NovelToon NovelToon
Kisah Senja

Kisah Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Spiritual / Duniahiburan / Mafia
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: yulia weni

Di sebuah kampung yang sejuk dan dingin terdapat pemandangan yang indah, ada danau dan kebun teh yang menyejukkan mata jika kita memandangnya. Menikmati pemandangan ini akan membuat diri tenang dan bisa menghilangkan stres, ada angin sepoi dan suasana yang dingin. Disini bukan saja bercerita tentang pemandangan sebuah kampung, tapi menceritakan tentang kisah seorang gadis yang ingin mencapai cita-citanya.
Hai namaku Senja, aku anak bungsu, aku punya satu saudara laki-laki. Orangtuaku hanya petani kecil dan kerja serabutan. Rumahku hanya kayu sederhana. Aku pengen jadi orang sukses agar bisa bantu keluargaku, terutama orangtuaku. Tapi kendalaku adalah keuangan keluarga yang tak mencukupi.
Apakah aku bisa mewujudkan mimpiku?
yok baca ceritanya😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia weni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27

Di Puskesmas, "Bu, tolong teman saya!" ucap Senja yang masih menangis. Novi segera dibawa ke ruang IGD setelah keluar dari ambulance yang dibantu oleh teman-temannya dan supir ambulance.

"Baik," kata perawat tersebut. "Bukankah ini adik yang kemarin itu?" tanya perawat lagi. "Iya, Kak, ini teman saya lagi," jawab Senja. Kemudian, dokter datang. "Kebetulan dokter umum sedang bertugas sekarang dan belum pulang," kata perawat. Dokter segera memeriksa keadaan Novi.

Saat dokter memeriksa Novi, Novi pun sadar dan terlihat dalam kondisi yang lemah. "A...apa yang terjadi?" tanya Novi dengan suara lirih. Dokter dan perawat segera memberikan perawatan yang diperlukan untuk membantu Novi pulih.

"Alhamdulillah, kamu sudah sadar, Nov," ucap Senja dengan wajah lega dan senyum. "Aku sangat khawatir tentangmu," tambahnya sambil memegang tangan Novi dengan erat.

Novi tersenyum lemah dan mengangguk pelan, merasa lega karena ada teman yang peduli padanya. "Terima kasih, Sen," bisik Novi, suaranya masih lemah tapi penuh rasa syukur.

"Sudah berapa lama dia mimisan?" tanya dokter pada Senja. "Sekitar kurang lebih 3 bulan, Dok," jawab Senja dengan khawatir. Dokter mengangguk dan mencatat informasi tersebut, "Baik, kita perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya," katanya dengan serius.

Senja mengangguk, berharap ada solusi untuk kondisi Novi. "Tolong, Dok, bantu Novi," pinta Senja dengan harapan. Dokter memberikan senyum menenangkan, "Jangan khawatir, kita akan melakukan yang terbaik.

"Ya, Dokter, tolong teman kami ya," ucap Susan sambil sesegukan, air matanya mulai mengalir. "Kami sangat khawatir tentang kondisinya," tambahnya, suaranya tercekat.

Dokter mengangguk penuh pengertian, "Jangan khawatir, kami akan melakukan yang terbaik untuk membantu temanmu," katanya dengan nada yang menenangkan. Susan mengangguk, berharap ada keajaiban untuk Novi.

Novi masih menjahili Susan, "Kamu jelek kalau nangis kayak itu, San," katanya dengan senyum lemah. Susan langsung tersenyum dan menjahili balik, "Dasar kamu, Nov! Aku nangis karena khawatir sama kamu, bukan karena aku jelek!" Novi tertawa kecil, merasa senang karena Susan masih bisa bercanda dengannya.

"Kamu jangan banyak bicara lagi, Nov, nanti kamu pingsan lagi," ucap Mega dengan khawatir. "Simpan tenaga kamu, kita tunggu dokter selesai memeriksa," tambahnya sambil memegang tangan Novi dengan lembut.

Novi mengangguk lemah, "Oke, oke... aku diam," katanya dengan suara pelan. Mega tersenyum lega, "Bagus, Nov. Sekarang fokuslah untuk sembuh."

"Iya, Nov, jangan banyak gerak dulu. Kita tunggu hasil dari dokter," ucap Zaki dengan nada yang tenang. "Tenang aja, kita semua ada di sini buat kamu," tambahnya.

Novi tersenyum lemah, "Terima kasih, Zaki," katanya dengan suara yang pelan.

"Sama-sama Nov, balas Zaki tersenyum.

"Bagaimana keadaan teman saya, Dok?" tanya Senja pada dokter yang telah selesai memeriksa Novi. Dokter menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Keadaan Novi cukup memprihatinkan. Mimisan yang berlangsung selama 3 bulan ini bisa jadi tanda adanya masalah serius pada tubuhnya."

