NovelToon NovelToon
Baca Aku!

Baca Aku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Murid Genius / Akademi Sihir / Persahabatan
Popularitas:953
Nilai: 5
Nama Author: Karya Penulis

Penyihir yang menjadi Buku Sihir di kehidupan keduanya.


Di sebuah dunia sihir. Dimana Sihir sudah meraja rela, namun bukan berarti tidak ada Pendekar dan Swordman di Dunia Sihir ini.

Kisah yang menceritakan pemuda yang memiliki saudara, yang bernama Len ji dan Leon ji. Yang akan di ceritakan adalah si Leon ji nya, adek nya. Dan perpisahan mereka di awali ketika Leon di Reinkarnasi menjadi Buku Sihir! Yang dimana buku itu menyimpan sesuatu kekuatan yang besar dan jika sampulnya di buka, maka seketika Kontrak pun terjadi!.

"Baca aku!!" Kata Leon yang sangat marah karena dirinya yang di Reinkarnasi menjadi Buku. Dan ia berjanji, siapa pun yang membaca nya, akan menjadi 'Penyihir Agung'!. Inilah kisah yang menceritakan perjalanan hidup Leon sebagai Buku Sihir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karya Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

"Hah... Hari yang melelahkan.." Kata Rafael. Ia terlihat kelelahan, membaringkan tubuhnya di kasur.

Namun Leon tampak sedang berpikir dengan keras, seolah ada teka-teki yang belum berhasil ia pecahkan.

Dahinya mengerut, pandangannya tertunduk kebawah, sembari mengingat kejadian yang penuh misteri tadi.

Leon tidak bisa melupakan sosok yang berada didepan jendela waktu itu. Walau ia mengaku tidak mengenalnya, tapi hatinya seolah mengatakan bahwa ia pernah bertemu.

Itu membuat Leon berpikir keras untuk mengingat dengan jelas. Meski sulit karena dirinya yang berusia ribu-ribuan tahun.

'Apa kau masih penasaran dengan Mata Dewa itu?' Rafael bertanya dalam batin. Sepertinya Rafael sudah melupakan sosok yang muncul didepannya saat itu.

Leon mengangguk. Meski ia bukan memikirkan Mata Dewa itu, tapi ia ingin menyembunyikan apa yang ia pikirkan tentang sosok itu dari Rafael.

"Nanti kita akan menyelidikinya di Gudang Buku. Pasti ada. kalau bisa kita tanya saja sekalian pada Riley"

Kata Leon. Dahinya sudah tampak lebih tenang, tidak mengerut seolah berpikir keras lagi.

"Ya... Seperti nya ini saat yang tepat untuk kita latihan..." Kata Leon. Ia berniat melupakan Mata Dewa dan sosok itu, dan segala hal yang membuatnya berpikir keras. Untuk malam itu.

Rafael lelah. Tapi ia harus menepati perkataan Master-nya. Lagi pula ia juga sangat ingin melanjutkan pelajarannya.

'Baiklah... Mantra apa lagi yang harus aku pelajari?' Rafael bertanya kepada Leon. Ia langsung berdiri.

"Hari ini, kau akan belajar Mantra penyerangan. Dengan kata lain, nada Augmented. Kita mulai dengan C Augmented. Mantra C Augmented ini merupakan penyerangan menggunakan elemen angin"

Leon menjelaskannya dengan panjang lebar. Ia mulai serius.

Rafael juga begitu. Kali ini ia tidak lagi meremehkan Sihir buatan Leon ini.

'Oke.. Apa Mantra nya?' Rafael bertanya dalam batin kepada Leon. Ia juga penasaran dengan Mantra Augmented ini.

"Caelivento, itu Mantra nya. Namun hati-hati... Ini lebih menyakitkan.. Tidak seperti Mantra yang lainnya"

Leon menjawabnya sembari memperingati-nya. Yang ia katakan benar adanya. Nanti Mantra itu bila diucapkan akan memberi sedikit rasa sakit.

Rafael mengangguk mengerti. Ia tampak serius dengan memejamkan matanya. Bersiap dengan rasa sakit yang dimaksud Leon.

"Caelivento " Kata Rafael lirih. Suaranya dingin. Namun jelas Mantra itu sangat menusuk setelah selesai ia katakan.

Rafael sedikit mengerutkan dahinya, tampaknya ia mulai merasakan sakitnya.

