Habis kontrak pernikahan dengan Tuan Muda Alfred, Nona Ariel menghilang bagai ditelan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun.
Hubungan yang awalnya dianggap hanya sebatas perjanjian nyatanya lebih dari itu. Alfred mulai merasa ada yang hilang dari dirinya padahal dia sudah mendapatkan kembali apa yang menjadi tujuannya termasuk sang cinta pertama, Milea.
'Nona Ariel, dialah yang membawa separuh hidup tuan muda',
Tapi wanita itu menghilang tanpa jejak.
Hingga beberapa tahun kemudian, takdir membawa Alfred bertemu kembali dengan Ariel, tapi sudah ada laki-laki lain yang mengisi hati wanita itu.
Apa Alfred terlambat?
Note : Sangat disarankan untuk membaca (Perjanjian Dengan Tuan Muda) terlebih dahulu, karena ini sekuel dari cerita tersebut ✌🏻🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Berselingkuh
"Sial! Sial!...kenapa mereka menggunakan Yummy dan ayah?! Pengecut!" Rasanya, Ariel ingin membanting ponsel ditangannya, tapi itu satu-satunya benda berharga yang dia miliki.
Setelah memutar otak yang diringin ancaman bertubi-tubi, Ariel memutuskan harus mendapatkan uang itu bagaimanapun caranya. Uang muka pemberian Alfred tempo hari telah habis dia gunakan untuk berobat Yuran, kini wanita itu sudah tidak memiliki sepeser pun, nominal 500 juta tentu bukanlah kecil, itu sangat besar.
"Tuan Alfred," gumam Ariel, "Mungkinkah aku bisa meminta sisa pembayaran padanya?" Dia menatap diri di cermin berdiskusi dengan pantulannya sendiri.
"Ya, tidak ada cara lain. Keselamatan mereka segala-galanya."
Ariel mengangguk yakin, menarik nafas dalam-dalam merapihkan pakainya lalu keluar kamar.
Ruang kerja, ini tujuannya. Tapi... tuan muda belum pulang, Arthur ada di sana, kan? Semoga....
Ariel lega karena orang kepercayaan suaminya itu ada di sana.
Arthur yang sedang memeriksa beberapa dokumen mengangkat wajahnya, kala Ariel memasuki ruangan setelah sebelumnya mengetuk pintu.
"Apa yang membawa Anda, nona. Jika ingin bertemu dengan tuan muda, beliau masih di kediaman utama."
"Aku tahu itu. Aku ingin bicara denganmu," Ariel melintir ujung kaos oblongnya, menandakan jika dia gugup bercampur takut.
"Anda melakukan kesalahan dan ingin meminta maaf?" Tanya Arthur, menafsirkan kegugupan Ariel.
Bagaimana dia bisa menyimpulkan hal seperti itu sebelum mengulik kebenarannya....
"Tidak! Kamu tahu, kan, aku tidak pergi kemanapun, aku tidak melakukan kesalahan."
berpikir seenaknya.
"Lalu, angin apa yang meniup Anda sampai ke sini?"
Ariel bejalan semakin mendekati meja Arthur, ini tidak salah, kan! Bagaimana kalau dia tidak memberikan uangnya?
"Tuan Arthur, soal imbalan dari perjanjian itu...." Ariel menggantungkan ucapannya, bagaimana kalau di berpikir buruk tentangku? Apa aku harus benar-benar meminta uang padanya?
Arthur masih diam menantikan lanjutan Ariel.
Aaah... peduli apa dengan pikiran buruk Arthur atau tuan Alfred, yang penting aku bisa mendapatkan uang itu. Toh! setelah ini kita tidak akan bertemu lagi.
"Apa bisa aku menerima sisa pembayarannya sekarang?"
Arthur mengangkat alisnya lalu menyandarkan badan ke kursi, "Sekarang! Masih ada satu minggu lagi sampai kontrak itu berakhir dan besok tugas terakhir Anda. Anda meminta uangnya sekarang?"
Si pelit ini mulai hitung-hitungan....
"Ya, aku sangat membutuhkannya hari ini juga."
"Berapa?"
Jika sudah bertanya nominalnya, artinya laki-laki itu menyetujuinya, "500 juta!" Jawab Ariel, tanpa ragu.
Arthur sedikit terkejut! 500 juta! Untuk apa? Dia tidak pernah meminta uang sebelum ini.
"Saya akan mengkonfirmasi terlebih dahulu pada tuan muda, bisakah Anda bersabar sebentar?"
Harus menunggu konfirmasi, "Apa harus menunggu tuan muda, pulang? Tidak bisakah kamu bertanya lewat sambungan telepon saja."
Sangat tergesa-gesa. Jelas ada yang tidak beres, pikir Arthur.
"Baik, akan saya usahakan. Secepatnya kabar itu datang pada Anda."
