"Aku tidak suka perempuan pembangkang "
"Kalau kau tidak suka perempuan pembangkang seperti ku maka lepaskan aku sialan, aku pun tidak mau ada di sini aku tidak mau bersama kalian apalagi aku tidak mau menjadi istri kedua ataupun pembuat anak untuk kalian berdua, lepaskan aku, aku pun tak sudi tinggal di sini"
"Bermimpilah karena semua itu tidak akan pernah terjadi kau sudah aku beli maka seluruh hidupmu ada di tanganku kau mati ataupun hidup ada di tanganku, jika aku belum mengizinkanmu untuk mati maka kau tidak akan pernah mati"
"Persetanan denganmu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 harus menghilangkan salah satu
Bella sudah selesai membersihkan badannya, Bella melihat tubuhnya yang banyak tanda merah, Bella mengusap air matanya yang kembali mengalir.
Bella mengingat kembali papihnya, mamihnya teman temannya, semuanya dirinya mengingat orang orang terdekatnya, dirinya harus bisa kembali pada orang tuanya tapi dirinya harus memberikan dulu anak untuk laki laki itu.
Apakah sekarang dirinya harus mengalah atau bagaimana, tapi sekarang apa yang mau dipertahankan, apa yang sudah dirinya jaga sudah hilang, dan perjanjian itu sudah dirinya tandatangani, makan dirinya harus mengikuti kemauan laki laki itu, apa lagi dia sudah mengancam dirinya untuk menghabisi papihnya, tidak tidak dirinya tidak mau sampai papihnya meninggalkannya.
Bella mengatur nafasnya dan memejamkan kedua bola matanya " baiklah demi ke bebas demi masa depanku dan demi aku bisa bertemu dengan keluargaku, aku harus memutuskan semuanya "
Bella melangkah kearah lemari dan segera memakai pakaiannya, Bella dengan cepat keluar dari kamarnya dan mencari keberadaan Adi, Bella terus saja menelusuri kapal ini dan ketemu Adi sedang ada bersama anak buahnya.
Bella dengan cepat menghampiri Adi "aku ingin berbicara denganmu "
Adi yang sedang mengobrol langsung berhenti dan melihat kearah Bella " jika penting maka ayo kita bicara, kalau kau hanya ingin mengoceh dan marah marah lebih baik tidak usah aku sedang sibuk "
"Penting aku ingin berbicara penting "
Adi dengan cepat menyuruh anak buahnya untuk pergi dan Bella tanpa diperintah langsung duduk berhadapan dengan Adi.
"Apa yang akan kau bicarakan masalah penting apa "
"Aku akan setuju dengan apa yang kau berikan tapi kau jangan sampai menganggu kedua orang tuanya biarkan mereka hidup dengan nyaman, seperti perjanjian aku akan memberikan seorang anak padamu dan kebebasan untuk ku, kau akan menyekolahkan aku lagi ya meskipun hanya homeschooling, dan saat keluar dari rumah mu aku mendapatkan identitas ku, setelah itu kau tak boleh menemui ku lagi atau mencariku, dan aku pun tak akan pernah muncul dihadapan mu. Atau pun menemui anak mu itu "
Adi masih diam menatap Bella dengan intens dirinya masih tak percaya akhirnya Bella bisa luluh dan mau menuruti apa kata katanya " kau yakin "
"Ya aku yakin demi kebebasan ku, makan akan aku lakukan "
"Apakah kau tak akan menyesal "
"Apa yang harus aku sesali, apa yang selama ini aku jaga sudah hilang, sudah kau ambil " kembali air mata Bella menetes namun dengan cepat Bella kembali mengusapnya.
"Kau yang memberikannya "
"Kau menjebak ku " teriak Bella sambil mengebrak meja dan memelotokan matanya kearah Adi.
