Iblis Penyerap Darah

Iblis Penyerap Darah

001: Jati diri Lin pan yang sebenarnya

​Lin Pan, seorang pria 35 tahun, hari itu diselimuti euforia(Bahagia). Setelah empat belas tahun menjalin kasih, ia akhirnya merasa cukup mapan untuk melamar Ling Ling, kekasih hatinya. Ironisnya, ia yang sebetulnya adalah seorang jenius multitalenta, selalu merasa belum cukup siap.

​Siang itu, Lin Pan melangkah keluar dari toko bunga, memeluk seikat besar bunga dan sebuah kotak kecil berisi cincin berlian—tersimpan rapi di saku jaketnya. "Hah, Aku berharap… Ling Ling akan menerima lamaranku ini," bisiknya penuh harap, senyum percaya diri merekah di wajahnya.

​Ia tiba di depan apartemen Ling Ling yang cukup besar. Ia menarik napas dalam, memejamkan mata. Meskipun yakin, ada gugup yang merayapi hatinya.

​Saat membuka mata, pandangannya jatuh pada sepasang sepatu pria hitam bermerek, harganya pasti mahal, tergeletak di ambang pintu. Matanya membesar karena heran. Sepatu itu jelas milik laki-laki, dan bukan milik Ling Ling.

​"Sepatu siapa ini? Tidak mungkin milik Ling Ling, kan? Mungkinkah… milik ayah atau saudaranya?" suaranya bergetar, berusaha mengusir pikiran negatif yang mulai meracuni akalnya.

​Perlahan, ia memegang gagang pintu, memutarnya dengan kunci cadangan yang ia miliki.

​CKLEK! KREETT...

​"Ah! Ah, enak sekali, Sayang! Terus acak-acak aku. Luar biasa! Ini nikmat sekali."

​Baru satu langkah masuk, desahan lembut nan familier itu menampar telinganya. Tubuh Lin Pan membeku. Jantungnya serasa berhenti. Pikiran-pikiran gelap yang selama ini ia kunci, menyeruak ke permukaan.

​Dengan tubuh yang bergetar hebat, ia bergerak perlahan menuju kamar. Pintu kamar Ling Ling terbuka setengah. Pemandangan menyakitkan di dalamnya membuat dunianya seketika hancur dan goyah. Betapa bodohnya ia, telah dikhianati oleh orang yang ia cintai—padahal segala keinginan kekasihnya selalu ia penuhi.

​Air mata membanjiri wajahnya, tinjunya terkepal penuh amarah. Di matanya, Ling Ling—wanita yang ia cintai belasan tahun—sedang ditindih oleh Xio Bai, sahabat yang paling ia percayai.

​"L-Ling Ling! A-Apa yang S-sedang… Kalian lakukan? K-Kenapa kau melakukan ini?" Suara Lin Pan pecah, serak, hampir tak terdengar.

​Ling Ling dan Xio Bai terkejut bukan kepalang. Aktivitas terlarang itu terhenti. Mereka tak menyangka Lin Pan, yang seharusnya bekerja, tiba-tiba muncul.

​"Lin Pan! I-Ini… tidak seperti yang kau kira," ucap Ling Ling panik, tubuhnya memanas karena tertangkap basah. Sorot matanya menunjukkan ketakutan seperti seorang kriminal yang tertangkap.

​Ling Ling menjauhkan diri sedikit dari Xio Bai, namun lekuk tubuhnya justru semakin terlihat. Karena malu ditatap Lin Pan, ia segera menutup tubuhnya dengan selimut putih—ironi yang kejam, ia menjaga tubuhnya dari sang kekasih sejati, tapi membiarkannya dinikmati pria lain.

​"T-Tidak seperti yang aku kira apa? Kau pikir aku buta?! Jelas-jelas kau tertangkap basah sedang berhubungan badan dengan mata kepalaku sendiri, sialan!" Amarah Lin Pan meledak. Dengan sisa tenaga, ia melemparkan buket bunga dan cincin berlian ke lantai, lalu lari dari sana.

​"Lin Pan! Tunggu aku! Aku bisa jelaskan ini semua. Ini tidak seperti yang kau kira! Lin Pan!" Ling Ling semakin panik saat punggung Lin Pan menjauh.

​"Sudahlah, Ling Ling! Biarkan saja dia pergi. Katamu juga dia cuma laki-laki membosankan, kan? Lebih baik kau menjadi kekasihku daripada bersama laki-laki culun seperti dia," Xio Bai menahan Ling Ling, menariknya kembali ke dalam pelukannya.

