kisah seorang remaja bernama fadli. 16 tahun diri nya baru masuk sma,namun dia tak memiliki orang tua. bukan tak memiliki tetapi kedua orang tua nya tak peduli dengan dia. kedua orang tua nya hanya mengirim dia uang setiap bulan. di saat itulah fadli bertemu dengan seorang wannita berumur 30 tahun bernama fitri. fitri yang tak memiliki pekerjaan memutuskan untuk menjadi pembantu dia mengetuk pintu setiap rumah di pinggiran kota dan menawarkan diri nya sampai dia bertemu dengan fadli, fadli lah yang menerima dia untuk bekerja namun dengan syarat dan kontrak, apa saja syarat dan kontrak nya?.. apa kalian penasaran baca saja dulu bab 1 jika suka bisa di lanjut jika tidak di stop saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilman padli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter #34
Sesampai nya di runah saat berada di depan pintu fadli melihat tiga sandal.
"eh.. Ini punya fitri tapi dua yang lain nya punya siapa?" tanya fadli di dalam hati nya bingung.
Fadli segera membuka pintu dan masuk ke dalam rumah dia langsung terkejut ketika melihat cici ibu nya yang datang lagi.
"ibu datang lagi. Tidak aku ngak bisa manggil dia ibu tapi siapa wanita itu?" tanya fadli di dalam hati nya.
Fadli berjalan menuju sopa dan duduk di sebelah fitri.
"selamat datang fadli" sapa fitri.
"ya aku pulang, cici ada apa ke sini lagi?" tanya fadli.
"aku ingin menitipkan dia pada kamu" jawab cici sambil memengang kepala remaja di sebelah nya.
"siapa wanita itu dia kelihatan kurang sehat" tanya fitri menatap wanita itu.
"dia.. Dia aku beli dari orang tua nya tapi dia ternyata sakit dan ngak berguna jadi aku ingin kamu merawat nya" jawab cici dengan santai.
Fitri tampak tak terkejut karena sudah tau sementara fadli benar- benar terkejut mendengar itu.
"di juak orang tua nya?, serius kamu?, dan kamu membeli nya dasar iblis" kata fadli sedikit berteriak.
"ya.. Itu wajar saja hal biasa di dunia gelap. jadi bagaimana kamu mau membiarkan dia tinggal di sini dia ngak mungkin bisa tinggal di hotel milik aku" tanya cici lagi.
"bukan urusan aku soal itu" jawab fadli.
fitri menatap mata fadli yang sedikit berkaca- kaca dia bergumam "astaga fadli kamu sebenar nya kasian kan sama anak itu"
"hah.. Fadli aku sebenar nya kasian pada anak ini tak bisa aku kembalikan dia pada orang tua nya karena dia sepenuh nya sudah milik aku. Dan karena dia sakit aku ngak bisa memperkerjakan nya masa aku harus memaksa dia bekerja saat sakit bukan nya itu kejam jadi aku mau kamu membiarkan dia tinggal di sini. Ini juga rumah yang aku beli" kata cici dengan tegas.
"baiklah tapi kamu tidak boleh berurusan lagi dengan aku dan dia juga fitri biarkan aku bebas" jelas fadli memberikan tawaran.
"baiklah aku setuju hutang kamu juga aku lunaskan tapi kamu harus mengurus dia dengan benar kasian soal nya"kata cici terseyum.
"baiklah kita sepakat" jawab fadli.
Cici terseyum sementara fitri tampak lega dan juga kesal sementara wanita yang seumuran dengan fadli tampak sedih dan ketakutan.
"jadi cici apa pekerjaan kamu aku dari dulu penasaran lalu ayah juga kerja nya apa?" tanya fadli.
"bukan urusan kamu kan?, aku dan ayah kamu juga sudah resmi cerai sekarang kamu sudah punya ibu baru kan jadi jangan ikut campur urusan aku dan juga aku berharap kamu mau ke rumah dan kembali menganggap aku ibu" jelas cici.
Mendegar itu fadli tertawa "bodoh mana mungkin bisa seperti itu dasar jahat" bentak fadli.
"iya.. Iya.. Kalo begitu aku pamit pergi tapi lain kali aku akan datang ke sini hanya berkunjung dan melihat kamu saja sebentar" kata cici sambil berdiri dan berjalan menuju pintu keluar.
fadli membiarkan cici pergi setelah cici pergi dia menatap ke arah fitri.
"ada apa fadli?" tanya fitri.
"anu.. Apa yang terjadi sebenar nya?" tanya fadli yang masih bingung.
"haha.. Lemot juga otak kamu tapi intinya kamu berhasil kamu ngak akan di bawa oleh cici ke rumah nya cici juga sudah berjanji ngak akan ganggu kamu lagi tapi sekarang rumah ini bertambah satu orang" jelas fitri menatap ke arah perempuan yang ada di depan nya.
"sekarang kamu sakit kan?" tanya fadli menatap perempuan itu.
Perempuan itu tampak ketakutan dan menganguk pelan dia tak mau bicara.
"kamu harus merawat nya fadli" kata fitri.
"eh.. Kamu ngak mau ya"tanya fadli.