Secara bersamaan, angin tercipta di sekitar Rafael. Tidak terlalu dahsyat, tidak sampai membuat barang-barang disekitarnya terhempas.

"Tahan... Itu tidak akan membuat mu mati... Hanya rasa sakit saja..." Kata Leon. Ia ingin menyemangati Rafael. Meyakinkannya yang tampak kesulitan.

Swush!

Seketika setelah mata Rafael terbuka, angin itu semakin kencang mengitari Rafael. Sekarang Rafael seolah sedang berada di tengah-tengah pelindung angin.

"Bagus!.. Selanjutnya coba kau buka telapak tangan mu, seolah memegang angin itu" Leon memberi arahan. Ia melayang dengan tatapan yang tampak senang.

Rafael mengikutinya. Ia membuka telapak tangannya. Seolah merasakan angin di genggamannya.

Swussshh!

Angin itu berkumpul pada satu pusat -- hanya telapak tangan kanan yang Rafael buka.

Binar pada mata Rafael mulai muncul kembali. Ia tidak menyangka ia bisa mengendalikan angin. Sensasi memegang angin.

"Kau tinggal mengarahkan angin itu saja, seketika objek yang kau bidik akan terkena angin nya dan terhempas. Dan kau bisa mengendalikan angin itu" Kata Leon. Ia melipat tangan depan dada.

Rafael semakin tertarik dengan Sihir Nada. Ia ingin mempraktekkan-nya, tapi disini bukanlah tempat yang pantas.

"Tapi mengendalikan angin nya itu sedikit sulit, jadi kau harus berlatih-latih lagi..." Kata Leon. Melanjutkan perkataannya.

"Hari ini cukup sampai disini..." Kata Leon. Mereka berniat untuk beristirahat dan mengakhiri malam.

Leon kembali pada wujud bukunya. Rafael sudah tertidur dengan lelap.

Sekarang pukul 10 kurang. Memang pantaslah mereka tidur.

••<~>••

Pagi datang. Sinar mentari kembali menyinari kamar Rafael. Menyelinap masuk melalui sela-sela tirai.

Membuat Rafael sedikit berkedip. Dan segera ia sadar dan bangun.

Leon masih belum menjadi wujud manusianya. Seperti nya masih tertidur.

'Master!.. Ayo bangun!.. Mari kita ke Gudang Buku!..' Ajak Rafael dalam batin dengan semangat. Ia langsung bergegas memakai jubah Novice-nya

Leon mendengarnya. Membuat ia terbangun dengan suara yang keras begitu.

"Kau sudah bangun?.." Kata Leon. Sembari menguap.

Wujud bukunya sudah berada di kantong Rafael. Rafael tengah berlari dengan kencang menuju Gudang Buku.

'Kita akan menyelidiki Mata Dewa itu' Kata Rafael kepada Leon. Bukan tanpa alasan ia berlari, itu dikarenakan nanti ia dan Nel akan bersih-bersih.

"Hah... Kau benar... Ini bukan saatnya kita bersantai" Leon berubah ke wujud manusianya. Ia tampak lesuh dengan mata yang tampak baru bangun. Namun, bukan berarti ia tidak bersemangat.

Sampailah mereka di Gudang Buku. Langsung mencari ke-rak sejarah.

Menurut Leon Mata Dewa itu mungkin termasuk di genre sejarah.

Mereka mencari di sekujur rak-nya. Dengan Leon yang melayang mengikuti Rafael.

'Kau yakin buku tentang Mata Dewa itu di rak sejarah?' Rafael sedikit ragu. Ia hanya takut pencarian mereka berakhir sia-sia.

"Jangankan posisi nya dimana, kita aja tidak tahu apakah ada buku tentang Mata Dewa itu"

Kata Leon. Ia terlihat sangat fokus dalam memperhatikan setiap buku-buku.

Namun tepat setelah Leon mengatakan itu, Rafael melihat sebuah buku dengan judul yang berada di pinggiran buku itu, berjudul 'Pemilik Mata Dewa', Rafael sembari membaca nya dalam batin.

Ia tidak sengaja membaca nya. Membuat Leon menoleh ke Rafael. Matanya penuh binar.

"Mana?!" Tanya Leon dengan nada keras. Ia langsung menuju pada Rafael.

Bukan hanya Leon, bahkan Rafael sendiri kaget.

