Alana Dhira Lesham telah berpacaran selama 2 tahun dengan Devano Arlots, calon ceo muda di perusahaan papanya.
hingga mereka memutuskan ke jenjang pernikahan.
namun sehari sebelum pernikahan. Devan membatalkan pernikahan dengan alasan Dia telah menghamili wanita lain, yang tak lain adalah Karina. rivalnya saat sma serta kuliah.
saat itu pula alana mengetahui jika dirinya tengah mengandung anak dari devan.
dengan perasaan kecewa Alana pergi keluar negeri tanpa memberitahu kebenarannya pada devan. Dan membesarkan anaknya sendiri.
bagaimana kelanjutannya?
novel by IZANANTEROS
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menyusul
Devan mengendarai mobil dengan tangan yang gemetar. Tubuhnya panas dingin. Jika benar dugaannya dia benar benar tak bisa memaafkan Karina.
Hanya membutuhkan waktu kurang setengah jam devan sudah sampai di pekarangan rumah Jerry dan Diana.
Tanpa mengucapkan salam atau permisi devan menerobos masuk. Dia berlari ke atas menuju kamarnya.
Diana yang baru saja membuat teh di dapur untuk sang suami dibuat bingung oleh kelakuan devan.
Dia menghampiri suaminya yang berada di teras samping rumah dan meletakan teh itu di depan suaminya.
Diana ikut duduk di kursi samping suaminya.
'' pah. Mama tadi liat devan ke rumah dan buru buru naik ke atas''. Beritahu Diana.
'' benarkah? Tumben anak itu kemari.'' sahut Jerry tetap membaca koran.
'' iya. Nggak ngetik pintu atau salam dulu. Dia malah buru buru ke atas''.
'' mungkin ada hal yang penting''. Ujar jerry asal.
'' sepertinya begitu. Tadi mama juga liat dari wajahnya dia seperti tegang gitu''.
'' hmm. Biarkan saja''. Ujar jerry lagi.
Diana mengangguk. Dia pun mulai meminum teh yang Coklat hangat yang tadi dia buat bareng dengan teh.
Di kamar devan sedang mencari kalung yang ia bawa dari hotel itu. Devan mengobrak abrik kamarnya guna menemukan kalung itu. Bahkan salah satu pajangan di kamarnya jatuh dan pecah saking hebohnya devan.
Akhirnya devan menemukan kalung itu di laci tempat tidur. Buru buru devan mengambilnya.
Devan duduk di atas ranjang king size itu. Tangannya memegang kalung yang dia dapat di kasur hotel. Matanya menatap selidik pada kalung itu.
Dia mencoba mengingat ngingat siapa pemilik kalung itu.
Apakah mungkin kalung itu milik Karina. Atau Alana atau bahkan gadis lain.
Dia mencoba mengingatnya. Namun dia tak pernah menemukan Karina yang memakai kalung dengan bentuk seperti itu.
Kalaupun iya mungkin dia akan menanyakannya atau mencarinya karena hilang.
Namun Karina sama sekali tak mencari atau bahkan menanyakannya.
Dugaannya jika bukan Karina wanita malam itu semakin kuat.
Devan menajam penglihatannya saat dia mulai dapat melihat liontin kalung itu. Menatapnya lama guna melihat lebih jelas.
Detik berikutnya devan di buat menegang saat dia bisa melihatnya. Tubuhnya tiba tiba kaku.
Alana. Liontin kalung itu adalah nama Alana. Devan tak tahu harus berbicara apa. Dia benar benar tak tahu harus merespon seperti apa.
Dugaannya benar. Alana adalah wanita yang bersamanya malam itu. Wanita yang menjalin malam panas dengannya.
Itu berarti devan telah merusak Alana bukan Karina. Lalu siapa yang menghamili Karina jika bukan dirinya?
Devan mengepalkan tangannya. Kalung yang berada di tangannya ia remat kuat. Lalu memasukannya ke dalam saku jas miliknya.
Dia harus mencari alana. Dia membutuhkan jawaban dari wanita itu. Devan harus mendatanginya.
