NovelToon NovelToon
Tahanan Cinta Duda Kaya

Tahanan Cinta Duda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta setelah menikah / Konflik etika / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya
Popularitas:18.3k
Nilai: 5
Nama Author: Leticia Arawinda

Saat itu Diana tidak akan pernah menyangka bahwa dirinya akan berubah nasib menjadi tahanan cinta seorang pria tampan dan juga kaya. Dia dibawa paksa untuk menikah dengan pria yang tak dikenalnya itu.
Akankah Diana bisa melalui semuanya dengan sabar? ataukah dia akan berusaha kabur dari genggaman pria tersebut?
🌸🌸🌸🌸
Nantikan kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leticia Arawinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Keesokan harinya.

Diana sedang berjalan menuju ke kamar anaknya yang sudah sangat ia rindukan.

"Mama, aku kangen" ucap Lucas yang berlari memeluk Diana.

"Mama juga kangen kamu sayang, apa anak mama baik-baik saja selama mama tidak di rumah?" tanya Diana sambil menyentuh kepalanya.

"Iya Lucas baik, mama ayo main"

"Baiklah"

Lucas dengan antusias menggandeng tangan Diana untuk mengajaknya ke taman untuk bermain di sana setelah sekian lama tidak bertemu.

Diana belum mengetahui kebenaran tentang Kirana sehingga dia merasa heran dengan ketidakhadirannya di rumah itu.

"Lili, kenapa Kirana tidak kelihatan" tanya Diana.

"Saya juga tidak tahu Nyonya, terakhir kali saya lihat Nona Kirana saat Nyonya masuk ke rumah sakit" jawab Lili.

Rasanya aneh terdengar jika orang yang selama ini berusaha untuk terus dekat dengan Lucas dan juga berusaha mengambil hati Evans, tiba-tiba saja tidak terlihat dan tidak di ketahui keberadaannya.

"Yasudah, Lili tolong buatkan minuman dan bawa camilan untuk Lucas, ya" pinta Diana.

"Baik Nyonya"

Sembari mengawasi Lucas yang bermain, Diana masih memikirkan tentang keberadaan Kirana meski di sisi lain dia merasa tenang dan lega tanpa kehadirannya namun tetap saja terasa tidak wajar.

"Hmph! sepertinya aku harus tanya Evans" gumam Diana.

"Sayang, jangan lari ke sebelah sana!" ucap Diana.

"Iya mama"

Di waktu yang sama.

Evans sedang pergi untuk memeriksa pekerjaan yang selama ini di serahkan kepada Arion selama dia menjaga Diana di rumah sakit.

Meskipun dia sudah mempercayai Arion namun tetap saja harus profesional.

"Apa klien kemarin jadi menjual tanahnya?" tanya Evans sambil melihat beberapa dokumen seminggu terakhir.

"Klien tersebut masih berharap kita memberi harga yang tinggi bos" jawab Arion.

"Hmm.. begitu ya, rupanya ada juga orang yang keras kepala. Biarkan saja, kita tidak perlu mengikuti keinginan orang itu tapi lihat saja sebentar lagi pasti dia datang untuk memohon di beli dengan harga berapapun" ujarnya sambil menyeringai.

Selama bekerja dengan Evans tentu Arion sudah sangat memahami sifat bosnya.

"Baik bos"

Kesuksesan yang di raih Evans, tak semudah membalikkan telapak tangan. Meskipun terlahir dari keluarga kaya raya namun semua yang di miliki Evans berasal dari kerja kerasnya selama ini.

Asam garam dalam bisnis properti sudah menjadi hal yang biasa baginya. Meskipun dulunya Evans sering mengalami kerugian namun karena sudah mempunyai pengalaman yang banyak, dia sudah memahami berbagai macam sifat orang lain yang ingin melakukan kerja sama dengannya ataupun hanya sekedar menjual tanah dan lainnya.

"Kerja bagus Arion, kedepannya aku akan serahkan beberapa pekerjaan untukmu. Saat ini aku harus lebih memperhatikan keluargaku, jadi mohon bantuanmu untuk sebulan ke depan" pinta Evans.

"Saya akan berusaha bekerja dengan baik bos"

"Yasudah, kalau ada hal yang mendesak langsung kabari saja. Aku harus pulang sekarang"

"Siap bos"

Setelah memastikan semuanya berjalan dengan lancar, Evans pun pulang ke rumah untuk menemui istri dan juga anaknya.

"Kenapa aku jadi tidak bisa lama jauh dari Diana?" benak Evans sambil tersenyum.

Di dalam mobil, suasananya menjadi aneh karena Evans terlihat tersenyum sambil menatap ke arah luar jendela mobil.

Baik Arion maupun supirnya merasa heran karena Evans tidak pernah terlihat seperti sekarang.

