NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Sang Anak Haram

Istri Kontrak Sang Anak Haram

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: NABABY

Kiara terpaksa menikahi Orion karena satu tujuan yaitu untuk balas dendam. Dirinya merasa dipermainkan oleh Leonard Arven Hadinata, anak sulung sebuah keluarga konglomerat Hadinata. Kiara dan Leo sudah menjalin hubungan cukup lama dan dijanjikan akan dinikahi suatu hari nanti. Namun sang pria justru menghilang tanpa satu alasan. Kiara hingga merasa sedih dan kecewa.

Kiara melakukan sebuah pernikahan kontrak dengan Orion Alaric Hadinata, sang putra tidak sah alias anak haram Hadinata. Dari Aditya Pramana Hadinata, sang kepala keluarga dengan seorang wanita yang tak diketahui siapapun. Sekaligus adik tiri dari sang putra sah yaitu Leonard.

Orion menyetujui pernikahan itu karena ia juga ingin menghancurkan keluarga yang selama ini merawatnya dari kecil. Juga untuk mencari tau dimana keberadaan ibu kandungnya sekarang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NABABY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maaf

Suasana begitu canggung. Setelah pertengkaran itu, Orion mengajak Kiara untuk pulang dan menyerahkan urusan kedai kepada lainnya. Dalam perjalanan, Kiara masih terlihat sedih dan diam saja. Beberapa kali Orion ingin membuka obrolan namun diurungkannya.

Mobil memasuki parkir depan rumah. Orion bergegas keluar untuk membukakan pintu mobil untuk Kiara, namun Kiara sudah keluar duluan. Ia melihat gadis itu langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Orion masih mengamati dari jauh, dan perlahan mengikuti Kiara.

"Bisa kita bicara sebentar?" Orion menahan tangan Kiara saat wanita itu beranjak menaiki anak tangga.

"Maaf, aku ingin sendiri dulu." Jawab Kiara lesu.

Kiara kembali melangkah. Ia tak punya muka untuk menghadapi Orion saat ini. Dalam sehari, dia sudah membuat Orion kecewa dua kali. Dengan masalah yang sama.

Orion menggeram lalu menarik tangan Kiara secara paksa membawanya menuju sofa. Orion tak menerima alasan apapun. Ia membawa Kiara lalu mendudukkannya disana.

"Bisa kau ceritakan padaku, kenapa kakak menemuimu lagi?" Tak ada tanda kemarahan atau kekecewaan sedikitpun dari suara Orion. Membuat Kiara kini berani mendongak melihat wajah suaminya.

Ingatan Kiara langsung kembali pada memori beberapa jam yang lalu, saat Leo tiba-tiba datang mengejutkan dirinya dan juga yang lain.

Kiara membawa Leo untuk keluar kedai agar tak mengganggu pengunjung yang datang. Ia terkejut, Leo datang ke kedainya. Bahkan dulu saja Leo tak pernah datang. Jika ingin bertemu Kiara pasti selalu menunggu di depan. Namun malam ini pria itu datang, mencoba mengajak Kiara untuk bicara.

"Mau apalagi kamu menemuiku? Kamu nggak takut jika ketahuan Orion lagi?" Kiara terlihat jengah, namun ada rasa senang sedikit karena bisa melihat wajah Leo lagi.

"Aku tak takut pada anak haram itu. Dia tidak akan pernah menang melawanku, Kiara."

"Berhenti memanggilnya anak haram Leo. Dia itu adikmu. Setidaknya hargai dia sebagai keluargamu."

"Menghargai? Keberadaannya adalah sebuah aib untuk keluargaku! Lagipula sejak kapan kau mulai peduli padanya? Apa kau benar-benar sudah tak mencintaiku lagi hah?!"

Ekspresi Leo berubah seketika. Wajahnya memerah dengan rahang yang mengeras. Sorot matanya juga menjadi tajam. Kiara membisu sejenak. Perasaan takut langsung muncul begitu mendengar bentakan Leo.