Dia bangkit dan buru buru turun ke bawah. Di sana dia di serbu oleh pertanyaan ibunya.
'' kamu mau kemana lagi Dev? Kenapa buru buru sekali" tanya Diana saat putranya turun.
'' devan lagi buru buru ma. Nanti devan kasih tahu kalau kesini lagi''. Ujar devan sambil berlalu keluar.
Diana hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan putra satu satunya itu.
Devan keluar. Dia masuk ke dalam mobil dan melajukannya menuju rumah mily dan edgar. Dia memerlukan jawabannya sekarang dan dia perlu memastikannya.
Tak memperdulikan jalanan yang lumayan ramai devan membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi. Hingga hanya memerlukan waktu 15 menit untuk sampai dari yang 40 menit.
Devan keluar. Dia mendekat pada pintu rumah itu. Mengetuk nya dengan tak sabar.
Tok
Tok
Tok
Pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya yang tidak ia kenal. Namun devan memperkirakan jika itu adalah pembantu.
'' maaf tuan. Sedang mencari siapa?'' tanya nya.
'' Alana ada?''
'' nona Alana tidak ada di rumah. Dari kemarin dia belum pulang''. Beritahu bi Inah.
'' tidak pulang?'' devan terkejut.
Bi Inah mengangguk.
'' lalu om dan Tante milynya ada?''
Bi Inah menggeleng. '' nyonya di rawat di rumah sakit karena syok. Dan tuan menunggunya''. Jelas bi Inah.
Lagi, devan membulat terkejut. '' di rawat? Kenapa bisa? Memangnya Tante Miky kenapa?'' devan membrondong pertanyaan.
'' iya tuan. Nyonya mily syok karena Sean hilang. Dia juga syok saat nona Alana menghilang secara tiba tiba. Nyonya pingsan dan di bawa ke rumah sakit. Nyonya harus di rawat dan tuan menemaninya''.
Devan terkejut. Alana menghilang? Dengan putranya juga?
'' rumah sakit di mana? Saya ingin kesana"
Setelah bi Inah memberikan alamat nya devan kembali melajukan mobilnya. Dia menuju rumah sakit tempat mily di rawat.
Edgar yang sedang menyuapi istrinya makan seketika kaget saat seseorang masuk tanpa mengentuk pintu. Mereka menoleh dan mendapati devan.
'' hallo om tante. Maaf jika mengagetkan dan mengganggu''. Ujar devan.
Tiba tiba tubuhnya kaku saat melihat tatapan Edgar dan mily.
'' yah tidak papa. Ada apa kamu kesini''. Tanya Edgar.
Menelan ludah kasar saat mendengar nada dingin Edgar.
'' saya mencari alana om. Om tahu dimana alana?''
'' untuk apa kau mencari alana?'' tanya sarkas Edgar.
'' ada sesuatu yang penting om. Saya mohon kasih tahu Alana dimana. Saya ingin menemui nya" pinta devan.
'' untuk apa. Alana sudah tidak ada. Dia tidak mau bertemu denganmu" tegas Edgar.
'' om saya mohon om. Sekali ini saja tolong kasih tahu dimana alana om. Saya per;u memastikan sesuatu. Ini sangat penting tentang hidup saya''. Pinta devan lirih.
Melihat keseriusan dalam mata devan Edgar sedikit meluluhkan hatinya.
'' Alana sudah pergi''. Singkatnya.
'' kemana om? Saya akan menyusul alana". Tekad devan.
'' apa kau yakin. Alana pergi jauh".
'' saya yakin om'' tekad devan yakin.
Edgar melirik mily yang hanya diam. Istrinya sudah dia beri tahu perihal kepergian Alana. Dan kondisi mily pun perlahan membaik.
'' dia di kanada''.
Edgar memberikan alamat rumah alana. Dan dengan sigap devan menerimanya. Dia akan menyusul Alana ada yang harus di bereskan.
'' kalo begitu saya pamit om tante. Semoga cepat sembuh''.
Devan berlalu dengan tekad yang kuat. Dia sudah menghubungi asistennya untuk menyiapkan keberangkatannya ke Kanada.