Seorang siswi kedokteran yang tak lain adalah anak seorang kiyai, suatu saat ayahnya menjodohkan dia dengan anak teman lamannya.
Apesnya laki_laki yan di jodohkan itu, adalah laki_laki yang sangat membencinya dan mendapat fitnah kalau istrinya sudah tidak suci lagi.
Nah kan penasaran jadinya, daripada bertanya_tanya baca aja yukk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Penggoda
Tapi apalah daya Dirga selama ini tidak pernah meliriknya, dan hanya menganggap Rosi sebagai karyawan tidak lebih dari itu. Walaupun Rosi sangat berjasa sudah membantu Dirga, mengembangkan cafe.
Dan terbukti cafe saat ini sudah berkembang pesat, dan ramai pengunjung.
"Dia akan bekerja part time di sini, dan saya sendiri yang akan memberikan gaji. Dan tugaskan dia di kasir, beritahu yang lain ya untuk mengajarkan Diba" Ucap Dirga.
"Tapi kita nggak punya stok seragam Kak" Ucap Rosi dan itu hanya alasannya saja, Padahal dia tidak setuju Diba kerja di cafenya Dirga.
"Biarkan dia memakai pakaian bebas, sesuai dengan penampilannya. Dan saya rasa nggak masalah kalau dia pake gamis seperti ini, toh dia Hanya bekerja di kasir" Ujar Dirga lagi.
"Baik kak" Ucap Rosi yang mau tidak mau hanya menurut saja dan pasrah.
"Ini ponsel kamu, nanti sore abang jemput ya" Ucap Dirga menatap Diba sambil tersenyum.
"Makasih ya Bang" Ucap Diba.
"Iya nanti Abang hubungi kamu kalau mau jemput, Sekarang abang pamit dulu karena ada kelas siang" Sahut Dirga sekaligus pamit dan yang di angguki oleh Diba.
Dirga pergi begitu saja meninggalkan Diba, yang akan bekerja di cafenya. Sementara Rosi sedang terbakar api cemburu, karena Dirga tidak mengatakan apapun kepadanya.
Sebelum pergi bahkan untuk sekedar pamit pun tidak.
"Ayo ikut gue" Ucap Rosi sinis, dan Diba langsung mengikuti langkah Rosi.
Ternyata Rosi mengajak Diba ke ruangannya, terlebih dulu.
"Lo siapanya Dirga" Tanya Rosi menatap Diba dengan tatapan tidak bersahabat.
"Bukan siapa-siapa Kak" Jawab Diba gugup.
"Lo kenal dia juga sudah berapa lama?" Tanya Rosi.
"Baru kemarin Kak" Jawab Diba yang menundukkan kepalanya.
"Jangan terlalu dekat dengan calon suami gue" Ucap Rosi dan Diba yang mendengar itu hanya mengangguk paham.
******
Sedangkan Ar di kantornya sudah menyelesaikan pekerjaannya, walaupun hanya memeriksa beberapa berkas laporan perusahaan tapi itu melelahkan untuk Ar.
"Pak Ar mau makan siang dulu?" Tanya Sintya, yang tidak henti-hentinya mencoba mencari perhatian dari Ar.
"Tidak, saya mau ke kampus" Sahut Ar singkat, kemudian ia hendak melangkahkan kakinya keluar ruangannya.
"Kak sebentar, tunggu dulu" Ucap Sintya.
Ar langsung menghentikan langkahnya dan berbalik badan, "Ada apa?" Tanya Ar dengan wajah dinginnya.
"Saya belum punya nomor handphone Bapak, biar mudah aja hubungin bapak untuk urusan pekerjaan" Sahut Sintya, padahal tujuannya bukan itu.
Ar tidak menjawab apa-apa ia berjalan ke arah meja kerjanya, kemudian langsung mencatat nomor handphonenya di cari kertas. Setelah itu ia berikan kepada Sintya.
"Makasih Pak" Ucap Sintya.
Ar pun langsung keluar dari ruang kerjanya, dan meninggalkan Sintya begitu saja.
"Tinggal sebutin aja sih apa susahnya, pakai ditulis di kertas segala. Eh tapi nggak papa deh, yang penting gue udah dapet nomor handphonenya" Sintya pun langsung senyum-senyum sendiri.
Sedangkan Ar saat ini langsung ke kampus, untuk menjemput Zara. Sekaligus untuk bertemu teman-temannya, ia ingin membicarakan prihal lomba basket nanti.
Sesampainya di kampus, Ar langsung memarkirkan mobilnya dan rupanya Zara sudah menunggu disana.
"Sayang sudah lama ya, kok kamu sendirian. Mira mana?" Tanya Ar menghampiri Zara.
"Baru aja keluar Kak, Mira sudah pamit duluan" Jawab Zara mencium punggung tangan Ar.
"Oh yasudah kita ke kantin dulu yukk, belum makan siang kan?" Tanya Ar yang di angguki oleh Zara.
"Kamu langsung duduk aja, aku pesen makan dan minum dulu" Pinta Ar.
"Iya Kak" Kata Zara kemudian mencari tempat duduk yang kosong.
