Secret Wedding ( Jimmy & Alisa )

Alisa terbangun lebih dulu, dia berusaha melepas tautan tangan Jimmy yang melingkar erat di pinggang nya, sepekan mungkin agar pria itu tak terbangun dari tidurnya.

Gadis itu menempelkan punggung tangan nya di kening Jimmy, dia tersenyum saat merasakan demam nya sudah turun. Hanya saja Jimmy masih berkeringat.

"Ternyata ketua geng motor juga bisa demam, mana takut minum obat lagi. Kalau anggota lain pada tau, pasti malu sih Lo, Jim." Gumam Alisa sambil terkekeh kecil. Alisa pun menyibak selimut yang sedari tadi menutupi tubuhnya, lalu bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk sekedar mencuci muka nya.

Alisa membulatkan mata nya saat melihat jerawat yang cukup besar di dahi nya, memerah dan rasanya sakit.

"Aihhh, kenapa harus jerawatan sekarang sih. Malu-maluin aja." 

"Apa nya yang malu-maluin?" Suara datar yang siapapun sudah tau siapa pemilik suara itu, tapi Alisa yang terkejut karena tadi Jimmy masih tidur, tiba-tiba sekarang sudah ada di kamar mandi.

"Ngagetin aja Lo, Jim. Perasaan tadi masih tidur, kenapa dah bangun sekarang?" Tanya Alisa sambil menyembunyikan jerawat di dahi nya dengan poni nya.

"Gue tanya, apa nya yang malu-maluin hmmm?" 

"Gak ada, Jim." Jawab Alisa sambil tersenyum kaku. 

"Lo nyembunyiin sesuatu dari gue?"

"Kagak kok, udah ya gue keluar duluan. Kalo mau mandi gue dah siapin air anget tuh di bath up." Alisa menunjuk bath up dengan dagu nya lalu keluar dari kamar mandi dengan terburu-buru.

Jimmy menggelengkan kepala nya saat melihat tingkah istrinya, seperti nya memang ada yang tengah dia sembunyikan. Tapi apa? Dia sendiri tak bisa menerka-nerka, apa kiranya masalah yang di sembunyikan Alisa.

Dia tersenyum saat melihat air hangat yang masih mengepul di bath up, ternyata memiliki istri tak seburuk yang dia kira. 

Tanpa berlama-lama, Jimmy langsung melepas pakaian nya dan berendam di bath up dengan nyaman. 

Sedangkan Alisa turun ke bawah dengan membawa gelas air yang sudah kosong bekas minum tadi. 

"Sayang.."

"Eehh iya, Ma." Jawab Alisa sambil mendekat ke arah Larissa.

"Gimana Jimmy, sayang?"

"Tadi, habis Alisa kasih obat Jimmy langsung tidur Ma. Sekarang udah turun demam nya, dia lagi mandi." Jawab Alisa membuat kening Larissa berkerut. 

"Jimmy mau minum obat?"

"Alisa paksa aja sih, Ma." Jawab Alisa sambil nyengir kuda, menampilkan deretan gigi putihnya.

"Kok bisa? Jimmy itu paling anti sama yang namanya obat, mama aja sampe kewalahan kalau bujukin dia supaya mau minum obat." 

"Alisa punya cara sendiri Ma, biar Jimmy mau minum obat." Celetuk Alisa membuat Larissa menoleh, masih dengan kening yang mengernyit keheranan.

"Cara sendiri? Apa, sayang?"

"Rahasia dong Ma, ini bersifat pribadi. Hehe," jawab Alisa sambil cengengesan. 

"Yaudah deh, yang penting Jimmy nya mau minum obat terus udah sembuh sekarang." 

"Iya Ma, tadi Jimmy pucet banget. Tapi sekarang udah enggak sih." 

"Jimmy itu jarang sakit, tapi pas sakit susah banget di bujuk nya biar minum obat, sampai pernah sakit 2 Minggu karena gak mau minum obat sama sekali." Jelas Larissa.

"Ohh ya, Ma?"

"Iya, makanya Mama heran kok sama kamu dia mau minum obat gitu. Mama aja yang bujukin dia setengah mati, gak pernah di gubris gitu." 

"Alisa pasti punya cara sendiri lah ma, dia kan istrinya Jimmy." Cetus Raksa ikut menimbrung, lalu duduk di kursi yang bersebrangan dengan kedua wanita berstatus mertua dan menantu itu. 