'Ini!.. Benar-benar ini bukunya!' Batin Rafael. Sembari mengambil buku itu. Ia tidak berbohong.

Melihat itu. Leon dan Rafael melompat kegirangan. Tidak disangka lebih cepat dari yang mereka sangka.

"Langsung saja kita baca!" Kata Leon. Ia tampak menunggu Rafael membuka sampul nya.

Rafael mengangguk. Ia membuka sampulnya. Bahkan mereka tidak masalah baca di sana sekarang, di tengah rak itu.

Buku nya tidak terlalu tebal, bila diperkirakan sekitar 50-an lebih halamannya. Mungkin karena sejarah nya singkat, atau karena tidak banyak orang yang tahu.

Mereka mulai dari halaman awal.

Baru awal saja penjelasannya sudah membagongkan.

Tertulis dibuku itu bahwa pemilik Mata Dewa yang pertama adalah Zray, dari keluarga Zaroth I. Keluarga Zaroth di masa sekarang mungkin sudah tidak berlanjut, silsilahnya terhenti di Zaroth V.

Kalau dihitung-hitung, Zaroth III saja 100 tahun yang lalu, artinya Zaroth I sudah menjadi legenda kuno.

"Jadi, awal mulanya begitu... keluarga Zaroth dan Martines kan tidak ada hubungan apa-apa.. Jadi, mengapa Mata Dewa itu dimiliki Damian Martines?"

Leon membuat pertanyaan setelah membaca habis 2 halaman.

Rafael berpikir mendengar pertanyaan Leon yang sangat bijak. Leon benar, Zaroth dan Martines bukan berada di satu silsilah.

'Kita lihat, bagaimana Zray mendapatkan Mata Dewa itu' Kata Rafael. Mereka melanjutkan membaca, dengan cepat dan sebisa mungkin menyimpulkannya dengan singkat dan tepat.

Kesimpulan dari halaman 3-5 adalah bagaimana Zray mendapat berkah. Dan bagaimana Mata Dewa diberi pada orang yang di berkahi.

Rafael dan Leon menangkap bawa setiap penerus dari keluarga Zaroth akan mendapatkan Mata Dewa. Tidak ada yang tidak memilikinya. Dengan kata lain Zray adalah penerus keluarga Zaroth saat itu.

Dan dikatakan bahwa Mata Dewa selalu diwariskan secara turun-temurun di keluarga Zaroth.

Itu sudah cukup membuat Rafael dan Leon mengira bahwa Damian adalah anak angkat keluarga Martines, dan sebenarnya Damian masih keturunan dari Zaroth.

Tapi itu adalah perkiraan yang membuat Leon dan Rafael bingung. Dikatakan bawa hanya penerus keluarga Zaroth saja yang menerima warisan Mata Dewa.

Mereka menggeleng.

Dikatakan lagi di halaman itu bahwa Mata Dewa diwariskan kepada Zray bukan hanya karena ia dari keluarga Zaroth, tetapi juga karena ia memiliki berkah sebagai penerus Mata Dewa. Itulah mengapa ia dikatakan Sang Pemiliki Mata Dewa. Tidak semua penerus Zaroth memiliki berkah itu.

Semua pernyataan itu hanya menambah pertanyaan Leon dan Rafael.

Penjelasan tentang Mata Dewa hanya sampai halaman 5, selebihnya kisah Zray yang tidak berguna bagi Leon dan Rafael.

'Ku simpulkan bawa Damian adalah yang terpilih. Mungkin karena ia memiliki berkah sebagai penerus Mata Dewa, walau aku yakin ia bukan dari keluarga Zaroth'

Batin Rafael, ia menyimpulkan nya. Sembari menutup kembali buku nya.

Leon juga mengangguk. Ia tampak sedang berpikir. Leon masih belum bisa menyimpulkan. Paling-paling ia hanya membuat hipotesis sementara.

Dan Mata Dewa yang tertulis di buku ini juga kurang lengkap bagi Leon. Ia masih merasa tidak percaya ada seseorang yang bisa melihat sosok Leon.

Namun tepat setelah Leon ingin berbicara, omongannya dipotong oleh Nel.

"Disini rupanya kau.." Kata Nel. Ia sedari tadi mencari Rafael, sepertinya ini saatnya untuk bersih-bersih.

