Ratu Antagonis

Kaisar mengelus rambut Xera yang sedang tertidur pulas di pahanya, saat ini mereka berada di taman yang terdapat sebuah pondok kecil disana. Ada kolam ikan juga, cuaca yang gerimis dan dingin membuat mereka nyaman ada disana, bahkan Xera pun sampai tertidur pulas dengan selimut yang membungkus tubuhnya.

"Yang mulia, sesuai dugaan anda. Raja menjual wilayahnya karena menginginkan biaya secepatnya, bagaimana menurut anda?" Tanya Ethel dengan menatap kaisar.

"Bagaimana dengan wilayah yang diinginkan oleh istriku?" Tanya kaisar, Ethel sedikit terbatuk-batuk saat kaisar menyebutkan kata istri, masih terdengar asing dan aneh di telinganya.

"Yang mulia permaisuri menginginkan wilayah didekat sungai, dan itu sudah di amankan oleh putra mahkota untuknya. Hal itu sesuai dengan perj..."

"Apa maksudmu? Xera meminta wilayah itu padanya?" Kaget kaisar.

"Yang mulia, tunggu sebentar. Izinkan saya menjelaskannya terlebih dahulu..." Senyum Ethel dengan penuh kesabaran, namun dari lubuk hatinya yang paling dalam, dia ingin sekali menggeplak kepala kaisar.

"Ck! cepat jelaskan." Kesal kaisar.

"Pihak kerajaan memiliki hutang pada anda dan anda memberikan data itu pada yang mulia permaisuri bukan?" Tanya Ethel dan kaisar mengangguk.

"Nah, yang mulia permaisuri ingin pihak kerajaan membayarnya dengan wilayah tersebut. Jadi, yang mulia memintanya pada putra mahkota agar dia mengamankan wilayah tersebut, karena beliau akan bekerjasama dengan putra mahkota." Jelas Ethel.

"Bekerjasama?" Tanya kaisar, dia sedikit heran. Keuntungan apa yang didapatkan oleh Xera jika dia bekerjasama dengan putra mahkota, Xera pasti sudah merencanakannya dengan baik.

"Menurut saya, yang mulia pasti telah merencanakan sesuatu yang baik." Ucap Ethel.

"Eum, itu benar. Aku memang sedikit membantunya karena dia sudah baik pada ayahku, dan aku melakukan semuanya karena ibunya juga." Jelas Xera dengan suara seraknya, Xera menguap dan menggeliatkan tubuhnya dengan gerakan yang lembut.

"Maksud mu, kau akan menolongnya dari kehancuran kerajaan?" Tanya kaisar.

Xera menatap kaisar dari bawah, masih sangat tampan dari segala sisi.

"Ya, apakah salah?" Tanya Xera penuh keheranan.

"Tapi sayang, dia..."

"Jangan mulai, aku melakukannya bukan karena aku suka atau karena dia mantan tunangan ku." Kesal Xera, dia segera duduk disamping kaisar.

"..."

"Ethel, bagaimana? apa putra mahkota sudah mengamankan wilayah yang aku inginkan?" Tanya Xera penasaran.

"Sudah yang mulia." Angguk Ethel.

"Katakan padanya, aku ingin berbicara mengenai kerjasama ini. Aku akan menemui nya di kerajaan..." Ucap Xera, kaisar yang mendengar itu langsung melototkan matanya dan hendak protes tapi Xera sudah lebih dulu menatapnya tajam dan datar, hingga akhirnya kaisar hanya diam dengan cemberut.

"Baik yang mulia, apakah ada hal lain?" Tanya Ethel.

"Tidak ada, aku hanya ingin membuat istana gempar. Ahh, maksudku aku ingin melihat saudara ku disana. Aku rasa, dia sedang bahagia sekarang. Pernikahannya dengan sang raja akan segera berlangsung, aku ingin memberinya sedikit hadiah." Senyum Xera, dia menyandarkan kepalanya di pundak kaisar.

"Saya mengerti yang mulia." Senyum Ethel, Xera memang pandai membuat musuh ketakutan, pembalasan dendam nya berjalan perlahan-lahan namun hal itu justru membuat musuh semakin waspada di buatnya.

"Kau merencanakan apa lagi?" Tanya kaisar penasaran.

Xera tidak langsung menjawab, dia menerima teh yang diberikan oleh Syua. Syua dan Amy datang untuk membawa teh dan juga beberapa cemilan kesukaan Xera, mereka tersenyum pada Xera yang nampak cantik dengan ekspresi nya yang hangat seperti ini.