"Atau karena kalian berdua sama-sama anak haram jadinya kalian saling melindungi?"

Kiara menampar Leo amat keras. Sebuah kalimat yang terlontar dari Leo barusan sangat menyakiti hatinya.

"Jaga bicaramu Leo." Nada Kiara masih terkontrol.

Leo membalas dengan senyum menyeringai. Ia mengangkat pundaknya lebih tegap, memberi kesan intimidasi bagi lawan bicaranya.

"Itu benar kan? Kalian berdua itu cuma anak haram!" Leo kembali membentak.

Amarah Kiara makin memuncak, namun dia berusaha untuk tenang. Dia langsung beranjak pergi tak memperdulikan Leo. Namun tangan Kiara langsung ditarik oleh Leo dengan keras membuat Kiara meringis kesakitan.

"Mau kemana kau? Kau milikku, kau hanya milikku seorang." Leo menarik Kiara membuat Kiara berjalan menuju mobilnya.

"Lepas! Leo, sakit!" Kiara meronta mencoba melepaskan diri. Namun tenaga Leo jauh lebih besar dari miliknya, hingga Leo dengan mudah menarik Kiara menuju mobilnya.

"Berhenti mengangguku Leo!" Kiara membentak Leo keras, membuat pria itu berhenti. Tangan Leo terangkat siap untuk menampar Kiara.

Orion tiba-tiba datang dan terjadilah insiden pemukulan itu.

Orion masih terdiam mendengar cerita Kiara barusan. Selama Kiara bercerita mengenai insiden malam ini, Orion hanya menyimak dan tak menyanggah sama sekali.

"Bahkan dia memanggilmu anak haram. Aku kira dia benar-benar mencintaimu." Orion menghela nafas. Ia bersandar di sofa sambil mengusap wajahnya.

"Aku sangat benci saat dia bilang seperti itu. Selama ini aku berharap jika aku masih punya kesempatan dengannya. Tapi... Kenapa dia tega mengatakan hal seperti itu? Apa salahnya menjadi anak yang tumbuh di panti asuhan yang tudak tau siapa orang tuanya?" Kiara menunduk. Suaranya kembali bergetar.

Orion kembali terkesiap. Ia melihat Kiara terus mengelap air matanya dengan punggung tangannya. Orion perlahan mengangkat dagu Kiara dengan ujung jarinya, membuat mata mereka bertemu.

"Hey... Jangan menangis. Kau tidak boleh menangisi pria sepertinya paham?" Orion menyeka air mata Kiara dengan jemarinya. Ia menangkup pipi gadis itu, agar pandangannya tak kemana-mana.

Kiara mendongak, dengan mata yang sembab ia melihat pasrah pada Orion. Isakannya tersendat, disertai suara hirup ingus oleh Kiara yang membuat Orion tersenyum, lalu memeluknya.

"Jangan nangis ya." Pinta Orion lembut.

Kiara mengangguk pelan dalam dekapan Orion. Sementara sang pria masih sibuk mengelus punggung milik istrinya. Beberapa lama mereka berdua saling menenangkan satu sama lain.

Orion melihat kearah Kiara, ia menjauhkan wajah Kiara dari pelukannya. Melihat mata gadis itu membengkak dan merah.

"Kau sudah merasa baikan?"

"Iya..."

Orion tersenyum lalu kembali menyeka air mata Kiara yang masih basah.

"Orion, terima kasih sudah menenangkan aku. Aku minta maaf sudah membuatmu masuk dalam masalahku." Kiara mengembungkan pipinya karena masih merasa kesal pada Leo.

Orion terkekeh melihat ekspresi Kiara sekarang. Baginya, Kiara saat ini terlihat begitu menggemaskan.

"Tidak apa-apa Kiara. Kau adalah istriku. Jadi tidak mungkin aku membiarkanmu diambil begitu saja oleh kakak. Ya, setidaknya kita harus saling melindungikan."