​Ling Ling tidak menyesali perselingkuhannya. Ia hanya takut jika Lin Pan melaporkan perbuatan bejatnya kepada orang tuanya.

​Lin Pan berlari kencang, meninggalkan apartemen itu. Matanya terasa terbakar, dadanya serasa hangus. Rasa sakit di hati membuat setiap tarikan napas terasa menyiksa.

​"Sialan! Kenapa aku sebodoh ini? Kenapa selama ini aku tidak sadar dia telah berselingkuh di belakangku?" Suara serak itu tertahan di tenggorokan.

​Ia tak peduli pandangan orang lain, terus berlari hingga tiba di bar langganannya. Ia masuk dan duduk di kursi kecil, memesan sebotol alkohol hanya dengan mengangkat tangan. Lin Pan berharap mabuk akan sedikit meredakan rasa sakit di dadanya.

​Ia terus menenggak alkohol, sesuatu yang tak pernah ia lakukan separah ini. Kepala mulai berputar, kesadaran memudar.

​"Sialan kau, Ling Ling! Padahal… aku selalu memberikan semua yang kau inginkan. Dan inikah balasan yang ku dapat atas semua pengorbananku?" Lin Pan mulai mencurahkan isi hatinya, terlarut dalam alkohol.

​Wajahnya pucat pasi, sudah terlalu banyak alkohol yang ia minum.

​Selama ini, banyak yang mengira Lin Pan culun dan membosankan. Mereka salah besar. Jauh di dalam dirinya, Lin Pan adalah seorang psikopat murni sejak kecil, yang selalu melihat orang lain tak lebih dari serangga. Sifat aslinya ini ia pendam dalam-dalam, terbelenggu setelah ia jatuh cinta pada Ling Ling belasan tahun lalu. Cinta itu menciptakan perisai bagi monster di dalamnya, melahirkan Lin Pan yang polos dan membosankan.

​Kini, perisai itu hancur berkeping-keping.

​Mental Lin Pan terguncang hebat. Tatapan yang tadinya sedih berubah menjadi tatapan tajam, dingin, dan penuh kebencian. Anehnya, efek mabuk alkohol seketika lenyap. Lin Pan berdiri, memegang botol yang tersisa.

​"Hahaha! Aku kembali, hahaha! Terima kasih, dasar jalang—karena telah melepaskanku dari belenggu yang telah mengurungku selama ini!" Tawa psikopatnya mengisi ruangan bar. Aura Mo Tian berubah drastis, menjadi haus darah.

​Barista yang melayaninya merinding. Ia tak pernah melihat pelanggan setianya itu berubah sedrastis ini.

​"Hei, kau! Bisa kau kemari sebentar?" Lin Pan tersenyum lebar, tatapannya penuh kelicikan.

​Meski takut, Barista mendekat. "A-Ada apa, Tuan? Apa ada sesuatu yang tuan butuhkan?" tanyanya dengan wajah pucat.

​Ketika Barista berada dalam jangkauan, Lin Pan menghantam kepalanya dengan botol alkohol di tangannya. Barista itu langsung ambruk, tak berdaya. Darah segar mengalir, membasahi lantai bersih.

​"Hahaha, ini luar biasa! Dan ini sangat bagus untuk pemanasan. Tidak kusangka ternyata membunuh itu semenyenangkan ini. Kenapa bisa-bisanya aku menjadi orang bodoh yang terbutakan oleh yang namanya cinta," tawanya menggema. Lin Pan menjadi sangat bergairah dengan pembunuhan itu, seolah ini bukan yang pertama, padahal dalam ingatannya, ia tak pernah membunuh.

​Lin Pan menatap mayat Barista tanpa rasa bersalah, tersenyum mengerikan seolah mengejek mayat yang tak bisa membalas.

​"Sekarang giliran kalian berdua, hahaha!" gumam Lin Pan. Ia tertawa pelan, tak sabar ingin membunuh dua manusia bajingan yang telah mengkhianatinya.

​Sebelum pergi, Lin Pan memanipulasi TKP. Ia membersihkan lantai yang berlumuran darah, menghapus rekaman CCTV, dan menyembunyikan mayat Barista di kamar mandi dengan pisau di tangannya. Polisi pasti akan mengira ini adalah kasus bunuh diri.