Namun Arion sudah mengerti alasan dari perubahan suasana hati atasannya yang seperti bunga yang sedang bermekaran.

"Pasti bos sedang memikirkan Nyonya Diana" benak Arion.

Dia hanya bisa memejamkan mata sejenak sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Hari itu Arion di minta oleh Evans untuk meninjau salah satu lahan yang akan di gunakan untuk pembangunan kantor baru yang lebih besar dari sebelumnya dan arahnya sama dengan arah ke rumah Evans.

Sesampainya di rumah, Evans langsung mencari Diana dan juga Lucas.

Dia tidak tahu bahwa anak dan istrinya sedang tidur berdampingan dengan lelapnya.

"Lili, dimana Diana dan Lucas?" tanya Evans.

"Nyonya dan Tuan muda sedang tidur di kamar, Tuan" jawab Lili.

"Yasudah, buatkan aku kopi" pinta Evans.

"Baik Tuan"

Lili menuju ke dapur untuk membuat minuman yang sudah di minta oleh Evans sedangkan Evans yang masih merasa lelah, seketika itu duduk di ruang keluarga dan menyadarkan kepalanya di sofa yang empuk itu sambil menatap langit-langit.

"Huh.. rasanya benar-benar sunyi" gumam Evans.

Dia merasa kesepian di rumah besar itu karena tidak ada kehadiran anak dan juga istrinya.

"Rupanya aku benar-benar lemah jika tak ada mereka" gumamnya lagi.

Evans beranjak dari sofa untuk mencari orang terkasihnya.

Ceklek!

Evans membuka dengan perlahan pintu kamar Lucas untuk melihatnya dan juga melihat Diana yang sedang tidur.

Dia berjalan pelan-pelan dan tidak bersuara karena tidak ingin membuat istri dan anaknya bangun.

Kemudian dia mengelus kepala Diana dan juga Lucas.

"Kalian harta yang paling berharga dalam hidupku, kuharap kalian tetap sehat dan bahagia" gumam Evans.

Merasa cukup melihat mereka, Evans pun keluar dari kamar itu agar tidak mengganggu tidur mereka yang lelap itu.

Tanpa di ketahui olehnya, sebenarnya Diana sempat terbangun saat Evans mengelus kepalanya.

Namun dia berpura-pura masih tidur karena Evans mengatakan sesuatu.

Diana tersenyum saat kata-kata yang terdengar istimewa itu dari mulut Evans sendiri.

Dia membuka matanya ketika Evans berjalan perlahan menuju ke arah pintu hingga Evans benar-benar keluar dari kamar.

"Kamu juga harta yang tak ada bandingannya Evans" gumam Diana.

Diana mengelus kepala Lucas yang hampir terbangun. Lucas tidur dengan sangat lelap dan Diana memutuskan untuk keluar dari kamar untuk menemui suaminya yang sedang merasakan kesepian tanpa dia dan juga Lucas.

"Suamiku" panggil Diana dengan mesra.

"Istriku? bukannya kamu tadi tidur dengan Lucas" tanya Evans terkejut.

"Eum.. iya tapi aku kebangun sekarang. Mungkin karena tahu suamiku pulang" jawab Diana.

"Haha dasar, terus ini maksudnya apa sayang?"

Evans mempertanyakan perihal sikap Diana yang ingin bermanja dengannya sampai memeluknya dari belakang.

Karena Evans sedang duduk, Diana memeluk Evans di antara lehernya lalu dia menempelkan pipinya ke pipi Evans.

"Aku sayang suamiku, apa aku tidak boleh memelukmu?" tanya Diana sambil merajuk.

"Haha.. tentu saja boleh sayang, kenapa sekarang istriku sering ngambek, ya?" jawab Evans

"Habisnya suamiku tidak di rumah, aku kangen tahu" ucap Diana.

"Begitu ya? apa yang mau istriku lakukan? bukannya sekarang aku sudah di rumah?"

Diana melakukan sesuatu seolah lupa bahwa Evans tipe orang yang tak pernah kalah dalam hal apapun dan selalu bisa menyerang balik dengan ucapannya.

Tentu saja, kali ini Diana tidak mau masuk dalam permainan Evans yang justru akan membuatnya dalam kegiatan yang panas itu.

1
Wiwi
lanjut Thor
Tya Putry
👍👍👍
Nur Syamsi
Singkirkan tu ulat bulu thor
Wiwi
lanjut Thor
Yustina
lanjut...
Reni Anjarwani
lanjutt
Reni Anjarwani
doubel up thor
Wiwi
lanjut Thor semangat terus Thor
Wiwi
wow pelakor sudah datang, Thor jangan jangan adiknya meninggal sama kakaknya /Right Bah!//Right Bah!/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!