NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Tuan Muda

Mengandung Benih Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: rafizqi

Seorang wanita miskin bernama Kirana secara tidak sengaja mengandung anak dari Tuan Muda Alvaro, pria tampan, dingin, dan pewaris keluarga konglomerat yang kejam dan sudah memiliki tunangan.

Peristiwa itu terjadi saat Kirana dipaksa menggantikan posisi anak majikannya dalam sebuah pesta elite yang berujung tragedi. Kirana pun dibuang, dihina, dan dianggap wanita murahan.

Namun, takdir berkata lain. Saat Alvaro mengetahui Kirana mengandung anaknya. Keduanya pun menikah di atas kertas surat perjanjian.

Apa yang akan terjadi kepada Kirana selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 - Hari baru dimulai

Alvaro baru saja selesai rapat panjang. Malam itu ia pulang lebih awal karena ingin melihat Arya dan Kirana. Langkahnya mantap menaiki anak tangga menuju rumah, tapi tiba-tiba ia terhenti.

Di ruang tamu, ia melihat sosok yang tak asing—sosok yang selama ini hanya hadir dalam mimpinya.

“Elena?” suaranya tercekat, matanya menajam tak percaya.

Elena berdiri anggun, mengenakan gaun sederhana namun elegan. Senyum tipis terukir di bibirnya.

“Alvaro… aku kembali.”

Wajah Alvaro seketika mengeras. Ia menoleh ke arah ibunya, Nyonya Lili, yang berdiri di samping Elena dengan senyum puas.

“Ma, apa maksudnya ini?” suaranya dingin, penuh amarah yang ditahan.

Nyonya Lili menanggapi dengan nada tenang namun menusuk,

“Dia kembali untukmu, Alvaro. Dia wanita yang pantas berdiri di sisimu. Kau tahu itu.”

Alvaro mengepalkan tangan, urat di rahangnya menegang.

“Tidak ada yang berhak membawa Elena ke rumahku tanpa seizinku! Apalagi menempatkannya di sini, di rumah tempat istriku tinggal.”

Elena melangkah mendekat, suaranya bergetar seolah tulus.

“Aku hanya ingin memperbaiki kesalahan, Alvaro. Aku masih mencintaimu.”

Alvaro menatapnya dingin, lalu berbalik ke arah ibunya.

“Ini rumahku. Dan hanya ada satu wanita yang berhak tinggal di sini—istriku. Elena, seharusnya kau tidak datang.”

Seketika suasana memanas. Elena menahan air matanya, berpura-pura tersakiti, sementara Nyonya Lili menatap Alvaro dengan tatapan tajam penuh kekecewaan.

Dari lantai atas, Kirana mendengar semuanya. Ia berdiri di balik pintu kamar, tubuhnya kaku, hati bergemuruh.

Ia tahu Alvaro menolak Elena. Ia tahu suaminya membela dirinya. Tapi mengapa hatinya tetap sakit?

Kirana menatap bayi Arya yang tertidur di ranjang kecil, matanya berkaca-kaca.

“Bagaimana kalau… dia masih mencintai Elena?” bisiknya lirih, seakan hanya dirinya yang boleh mendengar.

Bayangan senyum Elena di ruang tamu terus menghantui pikirannya. Wanita itu cantik, berkelas, dan jelas pernah memiliki tempat istimewa di hati Alvaro. Tempat yang Kirana sendiri tak pernah tahu apakah bisa tergantikan.

Malam itu, saat Alvaro masuk kamar dengan wajah muram, Kirana pura-pura tertidur. Padahal matanya panas oleh air mata yang terus menetes diam-diam.

Di hatinya, pertanyaan itu terus berputar: Apakah aku hanya pengganti, Alvaro?

Alvaro berjalan mendekat, mengusap pucuk kepala Kirana lalu menciumnya lembut.

Kirana semakin mengepalkan tangannya dalam diam. Hatinya semakin sakit memikirkan keadaan ini.