​Setelah menyabotase kejadian, Lin Pan keluar dari bar dengan sangat tenang, tepat setelah beberapa pelanggan baru masuk. Ia memastikan tidak ada saksi yang melihatnya sebagai orang terakhir yang keluar.

​Orang-orang di jalanan yang melihat Lin Pan yang terlihat seperti orang gila, menjauhinya.

​Lin Pan kembali ke apartemen Ling Ling. Ia membuka pintu yang ternyata tidak terkunci, lalu dengan langkah perlahan menuju dapur, mengambil pisau dapur. Tidak ada rasa panik atau takut.

​Berbekal senjata, Lin Pan mengendap-endap menuju kamar. Di dekat pintu, ia kembali mendengar desahan menjijikkan itu.

​"Cih, dasar babi penuh nafsu! Sungguh menjijikkan," desis Lin Pan, rasa jijik memuncak.

​Tanpa suara, Lin Pan masuk ke kamar yang pintunya terbuka. Detak jantungnya sangat tenang. Ia justru tersenyum lebar saat jaraknya dengan dua manusia hina itu semakin dekat.

​Ketika Lin Pan hanya berjarak beberapa sentimeter dari Xio Bai, ia mengangkat pisau dapur ke atas.

​Tanpa ragu, ia menebas kaki Xio Bai yang terlentang lurus.

​AAAAARRRGG!

​Xio Bai menjerit kesakitan, darah segar muncrat dari kakinya. Saking sakitnya, ia mendorong tubuh Ling Ling yang sedang menggoyangkan pinggul, membuat Ling Ling jatuh ke bawah kasur.

​"S-Sayang, kau kenapa?" Ling Ling belum sadar akan kehadiran Lin Pan. Lin Pan langsung memukul tengkuk leher Ling Ling. Seketika, Ling Ling pingsan.

​Ling Ling terbangun, terikat kencang di kursi kayu. Ia terkejut, panik, dan pucat. Pemandangan di depannya membuat ketakutannya memuncak: tubuh Xio Bai tersalib di dinding, penuh luka tusukan, sudah tak bernyawa karena kehabisan darah.

​Ling Ling ingin menjerit, namun mulutnya tersumpal kain hingga kerongkongan. Di dekat jasad Xio Bai, ada tulisan yang dibuat menggunakan darahnya:

​'Ini Hadiah untuk Ling Ling ku tersayang, semoga kau bahagia hahaha!'

​Lin Pan tidak membunuh Ling Ling secara langsung. Ia memilih balas dendam paling sadis: membiarkan Ling Ling mati perlahan, terkurung, sambil menatap jasad selingkuhannya sendiri.

​Apartemen itu telah dikunci rapat, cukup untuk bertahan satu bulan. Lin Pan juga telah menyiapkan rencana lain jika orang tua Ling Ling curiga: menggunakan ponsel Ling Ling untuk mengabarkan bahwa ia dan Ling Ling sedang pergi ke luar negeri untuk urusan pekerjaan.

​Lin Pan keluar dari apartemen setelah mengganti pakaian dan membersihkan semua barang bukti, termasuk sidik jari.

​"Hahaha, lucu sekali wajahnya itu! Sampai-sampai aku ingin terus tertawa menerus, hahaha!" Lin Pan tertawa senang setelah melakukan tindakan gila itu.

​Tiba-tiba, seorang pria dari lantai atas menjatuhkan sebuah tas berisi barbel.

​DUGGH!

​Lin Pan tertimpa tas itu dan ambruk. Tengkorak kepalanya pecah akibat benturan keras. Perlahan, matanya menutup. Ia mati mengenaskan setelah menghabisi tiga nyawa.

​"J-Jika aku hidup kembali… aku tidak akan menjadi orang bodoh seperti ini lagi, dan aku akan menjadi seorang penguasa." Itulah perkataan terakhir Lin Pan sebelum menghembuskan napas terakhirnya.