"Putra mahkota akan membongkar semua keburukan ayahnya di hari pernikahannya nanti, setelah itu putra mahkota akan memutuskan hubungan dengannya. Tapi sebelum dia memutuskan hubungan tersebut, dia akan menjual semua wilayah kerajaan yang selama ini menjadi aset tersembunyi ayahnya padaku, aku ingin menguasai daerah kerajaan dengan uangku sendiri. Kau paham kan apa maksudku?" Tanya Xera.

Kaisar tersenyum dan mengangguk, dia sangat paham. Xera ingin menguasai kerajaan tanpa di ketahui oleh orang-orang, hal itu Xera lakukan untuk melihat sejauh mana raja nya berani bertindak dibawah tekanannya, benar-benar luar biasa. Mengurung tikus dalam sangkar yang berada dilautan api, benar-benar mengerikan.

Jika mereka salah bergerak, maka akan hangus dan hancur. Dan pergerakan mereka juga dapat di lihat oleh Xera, sungguh rencana yang luar biasa.

"Nona, mengenai nona Gritte, dia datang ke mall dan memesan beberapa gaun disana. Dia juga membeli beberapa perhiasan mahal..." Jelas Syua.

"Eum, keluarkan produk terbaru yang memiliki harga fantastis, umumkan bahwa itu hanya ada satu disana dan di jual khusus orang yang memiliki kecantikan surga. Aku ingin menguras habis uangnya, ahh katakan juga pada Tansy, aku ingin mereka berdua berebut untuk mendapatkannya." Ucap Xera.

"Kami mengerti nona." Angguk Syua.

"Kecantikan surga? aku rasa, tidak ada yang cocok untuk julukan itu selain dirimu." Ucap kaisar pada Xera.

"Sayangnya aku bukan berasal dari surga, aku lahir dari lahar api yang ada di neraka." Balas Xera dengan santai, namun hal itu justru membuat kaisar tertawa renyah.

"Ramon." Panggil Xera, laki-laki itu segera menunduk dihadapan Xera.

"Saya yang mulia." Balasnya dengan tersenyum ramah, namun hal itu langsung ditatap tajam oleh kaisar, nampaknya ancaman itu tidak berlaku lagi, mereka nampak semakin berani karena telah menjadi bawahan Xera. Apakah dirinya sudah tidak dianggap lagi??

"Lihat dan amati apa yang saat ini terjadi di bendungan, kirim beberapa monster laut yang mengerikan untuk mengacau di danau dekat kerajaan. Aku ingin pihak kerajaan menjual danau itu.." Ucap Xera.

"Baik yang mulia."

Ramon pergi setelah mendapatkan perintah dari Xera.

"Theodor." Panggil Xera lagi.

"Saya yang mulia." Balasnya langsung, Theodor juga sama seperti Ramon yang tidak takut pada tatapan tajam kaisar, dia lebih takut pada Xera.

"Saat ini Tansy membutuhkan laki-laki untuk melakukan pelatihan ganda dengannya, siapkan beberapa iblis untuk melakukan hubungan tersebut dengannya. Pastikan, iblis itu merupakan iblis terjelek! ahh, itu tidak mungkin karena mereka tidak ada yang jelek. Kalau begitu, cari penyihir yang bisa kau kuasai untuk melakukan pelatihan ganda dengannya, aku ingin kekuatan gelap nya semakin bertambah." Ucap Xera.

"Baik yang mulia." Angguk Theodor.

"Kau ingin menambah kekuatannya? untuk apa?" Heran kaisar.

"Bukankah menerbangkan musuh setinggi langit lalu menghempaskan nya begitu saja membuat musuh kesakitan?" Tanya Xera.

"Kau jahat sekali!"

"Tidak suka?"

"Sangat suka! teruslah bertindak jahat, aku sangat menyukainya." Peluk kaisar dan mencium pipi Xera.

Amy hanya diam dengan menundukkan kepalanya disana, dia meratapi nasibnya yang malang. Kenapa dia tidak diperintahkan juga? lebih baik dia pergi karena tugasnya dari pada berdiam diri untuk melihat keromantisan tuan dan nona nya, sungguh sangat menyiksa batin nya yang lemah ini.

Tapi...

"Nona, beberapa hari yang lalu saya melihat nyonya Melinda yang ada di penginapan. Dia sering datang kesana dengan penyamarannya..." Ucap Amy, Xera yang mendengar itu segera mendorong kaisar agar sedikit menjauh darinya.

"Penginapan? kau serius?" Tanya Xera, Amy langsung mengangguk yakin.

"Bagaimana menurutmu?" Tanya Xera pada kaisar.

"Apalagi? tentu saja menginginkan kepuasaan. Bukankah dia sudah lama sendiri?" Tanya kaisar yang membuat Xera tersenyum miring.

"Kau benar."