Senja dan teman-teman lainnya saling menatap dengan khawatir, "Apa yang bisa menjadi penyebabnya, Dok?" tanya Senja dengan nada cemas. Dokter melanjutkan, "Kami perlu melakukan beberapa tes lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pastinya. Tapi untuk sekarang, kita harus fokus pada stabilisasi kondisi Novinya dulu."

"Hasilnya kapan keluar, Dok?" tanya Senja dengan penuh harap. Dokter menjawab, "Kami akan melakukan tes darah, CT scan, dan beberapa pemeriksaan lainnya. Hasilnya mungkin akan keluar dalam beberapa jam atau besok pagi, tergantung pada prioritas dan kesiapan lab."

Senja mengangguk, "Baik, Dok. Tolong, secepatnya mungkin ya, Dok." Dokter mengangguk, "baik, biar kami periksa Novi dulu ya, kalian silahkan keluar," ucap dokter pada Senja dan teman-temannya. Senja dan yang lain mengangguk, "Baik, Dok. Kami akan menunggu di luar." Mereka keluar dari ruang pemeriksaan, meninggalkan Novi dan Dokter.

Sementara itu Orang tua Novi datang dan langsung menuju ke ruang tunggu IGD, wajah mereka dipenuhi dengan kekhawatiran. "Kami dengar Novi dirawat di sini, apa yang terjadi padanya?" tanya ayahnya kepada perawat. Perawat menjelaskan bahwa Novi sedang dalam pemeriksaan dokter dan hasilnya akan keluar setelah beberapa jam.

Orang tua Novi mengangguk, "Baik, kami akan menunggu di sini." Mereka duduk di ruang tunggu, menunggu dengan sabar hasil pemeriksaan Novi. Waktu berlalu dengan perlahan, mereka terus memikirkan keadaan Novi dan berharap yang terbaik untuk anaknya.

Orang tua Novi bertemu Senja dan yang lain di ruang tunggu. Ibu Novi langsung menghampiri Senja, wajahnya dipenuhi dengan air mata. "Bagaimana keadaan Novi, Sen?" tanya ibunya dengan suara yang tercekat. Senja menjawab dengan lembut, "Novi sudah sadar, Bu, dan sekarang sedang diperiksa dokter."

Ibu Novi menghela napas lega, "Alhamdulillah, anakku sudah sadar." Ayahnya bertanya, "Kapan hasilnya keluar, Sen?" Senja menjawab, "Dokter bilang beberapa jam lagi, Pak." Orang tua Novi mengangguk, berharap yang terbaik untuk anaknya.

Setelah beberapa jam kemudian, hasilnya keluar. Dokter memanggil keluarga dan teman-teman Novi untuk menjelaskan hasilnya. "Novi mengalami kondisi yang disebut dengan leukemia," kata dokter dengan serius. Senja dan teman-temannya terkejut, "Leukemia? Apa itu, Dok?" tanya Senja dengan khawatir. Dokter menjelaskan, "Leukemia adalah jenis kanker darah yang mempengaruhi produksi sel darah putih. Kami perlu melakukan pengobatan lebih lanjut untuk mengobati kondisi ini." Teman-teman Novi saling menatap, berusaha memahami situasi yang sedang dihadapi oleh Novi.

Orang tua Novi tampak shock mendengar kabar ini, ibu Novi langsung menangis tersedu-sedu sementara ayahnya berusaha menahan air mata. "Apa yang harus kita lakukan, Dok?" tanya ayahnya dengan suara yang bergetar. Dokter menjawab, "Novi akan perlu menjalani kemoterapi dan perawatan lainnya untuk mengobati leukemia ini. Namun, saya harus memberitahu Anda bahwa peralatan di puskesmas ini tidak lengkap untuk menangani kasus seperti ini. Saya sarankan Novi dibawa ke rumah sakit kota untuk mendapatkan perawatan yang lebih lengkap."

Orang tua Novi saling menatap, wajah mereka dipenuhi dengan kekhawatiran dan ketakutan. "Baik, Dok. Kami akan melakukan apa saja untuk Novi," kata ayahnya dengan tekad.

1
yulia weni
Bagaimana kisah selanjutnya ya, mohon di pantau terus dan beri masukan ya, 😁
fazwaa awaa
sangat bagus dan cocok di saya
Miska Irawati
ceritanya bagus
yulia weni
Karya bagus, apalagi mengingat tentang sebuah perjuangan mencapai mimpi
Grecia Amiel
Ini author beneran jago banget, keren! 👍
yulia weni: terimakasih telah mampir kk, mohon supportnya
total 1 replies
yulia weni
mohon supportnya ya teman2 hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!