Ariel mengangguk, cukup lega tapi ini belum benar-benar final, masih menunggu klaim dari tuan muda, apakah disetujui atau tidak. Semoga saja laki-laki itu berbaik hati.
Tidak perlu menunggu waktu lama, setelah Ariel meninggalkan ruangannya, Arthur langsung menghubungi Alfred. Sama sepertinya, tuannya sangat terkejut, tidak ada angin tidak hujan, wanita itu meminta uang dengan jumlah yang cukup besar.
("Apa dia memberi tahumu, untuk apa uang itu?")
"Tidak, tuan."
("Kalau begitu, tunggu aku pulang,")
....
Ariel masih menunggu dengan cemas, berulang kali di mondar-mandir di depan pintu kamar, menunggu Arthur memanggilnya.
'kenapa lama sekali, apa tuan muda tidak memberikannya',
Sesegera mungkin uang 500 juta itu harus dia dapatkan.
Alfred lah harapannya.
....
"Al, sampaikan salam mama pada Ariel, acaranya diadakan malam, tapi mama harap kamu dan Ariel sudah sampai di sore hari," ucap Ayunda sebelum Alfred meninggalkan kediaman Smith.
"Akan aku usahakan."
"Berhati-hatilah, Al."
Laju kursi rodanya terhenti sebelum Alfred keluar rumah. Di satu ruangan besar yang biasa digunakan untuk kumpul keluarga besar, telinga Alfred terganggu dengan obrolan beberapa wanita muda sampai sepuh, disana.
"Sungguh! Kasihan yang menjadi istrinya, sekalipun dia dinyatakan tuan muda utama tidak mengubah kenyataan jika Alfred itu lumpuh dan mandul, mereka menikah tapi tidak akan memiliki keturunan."
"Kau benar, masa depan seperti apa yang laki-laki itu janjikan pada istrinya, aku dengar, istrinya dirahasiakan, kira-kira apa yang membuat keluarga Smith tidak memperkenankan menantu pertamanya? apa mereka malu karena menantunya berasal dari keluarga miskin?"
"Aku pikir, justru wanita itu yang malu bersuamikan Alfred yang lumpuh dan mandul."
"Suuuttt... tutup mulut kalian, bagaimana kalau tuan Smit dan nyonya Ayunda mendengar ini? jangan bicara sembarangan saat sedang berkumpul keluarga seperti ini."
"Ya, iya...aku minta maaf, tapi itulah kenyataannya. Sekalipun Alfred menjadi tuan muda utama, tetap saja dia lumpuh, tidak sempurna."
Itulah beberapa obrolan yang masih saja menggunjing Alfred, laki-laki ini mendengarnya amat jelas.
Apa yang dikatakan para wanita itu tidak salah, dia memang masih lumpuh. Alfred sudah menduga, peresmian besok pasti akan menjadi ajang tawa untuk mempermalukannya di depan keluarga bangsawan yang turut hadir.
Tapi... Alfred sudah mempersiapkan segalanya.
Alfred bukan orang bodoh, dia tahu apa yang harus dia tunjukkan di hari esok saat pelantikannya sebagai tuan muda utama.
....
Saat di dalam mobil, Alfred kembali teringat akan foto yang ditunjukkan Milea, nyatanya, soal foto itu yang justru membuat Alfred gundah dan kesal daripada obrolan buruk Keluarga besarnya.
Berselingkuh....
Dua kali sudah Alfred mengucapkan kata ini, menuduh wanita itu berselingkuh dengan adiknya sendiri. Foto dan penjelasan yang diberikan Milea sangat meyakinkan akan tuduhan yang tidak berdasar. Harusnya dia jangan menelan mentah-mentah kabar yang belum dia selidiki sendiri.
Alfred sudah membayangkan, apa yang akan dia lakukan pada wanita yang ada di Kastilnya. Tiba-tiba laki-laki itu berdecak kesal, memukul kaca mobil hingga membuat sopir terkejut namun tak berani bertanya.
Dia kesel karena teringat penolakan Ariel saat dia menciumnya, apa jika Jonas yang melakukannya dia tidak akan menolak? dia senang?
Alfred semakin dibuat kesal, pikirannya terlalu jauh. Apa ini dampak dari rasa cemburu yang tidak dia sadari. Jika tidak untuk apa dia termakan omongan Milea.
"Cepat sedikit!" suruh Alfred pada sopir yang masih memperhatikannya dari kaca spion.
"Ba...baik, tuan."
.....
Ariel mendengar suara mobil memasuki halaman Kastil, "Itu Alfred! dia sudah pulang? apa dia pulang karena Arthur yang meminta?" gumam Ariel.
"Nona, tuan muda sudah kembali," kata bibi Imel, Ariel mengangguk, lantas bangun dari duduknya, dia harus menyambut lelaki itu di depan pintu.
Ariel berdebar-debar, selain soal uang, wanita Ini juga masih terbayang-bayang ciuman paksa laki itu.
sehat selalu untuk mu kak author💪💪