"Buku apa yang kau baca?" Nel menghampiri Rafael. Ia bertanya kepada Rafael.

"Ini. Tapi tidak lengkap.. Apa kau tahu tentang Mata Dewa?" Kata Rafael. Ia menunjuk buku nya.

Nel melihat apa yang Rafael tunjuk, membuat Nel terkejut.

"Mata Dewa? Aku baru dengar.." Kata Nel, ia tampak kaget sembari mengambil buku itu.

"Baru dengar?.." Leon berkomentar. Itu artinya Mata Dewa telah dilupakan oleh zaman.

"Maka dari itu.. Aku butuh lebih banyak informasi tentang Mata Dewa" Rafael mengatakannya, ia ingin Nel membantunya untuk mencari informasi apa yang ia cari.

"Menarik... Tapi, yang utama dulu.. Ayo, ini saatnya kita bersih-bersih.." Nel menarik tangan Rafael. Membawanya keluar.

"Kiw kiw..." Kata Leon saat melihat itu. Sembari memainkan alisnya.

Rafael mengabaikannya. Ia tidak peduli dengan itu.

Mereka menuju gedung 3. Sepertinya kali ini diruangan yang berbeda.

1
Murnila Wati
Nice Thor! Kau membuat minat baca ku bertambah!/Applaud/
Murnila Wati
Ini dia. Kebenaran yang ditunggu²/Hey/
Murnila Wati
Yok thor lanjutkan. Para readers mu ini ingin melihat Rafael dan Leon berdiri sebagai Penyihir Agung di akhir cerita/Chuckle//Smile//Applaud//Good/
Murnila Wati
Mantra baru unlock/Hey/
Murnila Wati
Hehe, bisa aja Leon/Slight/
Murnila Wati
Pasti Lauren/Shhh/
Anin: Hayyo loh... Baca bab selanjutnya ya, nanti kamu bakal tahu
total 1 replies
Murnila Wati
Wah Thor! Kenapa aku penasaran?!/Cry/ Cerita mu membuatku penasaran Thor!/Good/
Anin: Thanks/Smile/

Leon:Tuh kan, para Readers penasaran /Chuckle/ Makanya Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
Hayyo loh.. Leon nengok apa tuh~ Seketika berubah genre/Frown//Shhh/
Anin: Hehe, auto jadi horor/Tongue/

Rafael:Seram nye!...
total 1 replies
Murnila Wati
Sedikit typo yah Thor/Smile/
Anin: Hehe iya, maaf ya atas kesalahannya/Grievance/

Leon:Tuh kan para Readers marah!! Makanya, nulis yang benar!/Smug/
total 1 replies
Murnila Wati
Pasti MC kita dong yang menang~~ yakan Thor~~
Anin: Aku setuju!

Rafael: Pastilah/Chuckle/

Leon:Nantikan saja readers ku!/Bye-Bye/
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sabar, Nel
Anin: Nel:Udah gak bisa/Panic/ Rasanya tuh mulut pengen gw tabok!
total 1 replies
Murnila Wati
Duh... Kebenaran yang menyakitkan/Sob//Sob/
Anin: Tahan ya... Ini hanya bumbu.. Nanti akan banyak laki kebenarannya/Proud/

Leon:Makanya, terus Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sip Thor.. Kutunggu kejutanmu /Hey//Smirk/
Anin: Sip..

Leon:Aku juga akan menunggu kau terkejut /Smirk/

Rafael:...
total 1 replies
Murnila Wati
Haha, makanya jangan bandel/Curse//Curse/
Anin: Rafael:Yah... Disorain Readers/Sob//Sob/

Leon:Tulah... Makanya, jadi MC utama boy!!/Casual/
total 1 replies
LION QUEEN
200 hal?🤨 dikit lah itu.... kalau sangat tebal itu sekitar seribu hal lah🤫
Anin: Kalau 1000 hal, nanti bacanya gak kelar kelar dong...
total 1 replies
LION QUEEN
semakin menarik! Ada tambahan tokoh baru, dan dunia sihir nya semakin nampak/Smile/
Anin: Tokoh baru akan Author tambahin sebanyak-banyaknya
total 1 replies
LION QUEEN
waw keren
Anin: Thank a lot/Casual/
total 1 replies
Murnila Wati
Waw... Semakin menarik. Lanjutkan Thor
Anin: Yoi, lagi semangat neh..🔥🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!