Jika ada yang meniru cerita dan penggambaran dalam novel ini, maka dia plagiat!
Kali ini Author mengangkat ilmu hitam dari Suku Melayu, kita akan berkeliling nusantara, Yuk, kepoin semua karya Author...
"Jangan makan dan minum sembarangan, jika kau tak ingin mati secara mengenaskan. Dia menyusup dalam diam, membunuh secara perlahan."
Kisah delapan mahasiswa yang melakukan KKN didesa Pahang. Bahkan desa itu belum pernah mereka dengar sebelumnya.
Beberapa warga mengingatkan, agar mereka jangan makan suguhan sembarangan, jika tak ingin mati.mengenaskan...
Apa yang menjadi misteri dari desa tersebut?
Apakah kedelapan Mahasiswa itu dapat selamat?
ikuti kisah selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berbalik
Rodiah meletakkan cangkir tehnya. Ia berjalan menuju kamar, lalu membuka pintu lemari dengan perlahan.
Saat pintu terbuka lebar, ia menatap beberapa berkas surat yang saat ini sudah beralih atas namanya, dan itu harta hibah yang sudah diperdaya olehnya.
"Bagaimana rasanya, Tok? Ditinggalkan wanitamu? Menyakitkan--bukan? Begitu juga yang ku rasakan saat suamiku meninggal beberapa tahun yang lalu, dan itu semua karena perbuatanmu!" gumamnya dengan penuh dendam.
Sejenak ia mengingat kisah dimana saat pertama kali menginjakkan kaki didesa itu. Ia baru saja sebulan menikah. Niat hati bertamu ke rumah Atoknya, namun berakhir petaka.
Dimana sang suami harus mati mengenaskan karena terkena racun santau milik Pak Burhan, yang saat itu sedang melintas didepan rumah atoknya.
Sang suami menegur ramah, sembari menyeruput segelas kopi. Namun, balasannya adalah sebuah bencana, pria itu mengirimkan racun santau kepada pria yang dicintainya.
Mendapat kabar jika suaminya diracun, Rodiah tidak terima, dan ia ingin membalaskan dendam atas kematian tersebut, dan saat ini adalah waktu yang tepat, dimana, pria itu sudah semakin melemah, dan ia telah mencari cara untuk melemahkannya.
Dalam diamnya, ia memberi makan racun itu sendiri kepada sang pria, dan ia telah membuat pria itu akan menuai karma dengan sendirinya.
"Terimalah semuanya, ini akan menjadi awal yang sangat mengerikan untukmu." wanita itu menutup pintu lemari, dan ia sudah melayangkan surat gugatan cerai kepengadilan Agama, dengan perihal jika tidak mendapatkan nafkah bathin, sebab punya sang suami sudah lama loyo.
****
Darmadi keluar daru rumah. Ia berniat akan membeli sebungkus rokok.
"Bismillahi tawwakkaltu, Allahi walaa hawullah quwwata illah billah..." doanya dalam hati, saat akan melangkah keluar dari teras rumah.
Akan tetapi, sudut matanya melihat sesuatu yang tak biasa, ada sebuah bundulan yang tersimpul seperti dibungkus dengan kain mori.
Nalurinya mengatakan sesuatu, ada yang mengganjal dalam hatinya.
Pemuda itu mengambil ranting kayu, lalu memasukkan benda tersebut kedalam kantong kresek tanpa menyentuhnya.
Entah mengapa ia merasa, jika benda itu adalah kiriman seseorang yang selama ini sudah meneror mereka.
Dengan perasaan yang sangat kesal, ia menyimpannya didalam jok motor, dan ingin melakukan sesuatu tanpa diketahui oleh rekan-rekan mahasiswa lainnya.
Saat malam menjelang. Darmadi pergi dari rumah kos, sendirian.
Ia mengemudikan motornya, menuju dusun, tempat dimana ia merasa jengah dengan seseorang. Hatinya begitu kesal, dan kali ini tidak dapat mentolerirnya.
Setibanya ditempat yang ia tuju, ia memarkirkan motornya sedikit menjauh. Lalu berjalan mengendap-endap dikegelapan malam.
Ia melemparkan kembali benda itu didepan rumah yang dianggapnya sebagai pelaku, dan melafalkan doa yang ia anggap sebagai penolak sihir.
Sebab racun santau adalah merupakan sihir, yang sama seperti ilmu hitam lainnya, dimana semuanya meminta bantuan setan.
Setelah menyelesaikan tugasnya, ia kembali pulang, dan ada rasa puas atas apa yang sudah dilakukannya.
Saat bersamaan, seorang pria tua yang terlihat terbatuk sedang membuka pintu rumah
Nafasnya kian berat, ada rasa sakit dibagian dadanya dan tulang punggungnya terasa ngilu.