Kiara mengangguk. Apa yang dikatakan Orion benar adanya. Meski pernikahan ini hanya kontrak, tak ada satu orang suami pun di dunia ini yang akan diam saja jika istrinya akan dibawa laki-laki lain.

"Kau pasti lelah. Mau istirahat sekarang?"

Kiara lagi-lagi mengangguk. Entah sejak kapan dia mulai jadi pendiam. Orion melepaskan pinggang Kiara, dan membiarkan gadis itu pergi lebih dulu. Sedangkan dirinya masih duduk sembari melihat Kiara naik ke lantai dua.

Ia memijat pelipisnya pelan. Wajahnya sering tegang hari ini. Dia juga tak bisa terus berdiam diri seperti ini. Dia harus melakukan sesuatu.

......................

Pagi itu terlihat seperti biasa. Saat Orion turun kebawah, ia melihat dapur masih kosong. Padahal setiap hari Kiara selalu bangun lebih dulu dan memasak untuknya, namun tidak hari ini.

Merasa ada yang aneh, Orion kembali naik keatas menuju kamar Kiara. Orion mengetuk pintu kamar pelan, mencoba memanggil namun tak ada jawaban. Sekali lagi ia mengetuk dan memanggil nama Kiara, tetap tak ada jawaban. Dengan pelan ia memegang gagang pintu lalu membuka pintunya.

"Kiara?" Orion melihat Kiara masih tertidur diatas ranjang.

"Kiara, kau masih tidur?" Orion perlahan masuk melihat keadaan Kiara.

Sesampainya disamping ranjang, ia melihat ada yang berbeda. Nafas Kiara memburu. Orion langsung memegang kening Kiara. Panas! Orion langsung membangunkan Kiara.

"Kiara? Kau tak apa?" Orion mengguncang sedikit bahu Kiara.

"Mmmh... Orion?" Suaranya lemah.

"Kau demam. Kau baik-baik saja?" Orion terlihat panik.

"Kepalaku pusing. Maaf, aku tidak bisa membuatkanmu sarapan pagi ini."

"Tidak apa. Kau istirahat saja. Aku akan mengompresmu. Sebentar ya." Orion bergegas pergi untuk menyiapkan kompres air hangat untuk Kiara.

Setelah beberapa lama berlalu, akhirnya Orion kembali dengan sebaskom air dan mengompreskan nya dengan handuk pada Kiara. Orion tampak telaten saat merawat Kiara. Ia teringat saat Celine terkena demam. Ia semalaman merawat Celine. Sedangkan Ratna ataupun Aditya tak ada yang datang untuk menjenguknya.

"Orion terima kasih. Tapi bukankah kau harus bekerja?"

"Aku tak masuk hari ini. Aku bilang, istriku sakit, jadi aku harus merawatnya. Kau tidak usah memperdulikan aku. Istirahatlah." Orion membenarkan selimut agar semua bagian tubuh Kiara tertutup.

"Maaf sudah merepotkanmu."

"Tak apa Kiara. Kau selalu bilang jika kita berdua adalah rekan bukan? Setidaknya biarkan aku merawatmu. Paham?" Tangan Orion mengelus pipi Kiara lembut.

"Iya."

Orion kembali mengganti kompres dengan yang baru. Dirinya juga melihat Kiara kembali tertidur lagi. Ia tersenyum. Orion duduk lama sebelum akhirnya ia pergi dari kamar tersebut, membiarkan Kiara untuk istirahat sejenak.

1
Eka Rahma
nungguin aku thorr
NABABY: iya...
total 1 replies
Eka Rahma
semangat
Eka Rahma
lanjut thor
Eka Rahma
lanjut thor💪
NABABY: siap kakak
total 1 replies
Hoa thiên lý
Nggak sabar lanjutinya.
Celty Sturluson
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
NABABY: Bentar kak ya, hari ini aku usahain.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!