"Iya pa, dan cara Alisa pasti berhasil." 

"Baguslah kalau begitu, mana Jimmy nya sekarang?"

"Lagi berendam air hangat Pa." 

"Ya sudah, kamu sudah makan?" Tanya Raksa. Alisa menggeleng pelan, karena dia memang belum makan siang, dia malah ketiduran sambil menemani suaminya tadi.

"Makan dulu, sayang."

"Alisa makan nya di kamar aja, Ma. Sama Jimmy," 

"Gak usah, disini aja." Ucap Jimmy yang baru turun dengan pakaian santai nya, lengkap dengan rambut setengah basah yang membuat penampilan pria itu terlihat lebih segar dari pada tadi.

"Ohh yaudah, masih pusing gak?"

"Dikit, tapi udah gapapa. Yok makan dulu, dah laper gue." Ajak Jimmy sambil menarik pelan tangan istrinya. Alisa pun ikut berjalan di belakang suaminya, mengekor seperti anak kucing pada tuan nya.

Sesampainya di ruang makan, Jimmy menarik kursi untuk duduk. Sedangkan Alisa, mengambil piring dan nasi lalu menyendok lauknya sekalian. Tanpa harus di tanya, kini dia mulai tau apa saja makanan favorit suaminya. 

Alisa mengambilkan ikan goreng, perkedel kentang, dan capcai seafood.

"Makasih." 

"Sama-sama, makan yang banyak biar cepet sembuh. Besok kita sekolah kan?"

"Hmmm.." jawab Jimmy dengan deheman, lalu memulai acara makan siang nya yang sudah cukup terlambat, karena hari sudah sore untuk bisa di sebut makan siang.

Setelah selesai makan, Alisa membereskan piring dan mencuci nya, lalu mengelap meja dengan lap yang tersedia di dekat meja. Jimmy memperhatikan gerak gerik istrinya dengan senyum miring. 

Dia bangkit dari duduknya dan memeluk istrinya dari belakang, menumpukan dagu nya di pundak Alisa yang sedang mencuci piring.

"Eemmm Jim.." 

"Kenapa hmm?" 

"Bisa lepasin dulu pelukan nya? Gue lagi nyuci piring, susah gerak nya."  Pinta Alisa lirih.

"Ngapain sih pake nyuci piring segala? Bukan tugas Lo kali."

"Emang nya kenapa? Gapapa kan kalo gue nyuci piring, ya masa gue dah numpang tinggal disini malah gak tau diri." Jawab Alisa sambil terkekeh pelan.

"Kenapa bisa?"

"Bisa apa nya?" Tanya Alisa, menurut nya ucapan Jimmy cukup ambigu.

"Kok Lo bisa keliatan dewasa, padahal kalo di sekolah Lo tuh mode bocil kurang makan." 

"Heh, enak aja bocil kurang makan!" Alisa menyikut perut Jimmy, tapi sepertinya pria itu tak kesakitan sama sekali, dia malah tertawa yang mengundang rasa penasaran Raksa dan Larissa. Mereka mengintip di balik tembok, apa yang di lakukan putra dan menantu nya. 

Setelah melihat putranya memeluk Alisa dengan manja, mereka melempar tatapan lalu kompak tersenyum. 

"Haha, Lo gemesin banget anjir. Kok bisa ya gemesin gini?" Tanya Jimmy sambil mengunyel-unyel pipi sang istri dengan gemas. 

"Sakit Jimmy.." Alisa meringis, sambil mengusap pipi nya yang memerah karena ulah tangan jahil suaminya. 

"Pipi Lo kenyal banget, kayak moci." 

"Oke, setelah moci apa lagi? Bakpau?" Tanya Alisa ketus.

"Gapapa sih, mau moci atau bakpau juga Lo malah keliatan gemesin." 

"Gue dah gemesin dari lama, Lo nya aja yang baru sadar. Selama ini kan kita gak pernah akur, jadi gak sadar kalo gue ini cantik." 

"Gue gak bilang Lo cantik, gue cuma bilang Lo gemesin doang. Kepedean banget Lo," cibir Jimmy membuat Alisa mendelik. 

"Gak ada kiss seminggu ke depan!" Tegas Alisa membuat Jimmy seketika cemberut.

"Ancaman mematikan."

.......

🌻🌻🌻🌻🌻🌻