Pria itu adalah Burhan. Ia berjalan dengan langkahnya yang sangat lamban. Kakinya menuruni anak tangga, dan saat menginjak tanah, ia merasakan telapak kakinya menyentuh sesuatu, dan saat ketika melihatnya, ia dikejutkan dengan bundulan kain berwarna putih dikirimkannya kepada korban, tetapi kembali kerumahnya.
"Hah! Ia terkejut melihatnya, dan menit berikutnya, sesosok makhluk mengerikan memaksa masuk ke dalam tubuhnya, dan membuatnya semakin merasa sesak.
Ia merasakan tubuhnya lemah, lalu duduk dianak tangga, dengan dadanya yang sesak.
Saat bersamaan, terlihat dua orang melintas dari depan rumahnya.
Akan tetapi, mereka tak sedikitpun bergeming untuk menolongnya, dan terkesan tak acuh.
Nafasnya semakin berat, namun niatnya ingin membeli kemenyan diwarung cukup kuat, hingga membuatnya memaksa untuk berjalan.
Langkahnya tertatih, dan untuk mencapai jarak lima meter saja, ia harus berulang kali berhenti, sebab rasa sakit pada bagian perutnya terus bertambah, dan sesak semakin menghimpit dadanya.
Ia mencoba berdiri tegak. Menatap malam yang semakin sunyi dan gelap, segelap hatinya yang dipenuhi oleh kehancuran dan kebencian yang tidak beralasan.
Ia kembali melangkah. Namun, kalinya seolah ada yang menariknya, dan membuatnya terpaksa harus berjalan dengan sangat perlahan.
Saat bersamaan, ia melihat kembali sosok makhluk mengerikan yang datang melesat kearahnya, dan tanpa diduga, menyerangnya dengan masuk melalui ubun-ubunnya, dan menembus paru-parunya.
Wuuuuuusssh
Sosok itu menghuni organ pernafasannya, dan membuat pria tua itu akhirnya tumbang, dan luruh keatas tanah.
Braaaaak
Tubuhnya menghempas tanah. Ia terlihat mengejang. Warga yang melihatnya berkerumun mengelilinginya.
Diantara mereka tidak ada satupun yang terniat untuk menolongnya, mungkin sudah terlalu muak dengan tingkahnya sehingga kematiannya adalah anugerah bagi warga desa.
Pria itu terlihat sekarat. Namun, mereka hanya menonton saja. Hingga akhirnya seorang pria bernama Adi datang membelah kerumunan.
Ia mencoba mengangkat tubuh pria renta itu dengan kedua tangannya meskipun ia sama tuanya.
Warga tak juga berempati, dan membuat Atok Adi harus kepayahan untuk membawa pria itu kembali ke rumah.
Dengan langkah yang sangat lamban, akhirnya mereka tiba didepan rumah milik Burhan.
Atok Adi membawanya masuk ke rumah. Saat tiba disalam rumah, Burhan tak lagi sanggup untuk berdiri, hingga ia kembali ambruk dan akhirnya tak sadarkan diri.
Meskipun rasa kesal ada, tetapi Arok Adi masih memiliki jiwa kemanusiaan yang cukup tinggi.
Ia mencoba menghubungi Atok Hasyim dan Sholeh yang akan ikut mengurus tentang Burhan yang sekarat.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya kedua pria itu datang ke rumah sang pemilik racun santau.
Terlihat Burhan cukup miris. Darah keluar dari mulutnya, hidung dan juga telinga, bahkan menjalar kebagian mata.
Ketiga pria itu mencoba membantu mengurangi penderitaan pria tersebut. Namun, sepertinya sang iblis tak ingin pergi, dan menantang ketiganya.
Melihat banyaknya iblis dan juga bersifat ganas, akhirmya membuat mereka harus bekerja cukup keras, agar sang iblis keluar dari tubuh.
Warga berbondong ke rumah sang pemilik racun santau. Mereka menonton sebuah kejadian yang mana dalam doa mereka adalah sama, yaitu membuat pria itu segera menemui ajalnya.
Doa yang mereka lantunkan adalah doa agar pria itu segera menemui ajalnya. Mungkin terdengar sangat tak berhati nurani. Tetapi jika ditilik lebih dalam, maka pria itu lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya.
Suara erang kesakitan yang keluar dari bibir Burhan, menambah susana malam yang semakin mencekam.
Tarikan nafas Burhan terdengar semakin berat, dan kedua matanya terbeliak ke atas, seolah sedang melihat sesuatu yang mengerikan dan menakutkan.
Semakin ketiganya berusaha untuk mengeluarkan iblis yang bersarang ditubuhnya, maka semakin berat pula mereka mencoba bertahan didalam dada Burhan.
entah kenapa aku malah berharap bang darmadi jadian sama andana
semoga cepat ada jalan keluarnya . biar tenang. hidup tentram.. aman ,damai