Setelah memesan makan, Ar langsung menghampiri Zara. Sambil membawa air mineral dingin, "Ini sayang, minum dulu sambil nunggu makanannya di antar" Ucap Ar yang langsung membukakan tutup botol, air mineral untuk Zara.
Tidak lupa Ar juga memasukan sedotan, agar Zara mudah meminumnya.
"Makasih ya Kak" Ucap Zara kemudian langsung meminumnya.
"Sama-sama sayang" Sahut Ar tersenyum.
"Gimana Kak tadi di kantor"
"Gimana apanya sayang" Tanya Ar yang gak paham maksud Zara.
"Ya gimana kerjaanya sulit atau tidak"
"Oh itu ngga kok, kan aku cuma periksa-periksa laporan perusahaan saja. Papa juga gak mungkin langsung ngasih aku kerjaan yang sulit, semuanya bertahap sayang" Sahut Ar menjelaskan.
"Hemm Kakak punya sekertaris dong" Tanya Zara.
"Iya ada sayang, Papa yang memberikan tugas ke dia untuk bantu aku"
"Cewek?" Tanya Zara memicingkan matanya.
Geklek
Ar langsung menelan salivanya kasar, baru kali ini ia takut untuk jujur kepada istrinya.
"I-iya cewek sayang" Jawab Ar gugup mau tidak mau ia harus jujur, daripada dia berbohong nanti malah makin bermasalah.
"Oh yaudah gak papa Kak, asal jangan macem-macem" Ucap Zara.
"Macam-macam gimana sayang" Tanya Dirga.
"Ya kan banyak tuh kasus, bos selingkuh sama sekertaris" Ucap Zara menatap Ar.
"Ya ampun sayang, kamu ini kebanyakan nonton sinetron kayaknya" Sahut Ar terkekeh geli.
"Zara serius Kak" Ucap Zara kesel.
"Sayang dengerin aku ya, aku gak ada niat bahkan berfikir sedikitpun selingkuh. Lagipula gak ada alasan untuk aku selingkuh, kalau yang aku cari semuanya sudah ada di dalam diri kamu. Kamu cantik, solehah, pinter bisa masak dan bisa manjain aku juga" Jawab Ar menggenggam tangan Zara.
"Iya Kak maaf, Zara hanya takut aja" Ucap Zara.
"Udah ya jangan kepikiran yang macem-macem, kalau perlu besok aku ganti sekertaris aja" Ucap Ar.
"Eh gak perlu sampai kek gitu kok Kak, Kakak hanya perlu jaga hati Kakak aja buat Zara" Sahut Zara.
"Iya sayang aku janji" Ucap Ar mengecup tangan Zara, dan Zara langsung tersipu malu.
"Woi busyet ngebucin aja nih kapten" Sarkas Raka yang aja tiba, bersama Gilang dan juga Romi.
"Udah Lama Ar" Tanya Gilang.
"Baru" Sahut Ar.
"Eh pesan makanan dulu kali ya, laper gue" Ucap Romi.
"Boleh, sekalian gue Rom" Pinta Raka.
"Lo sekalian gak Ar" Tanya Romi.
"Gue udah pesan tadi, tinggal nunggu di antar aja" Sahut Ar dan Romi mengangguk, setelah itu ia langsung memesan makanan.
"Dirga kesini?" Tanya Ar.
"Iya tadi bilangnya sih udah otw" Jawab Gilang yang diangguki oleh Ar.
"Nah itu orangnya nyampe" Sambung Raka.
"Sorry guys telat" Ucap Dirga dengan wajahnya yang sudah ceria.
"Busyet, cerah amat tuh komuk" Sarkas Romi yang baru saja tiba membawa makanan.
"Nih Ar pesanan lo sama Zara" Sambung Romi menyerahkan makanan dan juga dua jus untuk Ar dan Zara.
"Makasih Kak" Ucap Zara.
"Sama-sama cantik" Jawab Romi.
Pllaakkk
"Bini gue" Ucap Ar sembari memberi geplakan di bahu Romi.
"Buset Ar, santai dong" Ucap Romi memegangi bahunya yang terasa panas, Ar hanya memasang wajah datar sementara Zara terkekeh geli.
"Lo kenapa Ga, lagi senang amat kelihatannya" Tanya Raka.
"Paling abis kenalan ama cewek" Sahut Gilang.
"Bagus lah kalau gitu, jadi jangan suka sama istri gue lagi" Celetuk Ar yang mendapat cubitan dari Zara.
"Tenang aja Ar, gue juga gak mungkin makan temen sendiri" Sahut Dirga santai, untung moodnya lagi bagus saat ini.
"Jadi bener lo udah punya cewek" Tanya Romi penasaran.
"Calon istri lebih tepatnya" Jawab Dirga percaya diri.
"Anjay, gercep banget" Ucap Raka.
"Kenalin dong Ga" Pinta Romi.
"Minimal ceritain dulu kali tuh cewek siapa, anak mana dan lo ketemunya dimana" Ucap Gilang.
"Kenapa jadi bahas calon istri gue sih, kan kita kumpul disini buat bahas tentang pertandingan nanti" Sahut Dirga.
"Makan dulu, abis itu kita bahas" Ucap Ar yang di angguki oleh teman-temannya.
__Tbc__
abang Dirga
jodoh nya seperti
idaman nya
lanjut thor ceritanya