebih lemah!" teriak Mo Tian, menikmati setiap serangan.

​"Ternyata Blood Demon itu kau! Tak kusangka aku akan bertemu musuh rivalku di sini." Zhao Lei berusaha mempertahankan ketenangannya agar tekniknya tidak kacau.

​Mo Tian hanya menggunakan kekuatan Qi darahnya. Ia tidak bisa menghabisi Zhao Lei secepat Elder Han Wu, sebab pertumpahan darah di sekitarnya minim, dan darah yang bisa ia kendalikan sangat terbatas.

​Mo Tian mengeluarkan benang darah untuk menjebak Zhao Lei, namun Zhao Lei dengan mudah menebas setiap benang yang mendekat.

​Zhao Lei terus menyerang, melukai tubuh Mo Tian. Armor darahnya tergores, dan pakaiannya terkoyak sedikit demi sedikit. Mo Tian semakin terpojok karena kesenjangan kekuatan yang besar.

​Ia berusaha melukai Zhao Lei dengan jarum atau benang darah untuk menghentikan aliran Qi-nya, tetapi serangan-serangannya selalu gagal.

​Zhao Lei kembali meluncurkan bayangan bambu runcing, membuat Mo Tian semakin sulit melawan, seolah bertarung melawan banyak orang sekaligus.

​Ketika Mo Tian mencoba menusuk perut Zhao Lei, wajahnya ditendang keras oleh Zhao Lei, membuatnya terhempas jauh ke belakang.

​Mo Tian tidak tumbang. Ia segera bangkit.

​"Hahaha! Cuih! Ini baru yang dinamakan pertarungan!" Mo Tian tertawa, senang dengan intensitas pertempuran ini.

​Zhao Lei fokus dan diam. Mo Tian ingin mengganggu konsentrasinya, namun sulit.

​Zhao Lei maju dengan kecepatan kilat. Para penonton hanya melihat bayangan merah dan hitam yang berkelebat.

​Zhao Lei mengangkat pedang ke samping, lalu menebas kepala Mo Tian.

​TANG!

​Mo Tian berhasil menahan, meskipun ia sedikit sempoyongan. Zhao Lei tak berhenti, ia kembali menendang kepala Mo Tian, menghancurkan sebagian armor darah di wajahnya.

​Setengah wajah Mo Tian terlihat: mulut yang terus tertawa, dan mata yang dipenuhi kegilaan.

​"Tak kusangka kau semuda ini, Blood Demon!" Zhao Lei terkejut menyadari usia Mo Tian yang masih sangat muda dan sudah mampu membantai satu sekte seorang diri.

​Dengan susah payah, Mo Tian berusaha berdiri. Tubuhnya bergetar, hampir tak kuat lagi. Namun, ekspresi di wajahnya berkata lain—ia masih ingin bertarung. Ia tidak akan membiarkan dirinya mati sebelum mencapai puncak.

​Tangan Mo Tian melemah, ia terbatuk darah hebat.

​"OHOK! OHOK! Cuih… Haaah, haah… Walaupun kau bisa membuatku terpojok, kau tidak mungkin bisa membunuhku, karena permainannya sudah selesai!" Perkataan ambigu itu keluar.

​Mo Tian tertawa terbahak-bahak, seolah segala sesuatu berada dalam kendalinya, meskipun diselingi batuk darah.

​"Apa yang kau katakan, bajingan! Seharusnya kau menggunakan waktumu untuk hal yang lebih berguna!" Zhao Lei tak mengerti.

​Zhao Lei kembali maju untuk mengeksekusi Mo Tian. Pedangnya sudah berada di leher Mo Tian.

​Tiba-tiba, Zhao Lei berhenti. Ia mendengar teriakan orang yang sangat ia cintai.

​"BUMH! HAHAHA! Ayo bunuh aku! Dan orang yang kau cintai juga akan mati semua bersamaku, hahaha!" Mo Tian menatap tajam Zhao Lei, seolah ia yang memegang kendali situasi.

​"Aaaarrgg! T-Tolong a-Ayah!"

​Zhu Yu dan keempat istri Zhao Lei ambruk, dilanda rasa sakit dan panas di sekujur tubuh mereka. Xie, yang bersama mereka, tak merasakan apa-apa. Ia panik melihat atasan-atasannya tiba-tiba jatuh.

​"N-Nyonya!" Xie sangat panik.

​"Hahaha! Kau lihat itu, Zhao Lei! Ketika kau menggores sedikit saja tubuhku ini… dipastikan mereka akan mati juga, hahaha! Apa pilihanmu? Hahaha!" Mo Tian tertawa gila, memberikan pilihan yang memberatkan.

​Zhao Lei bimbang. Jika ia membunuh Mo Tian, semua orang yang ia cintai akan mati. Jika ia menyelamatkan keluarganya, Mo Tian akan lolos dan kembali menyebar teror kebijakan gila.

​"Sial! Awas saja kau, bajingan gila!" Zhao Lei menggigit bibirnya sampai berdarah. Konsentrasinya hancur, dan tekniknya menghilang.

​Zhao Lei menarik pedangnya, berlari ke arah istri dan anaknya. "S-Sayang! Apa kau baik-baik saja?"

​Mo Tian tersenyum penuh tipu muslihat. Ia melirik mayat penjaga yang telah ia bunuh, lalu menyerap darahnya.