"Kenapa aku selalu meragukanmu. Meragukan hatiku sendiri bahwa kamu memilihku. Aku selalu takut jika kenyataannya kamu masih mencintai wanita itu, Alvaro" ucap Kirana di dalam hatinya perih.

Dibawah. Suasana ruang tamu sejenak hening. Alvaro sudah naik ke lantai atas, meninggalkan Elena dan Nyonya Lili.

Elena duduk di sofa, wajahnya tampak tertekan, matanya berkaca-kaca seolah tak percaya Alvaro bisa menolaknya sedingin itu.

“Aku… tidak menyangka dia akan setegas itu. Seakan aku ini orang asing.” suaranya bergetar.

Nyonya Lili menepuk pundaknya dengan tenang, sorot matanya penuh perhitungan.

“Tenanglah, Elena. Ini hanyalah masalah waktu.”

Elena menoleh, menatap ibu tiri Alvaro dengan tatapan penuh ragu.

“Waktu? Tante dengar sendiri, dia menolakku… dia bahkan menyebut Kirana sebagai istrinya.”

Nyonya Lili tersenyum tipis, getir namun penuh keyakinan.

“Alvaro hanya marah karena situasinya tidak sesuai kehendaknya. Tapi aku tahu anak itu. Luka di hatinya masih tentangmu, Elena. Kau pernah jadi pusat hidupnya. Cepat atau lambat… Alvaro akan kembali mencintaimu lagi.”

Elena menggigit bibir bawahnya, seolah ingin mempercayai kata-kata itu.

“Tapi sekarang… ada Kirana. Dia… dia seperti membuat Alvaro berubah.”

Nada suara Lili mengeras, tegas, seperti mengusir keraguan.

“Kirana itu hanya bayangan sementara. Perempuan kelas bawah yang tak pantas ada di keluarga Wilantara. Begitu Alvaro sadar siapa yang benar-benar pantas, kau akan kembali ke sisinya. Percayalah, Elena. Aku akan memastikan itu.”

Elena perlahan mengangguk, rasa percaya diri mulai kembali muncul di wajahnya. Senyumnya tipis, namun matanya berkilat penuh tekad.

“Kalau begitu… aku tidak akan mundur. Aku akan merebut Alvaro kembali.”

Nyonya Lili menepuk tangannya, lalu menatap ke arah tangga dengan tatapan licik.

“Bagus. Itu yang kuinginkan darimu. Biarkan Kirana merasa nyaman sekarang. Tapi ingat, singgasana istri Alvaro bukan miliknya. Itu milikmu.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keesokan paginya. Matahari pagi masuk melalui kaca besar ruang makan. Meja panjang sudah dipenuhi hidangan hangat—nasi, sup, roti, dan buah segar. Kirana duduk di ujung meja dengan Arya dalam gendongannya, sesekali menyuapi bayi itu dengan senyum kecil.

Alvaro masuk, mengenakan kemeja rapi. Biasanya, ia hanya duduk dan makan seadanya. Tapi pagi ini berbeda.

“Elena sudah menyiapkan sarapan untukmu, Alvaro,” suara Nyonya Lili terdengar puas.

Alvaro terhenti sejenak. Di depannya, Elena berdiri dengan senyum manis, membawa semangkuk sup hangat.

“Dulu ini favoritmu, ingat?” katanya lembut, sambil menuangkan sup ke mangkuk Alvaro. Gerakannya anggun, seolah ia masih mengenal kebiasaan kecil Alvaro.

Alvaro menatap sup itu sekilas, lalu dengan wajah datar menarik kursi dan duduk.

“Terima kasih.” suaranya dingin, singkat.

Namun bagi Kirana yang duduk di seberang, pemandangan itu menusuk hatinya. Kirana menatap adegan itu. Hatinya sakit namun sulit ia ucapkan. Tangannya yang menggenggam sendok terasa dingin. Ia menunduk, berpura-pura sibuk menyuapi Arya agar tak perlu melihat lebih lama.