​Tingkat kultivasi:

Manusia Biasa

Pemurnian Qi

Pondasi Dasar

Pembentukan Inti

Jiwa Lahir

Pemutus Jiwa

Transformasi Kekosongan

Pendakian Abadi

Abadi Sejati

Terpopuler

Comments

gelatik

gelatik

iya betul ituh,disuruh mampir malah,pembukaan dah main bunuh bunuh aja

2025-10-21

2

Budi arie

Budi arie

Aku juga sebenernya bukan diriku. aku adalah gojo/Tongue/

2025-09-11

5

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

boleh lah awal yang baik
mampir deh
semoga seru

2025-10-31

1

lihat semua
Episodes
1 001: Jati diri Lin pan yang sebenarnya
2 002: Kebangkitan di dunia asing
3 003: Bangkitnya Predator di Gudang Usang
4 004: ​Pembantaian Senyap dan Racun Mematikan
5 005: Liu Shan
6 006: Metode penyiksaan terampuh
7 007: Membakar tempat persembunyian tua bangka
8 008: Tua bangka menyebalkan
9 009: Diam Tua bangka
10 010: Hadiah dari iblis Gila
11 011: Pertarungan singkat yang menyenangkan
12 012: Elder Han Wu
13 013: Rencana sempurna atau kau yang terlalu bodoh
14 014: Pahlawan yang di anggap jahat
15 015: Bertemu Makhluk spritual
16 016: Pertarungan di air terjun
17 017: Kekalahan Spiritual Beast
18 018: Harimau gengsian
19 019: Mo Tian si licik
20 020: Kegilaan Mo Tian
21 021: Liu bai bos bandit
22 022: Mo Tian vs Liu bai
23 023: Liu bai dan kawanan bandit VS Kelompok Nona Xie
24 024: Adu domba
25 025: Sumpah setia
26 026: Mo Tian lembut terhadap Xie
27 027: Rencana berhasil
28 028: Buku dan dokumen penting
29 029: Merayu Xie
30 030: Persiapan eksekusi
31 031: kedatangan Sang Penjebak di Sekte Bambu Hitam
32 032: Pertemuan singkat pemanis rencana
33 033: ​Kedatangan Sang Malaikat Maut: Pesta Gila di Gerbang Sekte
34 034: Kemunculan Blood Demon
35 035: Membersihkan jejak
36 036: ​Dua Ratus Tahun dalam Kegelapan
37 037: Kotak misteri
38 038: 1 Hari sebelum hari eksekusi
39 039: Kecupan manis
40 040: Anak-anak malang!
41 041: Amarah dan duka
42 042: Kedatangan yang mengejutkan
43 043: Mempermainkan nyawa
44 044: Balon darah dan amarah seorang ayah
45 045: Kematian dua bersaudara
46 046: Kembalinya sang Iblis darah
47 047: Keadilan
48 048: Mengamankan sumber daya jarahan
49 049: Penyamaran
50 050: Sang penghancur telah tiba
51 051: Akhir hidupmu telah tiba
52 052: Kehancuran mutlak Sekte awan ungu
53 053: Memburu sampai sarang musuh
54 054: Hancurnya fondasi sekte pedang abadi
55 055: Siapa yang terkuat
56 056: Akhir yang memuaskan
57 057: Kota naga hitam
58 058: Kultivator berhati murni
59 059: Permainan Psikologis
60 060: Mempermainkan orang naif
61 061: Apakah kau akan membuang sifat naif itu
62 062: Pilihan sulit
63 063: Menyebalkan
64 064: Kegagalan adalah awal dari kehancuran
65 065: Keluarga Qian
66 066: Semakin kuat
67 067: Taktik strategis
68 068: Membunuh umpan tidak berguna
69 069: Api revolusi
70 070: Kemenangan absolut
71 071: Kilasan aneh
72 072: Menghancurkan dengan mudah
73 073: Aku datang
74 074: Penentang dunia
75 075: Target baru
76 076: Pil pembentukan inti
77 077: Terobosan besar
78 078: Hadiah kecil untuk musuh
79 079: Penyerangan
80 080: Pertarungan sejati
81 081: Di ambang sekarat
82 Cerita pendek
83 082: Terbangun dari tidur panjang
84 083: Kau mencintaiku?
85 084: Serangan musuh
86 085: Kaisar dingin
87 086: Perdamaian
88 087: Klan jahat
89 088: Menuju tingkat berikutnya
90 089: Mudah
91 090: Tak kan tunduk
92 091: Mulai resah
93 092: Duel di mulai
94 093: Sekarat
95 094: Langkah terakhir
96 095: Pertaruhan nyawa
97 096: Lebih kuat
98 097: Menjebak
99 098: persiapan
100 099: Pertemuan
101 100: Menaklukkan barat
102 101: Mencari kepuasan
103 102: Deklarasi perang
104 103: Blup blup blup
105 104: Kemenangan
106 105:
107 106:
108 108: Tamat
109 Bla bla bla
Episodes