"tidak aku sibuk harus yoga dan lain nya untuk memperkuat tubuh dan akan aku jelaskan nanti malam soal hotel yang di miliki ibu kamu sekarang aku akan pergi ke luar dulu untuk membeli selimut dan beberapa baju kamu mandikan dia dulu dia sangat kotor" jelas fitri.
"woi.. Dia perempuan masa aku yang memandikan nya?" tanya fadli dengan wajah yang sedikit memerah.
"tidak perlu di mandikan cukup gosok saja tangan wajah dan kaki lalu bagian punggung biar keringat nya hilang dan lakukan dengan lembut fadli" jelas fitri.
Fadli masih diam sementara fitri sudah pergi keluar dari rumah. Setelah fitri perg fadli menatap perempuan di depan nya dan bertanya " kamu nama kamu siapa?"
Wanita itu tak menjawab dan hanya menunduk malu saja. Melihat wanita yang ketakutan fadli segera pergi ke dapur dan memanaskan air.
"mungkin aku harus membersihkan tubuh nya dengan air hangat" kata fadli di salam hati nya.
Fadli segera menyiapkan handuk dan lain nya. Setelah air itu hangat fadli membawa nya ke ruang tamu dan segera mengendong wanita itu agar duduk di bawah.
"sekarang maap aku akan mencuci kamu sekarang maap ini ngak sopan tapi harus aku lakukan. maap sekali lagi sekarang aku akan mulai "jelas fadli.
Fadli segera membersihkan seluruh tubuh wanita itu. Dia mengusap tangan dan kaki wanita itu dengan handuk yang lembut. Wanita itu hanya diam saja tetapi dia sedikit terseyum kecil.
Beberapa menit telah berlalu fitri sudah kembali dari toko dia melihat fadli yang sedang menyisir rambut wanita itu.
"sudah di bersihkan ya bagus sekali fadli sekarang ini aku sudah beli kasur lantai dan juga selimut lalu beberapa baju untuk dia kamu jaga dia dengan benar ya" jelas fitri sambil membuka kasur lantai yang dia bawa.
Fadli mengangguk setelah itu dia segera menggelar kasur nya dan menidurkan wanita itu di kasur. dengan lembut fadli menyelimuti wanita itu setelah wanita itu tertidur fadli segera pergi ke dapur dan makan bersama dengan fitri.
"jadi dia siapa dan apa yang kamu tau soal ibu aku?" tanya fadli tiba- tiba.
"kan aku akan jelasin nanti malam. Tapi sekarang saja lah. anak itu adalah ya remaja seumuran kamu dia mungkin di buang seperti kamu tapi dia di buang nya ke arah hiburan cici dia memiliki restoran bintang lima tentu saja restoran seperti itu harus ada beberapa perempuan yang melayani laki- laki jadi perempuan yang ada di ruang tamu itu tadi nya akan di berikan pada beberapa lelaki yang datang. Namun karena dia punya penyakit cici tidak bisa mempekerjakan nya itulah yang terjadi fadli" jelas fitri.
Mendegar itu fadli tampak kesal dan juga marah namun dia tetap menenangkan diri karena tak ada untung nya ketika dia marah.
"maap aku bertanya lagi apa dia akan di bayar jika bekerja seperti itu?" tanya fadli.
"tentu saja akan di bayar jika tidak ada kontrak. Contoh nya dia kan di berikan oleh orang tua nya pada cici jadi mungkin selama 3 tahun pertama dia tak akan di bayar tapi setelah itu dia pasti di bayar" jelas fitri.
"eh.. Begitu ya berati memang ada wanita yang bekerja dengan sengaja seperti itu kan?"tanya fadli.
"tentu saja ada bahkan banyak karena bayaran nya sangat tinggi 1 bulan bisa menghasilkan uang sampai 100 juta lebih jika setiap hari tapi yah.. Hal itu tak bisa di benarkan" jelas fitri.
Fadli sedikit terkejut mendegar itu nakun dia masih saja sedih karena anak seumuran nya harus menelan pil pahit akibat ulah orang tua.
"dari mana kamu tau soal itu semua fitri" tanya fadli tiba- tiba.
"eh.. kamu sudah tau kan dulu nya aku juga jadi pelayan lelaki hidung belang"jelas fitri.
"benar juga tapi kamu sekarang bisa hidup dengan aku. Aku juga berterima kasih karena kamu sudah mau tinggal di sini dan memberikan masakan enak seperti ini setiap hari" kata fadli sambil terseyum puas.
"ya aku juga senang tapi jangan lupa ya setiap satu minggu sekali kita esek- esek aku juga masih perempuan dan suka dengan hal itu sebentar lagi kita akan melakukan nya lagi saat itu akan aku ajarkan kamu banyak hal" kata fitri terseyum sambil menggoda fadli.
Wajah fadli seketika memerah saat melihat wajah fitri yang begitu cantik. fitri tertawa melihat fadli yang malu- malu. Setelah itu mereka pun melanjutkan makan.
Beberapa jam berlalu di malam hari fadli dan fitri sudah berada di kamar dan berpelukan sambil tidur bersama sementara perempuan yang baru datang masih di ruang tamu tertidur pulas.