Elena tersenyum, duduk di samping Alvaro, bahkan dengan berani meraih piringnya untuk menambahkan lauk.

“Kau masih tidak suka terlalu banyak minyak, kan? Aku ingat betul.”

Alvaro menoleh sekilas, wajahnya tetap tanpa ekspresi. Tapi Kirana menangkapnya—dan itu cukup membuat dadanya sesak.

"Aku ingat sekali, setiap aku masak, kamu akan menungguku sampai masakan ku selesai. Kamu akan mencicipi semuanya hingga kamu kenyang. Hari ini, aku sengaja masak makanan kesuakaan mu. Aku ingin melihatmu makan makananku lagi" ucap Elena mengingatkan kembali masalalu nya bersama Alvaro.

Di bawah meja, jemarinya menggenggam erat kain bajunya sendiri. Ia ingin berkata sesuatu, ingin menunjukkan ketidaksukaannya tentang semua ini. Namun lidahnya kelu. Bagaimana mungkin ia bisa menuntut, sementara wanita yang kini duduk di samping suaminya adalah seseorang dari masa lalu, seseorang yang jelas pernah berarti dalam hidup Alvaro?

Alvaro akhirnya meletakkan sendoknya, seolah tidak menghiraukan ucapan Elena. Ia justru menoleh ke arah Kirana yang masih menunduk.

“Kirana, sudah makan?” suaranya dalam, seolah mencoba menarik perhatian.

Kirana mengangkat wajah, cepat mengangguk.

“Sudah…” jawabnya singkat, berusaha menutupi gejolak perasaan di balik matanya.

Elena melirik ke arahnya, seulas senyum samar tersungging di bibirnya—senyum penuh kemenangan. Jelas ia melihat api kecemburuan mulai terlihat dari wajah Kirana.

"Inilah tujuan ku, Kirana." Elena tersenyum puas.

"Menumbuhkan keraguan dihatimu. Dengan kisah-kisah manis kami dahulu. Tidak masalah jika Alvaro tidak ingin meninggalkan mu, tapi akan ku buat kamulah yang meninggalkan nya"

.

.

.

Bersambung.

1
Ma Em
Dasar setan , jalang sdh tau orang sdh punya dan punya anak msh saja mengganggu rumah tangga orang apa si Elena muka tembok sdh ditolak berkali kali malah sengaja tinggal serumah dgn Alvaro dan Kirana mau menghancurkan rumah tangga orang , seharusnya Kirana bertahan jgn kalah biarkan mereka berbuat semaunya yg penting Alvaro tetap terus bersama Kirana dan selalu membela Kirana , kecuali Kirana sdh tdk diinginkan oleh Alvaro dan disuruh pergi baru Kirana hrs pergi , selamat berjuang Kirana semangat semoga Kirana lah pemenangnya 💪💪💪
Ma Em
Kirana kamu jgn lemah Kirana hrs berani lawan mereka yg merendahkan kamu kalau Kirana lemah siapa yg mau melindungi Arya dari orang2 yg tdk menyukainya , Kirana hrs bangkit tegas dlm bertindak dan berani dlm mengambil keputusan 💪💪💪
Ma Em
Clarissa kamu cuma tunangan sedangkan Kirana adalah istri sah Alvaro siapa yg paling berhak tinggal bersama Alvaro , dasar ulat bulu yg tdk tau malu .
Ma Em
Syukurlah Kirana bertemu dgn Bram , semoga Bram bisa melindungi Kirana dari niat jahat Clarisa .
Ma Em
Kirana kamu jgn percaya dgn omongan beracun Clarisa dia hanya akan memecah belah hubungan mu dgn Alvaro, jgn terlalu polos dan bodoh karena bisa dihasut sama wanita ular seperti Clarisa .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!