Apa jadinya setelah ditinggalkan lalu dipertemukan kembali? Alisha Maureen wanita cantik dengan senyuman manis ini dipertemukan kembali dengan pria yang dulu ia gila-gilai.
Ketika Alisha kembali bertemu dengan Askara, Ia tak menyangka luka lama justru tumbuh menjadi harapan baru. Namun saat beberapa potong kejadian membuat Alisha bertanya-tanya siapa sebenarnya yang harus ia percaya? Kisah nya semakin rumit saat kesalahpahaman, rahasia, dan sebuah perjodohan.
Namun benarkah begitu? Ataukah Alisha hanya terjebak pada apa yang matanya lihat, sementara hati nya sendiri menolak percaya?
Saat kebenaran terungkap ia harus memilih
untuk percaya pada keraguannya, atau kembali pada janji manis Askara yang tak pernah berhenti untuk memanggil nya pulang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deviyaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part - 34
Pagi di kantor, Askara turun dari mobil setelah memarkirkan mobil nya di parkiran khusus para petinggi. Kemudian ia berjalan menuju ke arah ruangan, didepan ruangan sana sang sekretaris telah ada.
"Selamat pagi Tuan." Sapa Riani dengan sopan.
"Pagi." Jawab Askara dengan singkat.
Kemudian Askara pun masuk ke dalam ruangan nya tanpa menoleh sedikit pun.
Riani pun berdiri setelah menunggu beberapa saat, ia sudah siap dengan map yang ada di tangannya.
Tok tok tok
"Masuk." Jawab Askara sedikit tegas.
"Izin menyampaikan agenda Tuan, hari ini ada rapat di jam sepuluh, lalu sore nya ada pertemuan dengan klien." Ujar Riani sembari menyodorkan map yang berada di tangannya.
Aksara hanya mengangguk untuk menanggapi sambil menerima map.
"Siapkan juga data terakhir untuk meeting." Perintah Askara
"Sudah saya print dan taruh di meja Anda tuan." Ujar Riani.
"Bagus." Kata Askara singkat, kemudian ia membuka laptop dan memeriksa beberapa laporan.
"Ada apalagi?" Tanya Askara.
Pasalnya Riani tak kunjung pergi setelah menyerahkan map tersebut, ia malah berdiri bagai patung di hadapan Askara.
"Kalau boleh saya akan membawakan segelas kopi jika Anda mau Tuan?"
Askara menoleh sebentar, ia langsung berekspresi datar.
"Tidak usah, fokus saja pada pekerjaan mu hari ini." Tegasnya.
Riani tersenyum tipis, "Baik Tuan kalau begitu."
Kemudian ia melangkah pergi, tapi sebelum keluar Riani berbicara kepada Askara.
"Tapi jangan lupa untuk sarapan ya tuan, saya tidak ingin Anda sakit. Percayalah ada orang yang mengkhawatirkan kesehatan Anda."
Aksara hanya diam tak menjawab, tangannya tetap fokus mengetik meski matanya sempat menoleh sedikit untuk sepersekian detik.
...----------------...
Berbeda dengan Alisha yang saat ini tengah berbelanja di supermarket, waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Alisha sengaja pulang lebih awal karena ia memang berencana akan belanja bulanan.
Ia mengendarai sepeda motor miliknya, ia sedang malas menyetir mobil, dan Alisha pun sudah rindu rasanya. Ia ingin menikmati udara di sore hari.
Setelah ia selesai berbelanja Alisha berjalan keluar dari supermarket, baru ia akan menaiki sepeda motornya hujan langsung turun dengan begitu derasnya. Membuat Alisha kembali berteduh didepan supermarket.
"Kenapa pas pake motor malah hujan sih, perasaan kemarin pas bawa mobil cuacanya cerah terus." Gerutu Alisha.
Drrt drrtt drtt
Ponsel Alisha berdering di dalam tas berwarna pink muda itu. Ia melihat ternyata Askara yang menghubungi nya.
"Halo Al kamu udah pulang?" Tanya Askara.
"Sudah, tapi ini masih di supermarket." Ujar Alisha sedikit berteriak karena suara hujan yang semakin deras.
"Kok berisik disana hujan Al?"
"Iya kara, ini aku sedang berteduh di depan supermarket nya."
"Tunggu aku akan kesana beberapa menit lagi, share lokasi nya."
"Baiklah."
Beberapa menit kemudian, sebuah mobil tampak masuk ke depan supermarket. Dapat Alisha pastikan jika itu adalah Askara.
Askara tersenyum di dalam mobil saat melihat ekspresi gadisnya yang tengah cemberut sembari memeluk kantong belanjaan nya.
"Rio, kau tunggu di sini saja." Ujar Askara dengan membuka pintu mobil.
"Baik Tuan."
Askara pun turun, lalu sedikit berlari untuk menghampiri Alisha.