Updated 109 Episodes

1
001: Jati diri Lin pan yang sebenarnya
2
002: Kebangkitan di dunia asing
3
003: Bangkitnya Predator di Gudang Usang
4
004: ​Pembantaian Senyap dan Racun Mematikan
5
005: Liu Shan
6
006: Metode penyiksaan terampuh
7
007: Membakar tempat persembunyian tua bangka
8
008: Tua bangka menyebalkan
9
009: Diam Tua bangka
10
010: Hadiah dari iblis Gila
11
011: Pertarungan singkat yang menyenangkan
12
012: Elder Han Wu
13
013: Rencana sempurna atau kau yang terlalu bodoh
14
014: Pahlawan yang di anggap jahat
15
015: Bertemu Makhluk spritual
16
016: Pertarungan di air terjun
17
017: Kekalahan Spiritual Beast
18
018: Harimau gengsian
19
019: Mo Tian si licik
20
020: Kegilaan Mo Tian
21
021: Liu bai bos bandit
22
022: Mo Tian vs Liu bai
23
023: Liu bai dan kawanan bandit VS Kelompok Nona Xie
24
024: Adu domba
25
025: Sumpah setia
26
026: Mo Tian lembut terhadap Xie
27
027: Rencana berhasil
28
028: Buku dan dokumen penting
29
029: Merayu Xie
30
030: Persiapan eksekusi
31
031: kedatangan Sang Penjebak di Sekte Bambu Hitam
32
032: Pertemuan singkat pemanis rencana
33
033: ​Kedatangan Sang Malaikat Maut: Pesta Gila di Gerbang Sekte
34
034: Kemunculan Blood Demon
35
035: Membersihkan jejak
36
036: ​Dua Ratus Tahun dalam Kegelapan
37
037: Kotak misteri
38
038: 1 Hari sebelum hari eksekusi
39
039: Kecupan manis
40
040: Anak-anak malang!
41
041: Amarah dan duka
42
042: Kedatangan yang mengejutkan
43
043: Mempermainkan nyawa
44
044: Balon darah dan amarah seorang ayah
45
045: Kematian dua bersaudara
46
046: Kembalinya sang Iblis darah
47
047: Keadilan
48
048: Mengamankan sumber daya jarahan
49
049: Penyamaran
50
050: Sang penghancur telah tiba
51
051: Akhir hidupmu telah tiba
52
052: Kehancuran mutlak Sekte awan ungu
53
053: Memburu sampai sarang musuh
54
054: Hancurnya fondasi sekte pedang abadi
55
055: Siapa yang terkuat
56
056: Akhir yang memuaskan
57
057: Kota naga hitam
58
058: Kultivator berhati murni
59
059: Permainan Psikologis
60
060: Mempermainkan orang naif
61
061: Apakah kau akan membuang sifat naif itu
62
062: Pilihan sulit
63
063: Menyebalkan
64
064: Kegagalan adalah awal dari kehancuran
65
065: Keluarga Qian
66
066: Semakin kuat
67
067: Taktik strategis
68
068: Membunuh umpan tidak berguna
69
069: Api revolusi
70
070: Kemenangan absolut
71
071: Kilasan aneh
72
072: Menghancurkan dengan mudah
73
073: Aku datang
74
074: Penentang dunia
75
075: Target baru
76
076: Pil pembentukan inti
77
077: Terobosan besar
78
078: Hadiah kecil untuk musuh
79
079: Penyerangan
80
080: Pertarungan sejati
81
081: Di ambang sekarat
82
Cerita pendek
83
082: Terbangun dari tidur panjang
84
083: Kau mencintaiku?
85
084: Serangan musuh
86
085: Kaisar dingin
87
086: Perdamaian
88
087: Klan jahat
89
088: Menuju tingkat berikutnya
90
089: Mudah
91
090: Tak kan tunduk
92
091: Mulai resah
93
092: Duel di mulai
94
093: Sekarat
95
094: Langkah terakhir
96
095: Pertaruhan nyawa
97
096: Lebih kuat
98
097: Menjebak
99
098: persiapan
100
099: Pertemuan
101
100: Menaklukkan barat
102
101: Mencari kepuasan
103
102: Deklarasi perang
104
103: Blup blup blup
105
104: Kemenangan
106
105:
107
106:
108
108: Tamat
109
Bla bla bla

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!