Wang Bao pemuda pekerja keras menyelamatkan sepupunya dari sebuah kecelakaan, namun malah tertabrak dan melakukan transmigrasi ke dunia lain memasuki tubuh pemuda yang memiliki nama yang sama dengannya. Di dunia tersebut jiwa Wang Bao masuk ke dalam tubuh tuan muda dari keluarga bangsawan, mengetahui hal tersebut Wang Bao sengat senang hidup dengan kekayaan Wang Bao berpikir akhirnya tiba kesempatan untuknya bersantai tanpa harus bekerja mati-matian untuk mencari uang sayangnya ternyata Wang Bao terjebak ke dalam keluarga seniman beladiri, yang mengutamakan kekuatan membuat Wang Bao berpikir untuk melarikan diri dari dunia bela diri tapi semakin ingin melarikan diri Wang Bao semakin terjebak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mirna Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lembah Kabut
"Dapat!" Seru seorang anak yang berhasil mendapatkan hewan roh berbentuk kucing dengan cahaya emas menyelimuti seluruh tubuh kucing yang ditemukannya, dipercaya bahwa kucing ini masuk dalam hewan roh langkah yang membawa keberuntungan bagi yang memilikinya.
Dia menangkapnya, lalu menjinakkan kucing roh itu dengan membentuk tali dari energi Qi tubuhnya dan disatukan dengan energi roh kucing yang baru ditangkapnya.
"Srekk!" Sebuah tebasan memotong tangannya secara tiba-tiba.
Anak itu mematung, otaknya lambat memproses kejadian yang begitu cepat setelah tiba-tiba darah mengucur dari tangannya.
"Aaaaa!" Pekiknya lalu menjerit kesakitan, kucing roh yang tadi didapatkannya telah berpindah tangan.
"Ini milikku," Ucap Gao Xi, menendang tubuh anak yang ditebasnya hingga jatuh tersungkur.
"Kejam... Kejam..." Gumamnya tidak henti-hentinya, tangannya yang masih ada merogoh sakunya mencari batu peledak untuk meminta pertolongan.
"Srekk!" Satu tebasan lagi mendarat, kini kedua tangan anak malang itu terpotong.
"Aaaaa!!! Kejam..." Pekikan menjerit menahan sakit, "Kalian tidak mengikuti ajaran taoisme," Jerit Anak itu kesakitan.
"Yaa, memang," Jawab Shun rekan Gao Xi, dengan menggunakan kakinya dia meraba-raba letak batu peledak anak yang masih menjerit kesakitan, "Batu ini milikku," tuturnya mengambil batu peledak orang lain.
"Untuk apa kamu mengambil batu jelek seperti itu." Tanya Gao Xi tangannya mengelus kucing roh emas yang sudah dia jinakkan dengan energi Qi nya.
"Ini seru, akan aku koleksi," Jawab Shun, "Lihatlah," Ucapnya lalu melempar batu peledak ke tubuh anak yang tadi mereka serang, seakan memperlihatkan permainan seru untuk Gao Xi.
"AAAaaaa!!!!" Teriaknya kesakitan lalu terdiam tidak lagi bersuara.
"Lihat, kau lihat ekspresinya? Lucu sekali kan," Ucapnya senang melihat seseorang hancur didepan matanya.
"Kita akan tertangkap jika meledakkan batu itu berhati-hatilah Shun," Gao Xi mengkritik Shun yang terlalu ceroboh.
"Kenapa, ini seru! Lihat betapa bingungnya pengawas yang akan menjemput mayat anak ini nanti, membayangkan wajah bingung mereka cukup membuat ku merasa terhibur," Jawab shun, kemudian mereka berdua meninggalkan tempat itu berjalan berkeliling hutan mencari mangsa baru.
Beberapa saat kemudian dua orang pengawas ujian datang menjemput, namun saat tiba mereka berdua tertegun.
"Apa ini?" Tanya rekannya.
"Tidak tahu, mungkin salah meledakkan batunya lalu tidak sengaja mengenai dirinya sendiri."
"Kasihan sekali," Gumam mereka berdua bersama, lalu membawa sisa mayat peserta untuk dikembalikan ke keluarganya dan dimakamkan secara layak.
Semakin lama para pengawas ujian semakin kesulitan, dentuman ledakan terdengar dimana-mana secara bersamaan, saat tiba peserta sudah tidak bernyawa.
Awalnya mereka berfikir peserta tidak sengaja terkenal ledakkan saat meledakkan batu peledak, namun semakin lama kejadian serupa semakin sering terjadi.
"Ini baru hari pertama dan sudah banyak peserta yang ditemukan meninggal."
Pengawas ujian curiga ada sesuatu yang tidak beres dalam lembah kabut.
"Benar, mari kita tunggu sampai besok jika berlanjut maka segera laporkan ke pengawas tingkat atas." Merek setuju, melakukan penyelidikan sendiri mencari tahu penyebabnya terlebih dahulu sebelum melapor.