Sedangkan Adi malah tertawa dan mendekati Bella, lalu mencengkram dagu Bella, "selama kau menjadi istriku kau harus patuh padaku, kau harus selalu mengikuti mau ku, maka aku melarangnya untuk selalu membangkang padaku, apa lagi marah seperti ini padaku "
Bella segera melepaskan cengkraman Adi " ya aku akan menjadi boneka mu selama aku menjadi istrimu dan itu tak akan lama "
Adi langsung memeluk Bella dan melepaskannya lalu menatap wajah Bella dengan lekat " baiklah sayang, kau harus selalu patuh padaku, kalau kau patuh apapun yang kau mau akan aku kabulkan, tapi tidak dengan bertemu dengan orang tuamu atau pun dengan kawan kawan mu, kau tak boleh keluar tanpa aku atau pun pengawal "
"Terserah kau saja, aku ini boneka maka aku harus mengikuti apa kata majikan "
"Hemm , kita akan pergi ke pesta kau segeralah bersiap, dikamar sebelah kita ada perias yang akan mendadani mu, kau harus ramah pada mereka "
Bella tanpa banyak kata segera pergi meninggalkan Adi. Sebenarnya dirinya begitu hancur dengan keputusannya sendiri tapi apa yang sudah dirinya jaga selama ini sudah hilang, tak ada yang perlu dirinya jaga lagi, semuanya sudah hancur jadi untuk apa lagi bertahan.
Bella langsung masuk kedalam kamar yang ada disebelahnya ada dua orang disana, Bella langsung disambut dan Bella dengan wajah muramnya segera duduk dan diam saja saat didandani.
***
Sedangkan Adi sendiri masih diam dan senang dengan keputusan Bella akhirnya apa yang selama ini dirinya inginkan terjadi, Bella menjadi miliknya dan untuk selamanya akan menjadi miliknya.
Tiba tiba ponsel Adi berdering, Adi dengan cepat mengambil ponselnya ternyata adalah istrinya Ziva, lebih baik jawab saja dari pada nanti ngomel dan membuat dirinya pusing saat pulang.
"Ada apa Ziva "
"Kau kemana aja Adi, kenapa begitu sulit dihubungi, kenapa hah, apakah sulit untuk mengangkat telfon ku saja, padahal kau selalu saja membawa ponsel kemana mana tapi kenapa mengangkat telfon istri saja sulit, apakah kau sudah tak peduli lagi padaku hah "
"Bukannya kau ingin cepat cepat punya anak maka ya sudah terima saja kalau aku sulit dihubungi, jika kau belum siap aku membagi waktu seperti ini, maka dari awal tak usah aku menikah lagi, kau ini bagaimana Ziva "
"Ya aku tahu, aku sangat tahu kalau aku ingin segera punya anak, tapi setidaknya kau hubungi aku, beri aku kabar atau tidak angkat telfon ku, memangnya sulit ya cuman mengangkat telfon dari ku"
"Jika kau menelfon hanya untuk mengoceh sebaiknya tak usah aku sedang pusing disini "
"Kau bukan sedang pusing tapi kau sedang bersenang senang, kau disana bersama perempuan mana mungkin Pusing yang ada kau kesenangan dan bahagia "
Adi mencoba menahan amarahnya kenapa Ziva malah membuatnya pusing, baru saja mendapatkan kesenangan, malah diganggu oleh istrinya pertamanya Ziva ternyata miliki istri dua cukup memusingkan, dirinya harus menghilangkan salah satunya.
"Sudahlah aku begini pun karena kau yang mau, aku pusing jangan kau terus mengoceh seperti ini, bagaimana dirimu disana ingat jangan pulang dulu kerumah biarkan aku pulang dulu, takutnya nanti ada yang menyerang tetaplah dirumah ayah dan ibu ingat kata kata ku"
"Ya tapi setidaknya kau luangkan waktu untuk ku juga, Karena aku ini istrimu, aku yang harusnya lebih berhak memiliki mu, aku adalah istri pertama mu sedangkan perempuan itu hanyalah perempuan pengantin untuk ku, dia hanya melahirkan anakku dan juga dirimu "
"Ya aku tahu kau yang pertama dan tak terganti, maka kau tak boleh cemburu jika aku bersama Bella karena ini hanya sementara saja, ingat setelah anak itu lahir anak itu akan menjadi milik mu dan hidup kita akan seperti semula lagi, semuanya akan seperti semula lagi sayang, aku akan bersama mu terus nanti dan aku akan menjadi milik mu satu satunya "
"Baiklah Adi sayang, aku matikan dulu, aku senang mendengar semua kata kata mu itu, hatiku tenang dan aku tak takut lagi kehilanganmu "
"Ya silahkan sayang "
Ziva segera mematikan sambungannya dan membalikan badannya pada Piyan " jadi apakah kita akan memulai kembali pergulatan yang sempat tertunda sayang " ucap Piyan
Ziva mengangguk dan segera bersiap siap menunggu senjata panjang itu memuaskan dirinya.