"Kenapa enggak bawa jas hujan sweety?" Tanya Askara lembut, ia menyerahkan jas nya kepada Alisha. Kini, Askara hanya memakai kemeja putih di badannya.
"Mana kutahu bakal turun hujan, padahal kemarin cuacanya cerah." Ujar Alisha dengan cemberut.
"Cuaca sekarang kan memang tidak bisa ditebak, jadi kamu harus selalu persiapan. Tumben juga kamu bawa motor?" Heran Askara.
"Tadinya aku ingin menikmati angin sore, tapi malah hujan, jadi gagal deh." Jawab Alisha dengan sedih.
"Kita masih bisa menikmati angin di motor, tapi kita tunggu dulu sampai hujannya sedikit reda okay?" Askara berusaha menghibur gadisnya ini. Askara mengusap-usap bahu Alisha, takut Alisha merasa kedinginan.
Alisha hanya mengangguk lalu menyenderkan kepalanya ke lengan Askara, karena tak sampai jika ke bahu. Perbedaan tubuh mereka yang sedikit jauh, Askara yang bertubuh tinggi, tegap, dan gagah berhadapan dengan Alisha yang mempunyai postur tubuh mungil.
Tiba-tiba Rio turun dari mobil lalu berjalan ke arah Alisha dan Askara dengan membawa sesuatu.
"Ini Tuan, saya ingat jika ada jas hujan yang tertinggal di mobil, siapa tahu Anda dan nona membutuhkan nya." Rio menyodorkan jas hujan tersebut kepada Askara. Askara pun menerima jas tersebut.
"Wah kebetulan sekali, terimakasih ya." Ucap Alisha dengan senang.
"Sama-sama nona." Ujar Rio dengan hormat.
Rio pun kembali ke dalam mobil, sedangkan Askara membuka jas hujan yang diberikan oleh sang asisten tadi.
"Sini kara, sekarang kalian boleh pulang. Kan sudah ada jas hujan." Saat hendak memakai jas hujan tersebut, Askara mencegahnya.
"Kata siapa aku akan membiarkan kamu pergi sendiri?"
"Hah?" Alisha terdiam kebingungan, maksudnya bagaimana ini?
"Aku akan mengantarkan kamu pulang, biar asisten ku yang membawa pulang mobil. Kita naik motor berdua." Kekeh Askara tanpa mau dibantah.
"Tapi ini jas hujannya cuman ada satu."
"Ya gak papa, sini. Kita pakai berdua saja." Askara membuka jas hujannya lebar-lebar.
Alisha melotot "Satu jas hujan untuk berdua? Kamu pikir ini drama India?"
Askara hanya bisa menyengir.
"Justru itu kita akan menjadi aktor pemeran utamanya."
Alisha hanya mendengus mendengar jawaban dari Askara.
"Ayo cepat masuk! Hujannya sudah sedikit reda kok." Ujar Askara. Akhirnya Alisha pun naik ke motor lalu masuk ke dalam jas hujan yang dipakai oleh Askara.
Jas hujannya memang tipe yang jumbo, bukan seperti jas hujan biasa. Kalian tahu tidak jas hujan besar yang tidak ada tangan nya? bukan seperti jas hujan yang berbentuk baju, kurang lebihnya seperti itu.
"Udah siap?" Tanya Askara.
"Sudah siap. Let's go bapak supir kita berangkat." Ujar Alisha dengan senang.
"Baik Tuan putri." Lengan Askara pun membawa tangan Alisha agar memeluk erat pinggang dirinya.
Motor melaju pelan di tengah hujan, Alisha diam-diam tersenyum di belakang punggung Askara.
"Kara bawa motornya pelan-pelan saja ya, jangan kebut-kebutan." Teriak Alisha.
"Siap boss." Jawab Askara.
"Ini kalau kita jalan jas hujannya bakalan terbang enggak?" Teriak Alisha di belakang sambil mengeratkan pelukannya ke tubuh Askara.
"Kalau terbang ya paling nanti kita yang akan kebasahan."
Mereka pun tertawa riang dibawah guyuran air hujan yang tak terlalu deras ini, meninggalkan sang asisten yang berada di belakang mereka.
Alisha menjadi flashback momen-momen seperti ini dengan Askara. Pasalnya, dulu mereka sering merasakan momen seperti ini. Lalu sekarang mereka bisa merasakan nya lagi bersama dengan orang yang sama.
Sangat indah bukan? Tuhan telah memberikan kesempatan kembali untuk mereka merasakan momen ini.
Sepanjang perjalanan Alisha dan Askara berbincang-bincang dengan suara berteriak karena tak terdengar oleh bisingnya suara air hujan.
Momen seperti ini lah yang membuat Alisha rindu, dan dulu momen ini yang membuat nya sangat susah untuk melupakan pria yang sedang dipeluknya saat ini.
"Tuhan, ku mohon untuk selalu merestui hubungan ini lagi, aku sudah bahagia seperti ini." Batin Alisha dalam hati.