...
Gao xi merebut harta warisan atau hewan roh yang berhasil ditangkap peserta lain, tanpa segan membunuh untuk memudahkannya mengambil dibantu oleh rekannya Shun.
"Lihat, kita belum ketahuan kan bahkan jika kita meledakkan batu-batu itu," Shun begitu bangga, bahwa mereka berdua belum tertangkap.
"Diamlah Shun, kita menyusup kesini untuk mengambil harta warisan leluhur untuk diberikan pada ketua, jika dapat hewan roh yang berguna ambil saja, jangan bermain-main seperti ini. Fokus pada misinya saja," Gao Xi kembali menasehati rekannya Shun.
"Itukan tugasmu untuk mengumpulkan harta di sini, sedangkan saya hanya diminta untuk membawa pulang keturunan Mu Yi," Jawab Shun kesal, Gao Xi selalu menegurnya.
Mereka berdua menyisir seluruh lembah kabut, siapapun yang mereka temui tidak lepas dari kekejaman mereka berdua.
Salah satu peserta tidak sengaja melihat mereka, segera bersembunyi agar tidak tertangkap.
"Mereka berdua telah membunuh banyak orang tidak bersalah," Gumamnya menunggu Gao Xi dan Shun pergi.
Setelah merasa aman dia lalu lari terbirit-birit, mencari tempat persembunyian.
"Brak!"
Saat dia lari mencari tempat persembunyian tidak sengaja menabrak orang.
"Hei! Hati-hati!" Yo Tian menegur, lalu membantunya berdiri.
"L-l-lari," Ucapnya terbata-bata, lalu lari terbirit-birit tanpa memberi penjelasan pada Yu Tian dan Long Wei.
Yo Tian dan Long Wei selalu bersama bukan karena Long Wei mau tapi karena Yo Tian selalu mengikuti kemanapun Long Wei pergi.
Long Wei tidak memperdulikannya, selama tidak menganggu atau menghalangi jalannya.
Yo Tian sendiri selalu mengikuti Long Wei karena merasa bosan jika berjalan sendirian, itulah mengapa mereka selalu bersama sejak masuk ke dalam lembah kabut.
"Kenapa? Kami menghawatirkan Wang Bao ya?" Tanya Yo Tian, melihat Long Wei terlihat gelisah setelah menemukan banyak mayat peserta yang meninggal tidak diketahui penyebabnya.
Long Wei tidak menjawab, hanya kembali berjalan menyusuri hutan mencari tempat untuk beristirahat.
"Bbooom!" Dentuman terdengar begitu keras.
"Itu didekat kita," Gumam Yo Tian mendengar arah suara.
Long Wei bergegas pergi untuk memeriksa.
"Hei! Long Wei, kamu mau kemana?" Yo Tian terpaksa mengikuti Long Wei.
Sampai di tempat kejadian Long Wei merasa lega, ternyata hanya peserta yang menyerah tidak ada mayat atau perkelahian.
Dua orang pengawas datang, membawa peserta yang meledakkan batu tadi.
"Kalian berhati-hatilah, jika merasa ada sesuatu yang aneh segera menyerah. Sepertinya ada subjek tidak dikenali yang berkeliaran di hutan ini," Ucap Pengawas menasehati Long Wei dan Yo Tian sebelum pergi.
Long Wei melihat Yo Tian, sementara Yo Tian mengangkat bahunya tidak tahu apa yang dimaksudkan oleh pengawas tadi.
Mereka berdua kemudian memilih beristirahat, membuat api untuk menghangatkan diri dan menebar dedaunan kering untuk mengurangi dingin.
"Yo Tian, apa menurutmu Wang Bao menyerah dan tidak jadi masuk ke Lembah kabut?" Tanya Long Wei, mengajak Yo Tian berbicara untuk pertama kalinya.
"Kalian berdua pasti sangat dekat, sampai orang sepertimu bahkan memikirkannya disaat seperti ini," celetuk Yo Tian, melemparkan ranting ke dalam api menjaga agar api tidak mati.
"Kami teman," Ucap Long Wei singkat.
"Apa dia sebaik itu? Tanya Yo Tian penasaran.
"Tidak tau, pokonya kami berteman," Jawab Long Wei."
"Baiklah, tapi menjawab pertanyaanmu yang pertama semua peserta pasti masuk ke hutan ini jika ingin menyerah maka harus masuk dulu dan meledakkan batunya. Menurutku Wang Bao pasti orang pertama yang meledakkan batunya, anak manja sepertinya tidak mungkin bertahan di lembah dingin dan lembab ini selama tiga hari jadi kamu tidak perlu gelisah memikirkannya," Ucap Yo Tian.
lalu mereka berdua tidak lagi saling berbicara, dan beristirahat.
...***...