​"Kali ini aku memang tidak dapat menang, tapi aku belum kalah! Ketika kita bertemu lagi… aku akan menjadi pemainnya, hahaha!"

​Kegilaan Mo Tian mereda, berganti dengan ketenangan dingin. Namun, ia tetap tertawa gila, sebab kegilaan hanya membuat Mo Tian yang asli menjadi lebih agresif, bukan berarti ia normal.

​Zhao Lei mengangkat tubuh istri pertamanya, Mei Ling, sementara istri dan anak yang lain dibantu para penjaga. "M-Mei! Mei! Bertahanlah." Zhao Lei sangat mencintai istri pertamanya.

​Mei Ling yang masih sadar, mengangkat tangan lembutnya, memegang pipi suaminya. "T-Tenanglah, S-Sayang—" Mei Ling tersenyum hangat, seolah meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

​Mo Tian diam, menyaksikan momen mengharukan itu.

​"Hahaha! Sungguh keluarga yang harmonis, aku jadi iri padamu, Zhao Lei, hahaha! Kau tahu… semasa hidupku, aku tidak tahu siapa orang tuaku." Mo Tian tersenyum tipis.

​Sebelum pergi, Mo Tian mengatakan sesuatu yang ambigu:

​"Karena kau mampu membuatku terluka seperti ini, aku akan memberimu hadiah. Ingat ini! Cinta bisa membuatmu kuat, tapi juga bisa menjadi kelemahan paling besar!"

​Setelah mengucapkan itu, Mo Tian menghilang secepat angin.

​"Pergi ke mana dia? Cari dia!" Murid dan penjaga ingin mengejar Mo Tian yang terluka.

​"Biarkan dia pergi! Kalian tidak akan mampu membunuhnya!" Zhao Lei menghentikan mereka, khawatir keselamatan keluarganya.

​"Sialan! Sebenarnya apa yang telah dia lakukan kepada istri-istri dan anakku?!" Zhao Lei marah dan frustrasi, tak mengerti kondisi keluarganya.

𝗔𝗯𝘀𝗼𝗹𝘂𝘁 𝗰𝗶𝗻𝗲𝗺𝗮 ✋😜🤚

𝗘𝗺𝗮𝗻𝗴 𝗲𝗱𝗮𝗻 𝗸𝗮𝘂 𝗠𝗼 𝗧𝗶𝗮𝗻!

...****************...

Buat temen-temen yang ingin mendukung dan menyemangati author agar tetap bisa update bisa novel ini, bisa sawer ke sini ya

-Dana:085210275637

-Gopay:085210275637

1
y@y@
⭐👍🏼👍🏿👍🏼⭐
fσя zуяєиє~✿
wkwk, awas nnti ikutan jdi psikopat loh bg/Facepalm/
Rahman: jadi ngeri🤭
total 1 replies
Eka suci
apa anak anak jg akan dijadikan pion🤔
Rahman: Mungkin aja/Chuckle/
total 1 replies
fσя zуяєиє~✿
semoga Mo Tian tidak tergoda dgn npc satu itu/Applaud/
Rahman: Moga aja/Hunger/
total 1 replies
Aang Reza
ok
Rahman: semoga enjoy bacanya/Grievance/
total 1 replies
Aman Wijaya
lanjut terus Thor semangat
Rahman: siap mang
total 1 replies
Eko Lana
alur ceritanya menarik
Rahman: Makasih, semoga enjoy bacanya👍
total 1 replies
fσя zуяєиє~✿
sudah kuduga, Mo Lian ini sepertinya memang ada hubungannya dengan Mo Tian. Hm... sangat mencurigakan🤔
Rahman: memang mencurigakan 🤔
total 1 replies
y@y@
🌟👍🏻👍🏾👍🏻🌟
Rahman: 👍👍🙏💪🤭
total 1 replies
Nori^
punya kelainan masokis
Nori^
bangke 🤣
Rahman: Lagi sial/Facepalm/
total 3 replies
fσя zуяєиє~✿
gimana itu konsepnya? nanya tapi nutupin🤣
Rahman: Tangan si bandit gak sengaja nutupin matanya karena terlalu waspada/
total 1 replies
Rahman
Untung keluarga Zhao Lei datang, kalau tidak... /Skull/
Rizky Fathur
cepat bikin mcnya kuat bantai sekte itu sampai leluhurnya dengan kejam kuliti kalu perlu musuh musuhnya hahahaha
Rahman: 𝗽𝗮𝘀𝘁𝗶 𝗱𝗶𝗹𝗮𝗸𝘂𝗶𝗻 𝗺𝗰👍
total 1 replies
fσя zуяєиє~✿
Mo Tian mkin gila aja ya/Casual/
Rahman: /Casual//Casual/
total 1 replies
fσя zуяєиє~✿
wkwk, aneh emg/Facepalm/
Rahman: /Sob/
total 1 replies
M Mawardi
1 sekte mau di bantai semua 😱😱
Rahman: Mc cuma bantu ngirim mereka ke alam lain duluan👍
total 1 replies
saniscara patriawuha.
gassss pollll manggg otorrr,, kurangiiibicara perbanyak pembantaian.....
Rahman: Siap polll💪
total 1 replies
M Mawardi
ngeri nih authornye 😱😱
Rahman: gak ngeri kok🙂 Mc nya baik 👌
total 1 replies
saniscara patriawuha.
gassss polllll..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!