Trauma karena perceraian membuat Clara jadi menutup hati pada siapapun. Tak mau lagi merasakan cinta, ataupun terlibat hubungan asmara.
Namun kehidupan Clara mulai berubah sejak kedatangan bos baru di kantornya. Pria yang lebih muda 7 tahun darinya itu, ingin memiliki Clara dengan cara apapun.
Aaron tak segan-segan menggunakan cara licik untuk menjerat Clara. Sampai-sampai si janda tak mampu lepas dari mantra cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
"Pfftt...!!"
"Buahahaha, hahahaha..."
Clara tertawa sangat kencang. Sambil memegangi perutnya yang serasa sedang di gelitik oleh berita gak jelas.
"Dih..., malah ketawa, ini beneran beb..., udah gua bilang kan kalau selera pak Aaron itu cewek cabe-cabean." ucap Risa.
"Gak mungkin, ah jangan bohong lu..." Clara sama sekali tak percaya, pasti mengira kalau itu hanyalah berita hoax.
Tentu saja Clara tahu pasti, kalau seleranya Aaron itu adalah wanita dewasa yang lebih tua tentunya.
"Nih kalau lu gak percaya, liat nih... sosmed nya si Rebecca, udah dua kali dia posting lagi makan malam romantis sama pak Aaron."
"What!!" Clara memekik, lalu meraih ponsel Risa, ingin melihat keaslian dari foto postingan si Becca.
Clara mengerjap mata saat melihat foto itu, hanya ada dua postingan di malam yang berbeda dan restoran yang berbeda. Rebecca mengambil foto selfie sambil mengarahkan kameranya pada Aaron yang sedang makan.
"Trik murahan, mereka hanya sedang bersandiwara." kekeh Clara dalam hati. Ia sudah sangat mengenal sifat Aaron yang banyak akal dan suka memakai trik murahan untuk memanas-manasinya.
"Dulu waktu lu jadi asistennya, mana pernah pak Aaron ngajak lu makan malam romantis kayak gini." celetuk Risa, mengambil kembali ponselnya dari tangan Clara.
"Hmmm, iya sih..." Clara agak ragu-ragu menjawabnya. Kalau boleh jujur, saat baru jadi asisten, Aaron sudah sering mengajaknya makan malam romantis, bahkan sampai keluar kota, di Puncak Bogor.
"Alamaaakk..!! Kok gua malah inget hal yang begituan sih..." hati Clara memprotes. Tiba-tiba saja jadi teringat kembali kenangan indah dulu, sewaktu Aaron mengajaknya jadian di villa puncak.
"Hahaha, lu kenapa Ra-? Kok tiba-tiba muka lu merah kayak kepiting rebus." ejek Risa.
"Ma-masa sih..." Clara semakin merasa malu, belum lagi tiba-tiba merasa basah di bawah sana.
.
.
Disisi lain, ruangan kerja Aaron.
"Bosque..., apa boleh kalau malam ini saya yang mentraktir anda?" tanya Becca.
"Yah boleh-boleh saja, tapi aku tidak mau makan di tempat murah...." cetus Aaron, sambil bekerja.
"Tenang saja Bosque, aku juga alergi kalau makan di pinggir jalan, iyuuhh..." cakap Rebecca dengan gaya lebay.
"Kamu gak tau kalau makanan pinggir jalan sangat enak." celetuk Aaron.
"Oh no!! Kamu pernah makan di pinggir jalan, pasti langsung sakit perut ya kan." ujar Rebecca dengan nada mengejek.
"Hei..., jangan salah, kadang orang-orang kaya bahkan sampai pejabat juga makan di tempat seperti itu, karena banyak makanan legend yang gak kalah saing dengan resto bintang lima." dengus Aaron.
"Hahaha, maaf ya, saya baru tahu loh." ucap Rebecca dengan nada sok imut.
Aaron memutar malas kedua bola matanya, sebenarnya ia sangat muak menghadapi Rebecca. Wanita muda ini tidak ada menariknya sama sekali. Sifat Rebecca terlalu manja dan egois. Berbeda sekali dengan Clara yang penuh perhatian dan penyayang.
"Apa kamu benar-benar tak pernah mencintaiku Clara." Aaron membatin, kemudian menatap sendu foto mesra dirinya dan Clara saat makan malam bersama di restoran jepang.
Itu satu-satunya foto yang ia miliki saat mereka masih jadian, foto itu selalu Aaron simpan di laci meja kerjanya.
"Aku sudah pesan tempatnya, pokoknya kamu harus datang malam ini, okey..." ucap Rebecca mengedipkan sebelah mata, lalu berlalu pergi keluar dari ruangan bos-nya.
"Iiiihh.." gumamnya, bulu kuduknya selalu berdiri melihat sikap centil si karyawati.
Melihat gaya centil dan sok akrab itu, Aaron jadi menyesal sudah memanfaatkan Rebecca demi membuat Clara cemburu. Ia memang sengaja mengajak Rebecca makan malam dua kali. Tapi wanita itu langsung kegirangan dan kegeeran, tak tanggung-tanggung Rebecca langsung bercerita sana sini dengan bangga, satu perusahaan pun jadi heboh dibuatnya, berita kalau mereka pacaran tersebar dalam waktu singkat.
"Kenapa malah aku yang jadinya dimanfaatkan si Becca." lirihnya.
.
.
Jam makan siang tiba.
"Sikapnya berubah 180° sama gua, fix si bos udah berhasil gua taklukkan." oceh Rebecca.
"Cie..., bentar lagi lu jadi mantu konglomerat dong, jangan lupa traktirannya say." seru Grace, menanggapi ocehan kawannya.
"Sudah pasti beb, pokoknya gua mau minta bulan madu keliling eropa sama dia."
"Idih..., married aja belum, udah pikirin bulan madu aje lu." ucap Grace ketawa cekikikan.
Sambil makan, mereka terus mengobrol dan tertawa cekikikan. Tak sadar kalau banyak karyawan lain yang juga sedang makan disana, sudah pasti sangat terganggu melihat gaya bicara mereka yang sok asik.
"Hueekk..., mau muntah gua denger mereka ngobrol kayak gitu, makin songong gayanya si Becca." gerutu Risa, merasa kegerahan melihat tingkah sok hebat Becca.
"Udah cuekin aja mereka." bisik Clara, sedari tadi wajahnya juga bete, suara cekikikan Rebecca membuat Clara tak nafsu makan.
"Tumben lu gak makan siang pak Robert hari ini?" tanya Risa.
"Katanya ada karyawan yang masuk rumah sakit, jadi harus jenguk kesana siang ini."
"Cie, kiw kiw, ada yang udah jadian nih." duga Risa, menyeringai.
"Iihhhsss, apaan sih lu, aku sama Robert cuma temanan aja kok, dia baik dan selalu bantu aku..."
"Ah masa sih, bohong lu, tiap hari berangkat pulang pergi kantor barengan." sela Risa.
"Serius! Kita berdua gak ada hubungan apa-apa." Clara mencebik.
"Tapi satu ruangan gosip-in kalian berdua udah jadian loh."
"Namanya juga gosip, belum tentu benar kok." Clara terkekeh, lalu lanjut melahap makan siangnya.
.
.
Sebelum jam makan siang usai, Clara ingin pergi ke toilet, ia berjalan melewati lorong yang sepi.
Glek!
Clara tersentak saat melihat Aaron yang baru keluar dari toilet umum Pria.
Mata Aaron juga melotot saat melihat Clara, tak disangka bisa bertemu secara kebetulan seperti ini.
"Permisi pak..." ucap Clara singkat, sambil menunduk ia buru-buru masuk ke dalam toilet umum wanita.
"Hahhh..., hampir saja." gumam Clara menghela nafas lega masih bisa menghindari mantannya.
Bless..
Suara flush air toilet setelah Clara selesai melakukan ritual panggilan alam.
Cekrek.
Ia pun keluar dari dalam, hendak mencuci tangan, namun....
"Alamaaakk!!" teriaknya karena melihat si bos brondong sedang duduk di atas meja wastafel, menatap Clara dengan seringai licik.
"Aku tungguin kamu dari tadi loh." kekeh Aaron, berhasil memojokkan mantannya.
"Pak bos!! Ini toilet wanita, ngapain anda masuk ke sini!!" Clara sungguh terheran-heran.
Matanya menelisik seluruh ruangan, dan benar saja pintu toilet wanita sudah ditutup oleh si bos.
Cekrek.
Cekrek.
Clara panik, mencoba membuka pintu, namun pintu toilet sudah di kunci.
Cing, kincring...
Suara gesekan besi tipis.
"Kamu cari ini sayang." sorak Aaron, sambil menggoyangkan kunci yang ada ditangannya.
Tindakan Aaron benar-benar licik, membuat Clara berkeringat dingin. Entah apa yang mau di lakukan si bos brondong, sampai-sampai tega mengurungnya berduaan di dalam toilet kantor.
"Tolong jangan bercanda pak, ini sudah jam kerja." ucap Clara dengan nada gemetar.
"Aku gak bercanda, sejak kemarin aku butuh bicara sama kamu, gak peduli kalau kamu sudah punya hubungan dengan pria lain." tutur Aaron, berjalan mendekati Clara.
"Iihhh!!" jerit Clara yang ketakutan, saat Aaron menangkap kedua lengannya.
"Aku sangat merindukanmu Clara." tutur Aaron, menatapnya intens.
"Hmmp!!"
Aaron menyerang, ia mencium bibir ranum itu secara paksa.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**
kaget sih dgn kelanjutan kisah arron,sebenarnya apa dan siapa sih arron,msh tekateki nih 🤔🤔