Allea si gadis pecinta mapala dikampusnya yang mandiri, selalu ceria dan berhati baik, tak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan cinta monyetnya semasa SMA dulu , Andre. Yang menurutnya telah meninggalkan luka dihatinya karena meninggalkannya tanpa kabar. Kini Andre datang kembali dengan masih membawa rasa yang sama dan berusaha mendapatkan hati Allea lagi pada saat Allea telah mulai jatuh hati pada Sandy, seniornya dikampus. Sialnya, Andre tak mundur begitu saja demi mendapatkan Allea. Termasuk menghadirkan masa lalu Sandy untuk membuat Allea galau dengan sikap manis Sandy. Siapa sih cewek masa lalu Sandy? Apakah Allea akan kembali luluh dengan Andre? Atau hatinya tetap memilih Sandy? Kepoin terus yuk love storie mereka. Jangan lupa beri dukungan juga ya untuk karya pertama author ini. Terimakasih reader..🤗🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyna Fananta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Lamaran
Dua minggu setelah wisuda, Sandy benar-benar menepati perkataannya. Ia membawa serta Ayah dan kakaknya sekeluarga ke rumah Allea untuk melamar, bertemu dengan pak Raffanda Mahesta, papa Allea. Tak banyak yang datang, hanya keluarga dekat Allea saja dan acara ini sengaja Sandy lakukan agak mendadak agar tak banyak orang lain yang tau. Tapi orangtua Allea pun tak keberatan.
Acara inti malam ini telah dilewati, Sandy dan Allea sudah bertukar cincin. Setau Allea pun Sandy hanya akan datang melamar, tapi ia kaget saat kedua orang tua mereka membicarakan tanggal akad. Allea menoleh ke arah Sandy yang tampak biasa-biasa saja. Tak ada ekspresi kaget atau bingung, bahkan Sandy terlihat antusias menjawab saat ditanya soal tanggal yang tepat. Allea menepi ke dekat dapur, lalu memberi isyarat ke Sandy agar mendekat.
"Kenapa sayang?"
"Bukannya ini cuma acara lamaran aja ya?"
"Iya kamu benar. Malam ini cuma lamaran aja"
"Ya tapi koq tadi papa kita pada ngomongin tanggal akad? Mana tadi aku dengar masa bulan depan sih?" kata Allea menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya gak papa dong sayang"
"Kamu koq santai aja sih,gak kaget gitu? Jangan-jangan...ada konspirasi nih dibelakang aku?" kata Allea menyelidik membuat Sandy tertawa.
"Enggak sayang. Ya kalo buat aku sendiri sebagai cowok jelas pengen gak cuma sekedar lamaran aja dong. Harus aja kelanjutannya sejelas mungkin. Bukannya malah bagus ya?"
"Ya bagus sih. Tapi.." Allea terdengar gelisah.
"Tapi apa? Emang kamu gak mau kita nikah?"
"Ya mau" jawab Allea tersipu. "Tapi apa gak terlalu cepat kalo bulan depan? Aku aja belum lulus kuliah.."
Sandy menghela nafas. "Kalo nunggu kamu lulus, aku yang gak kuat.." bisik Sandy menggodai Allea membuat Allea merengut manja.
"Udah ya, kita balik ke depan dulu. Dengerin dulu gimana maunya orangtua kita, yuk...gak enak kita lama-lama disini. Masa target utamanya malah pada kabur?" seloroh Sandy. Allea mengulum senyum, menurut lalu mengekori Sandy kembali ke ruang tamu dimana acara mereka masih belum finish.
"Nah ini dia calon pengantinnya udah pada balik.." kata Arga begitu Sandy dan Allea kembali duduk. Mereka hanya tersenyum malu dan rikuh dikatai calon pengantin.
"Jadi gini San, papa dan pak Raffanda sudah setuju kalian akad bulan depan minggu ke tiga. Kamu gimana?" kata pak Roby meminta pendapat Sandy.
"Kalo aku sih setuju aja pah, tanggal aku ngikut yang penting gimana baiknya aja" jawab Sandy.
"Kalo gitu udah gak ada masalah ya ini perihal harinya? Oke.." kata pak Raffanda.
"Tunggu dong...masa aku gak ditanyain sih? Cuma kak Sandy aja, kan yang mau nikah kita berdua, bukan cuma kak Sandy sendiri.." protes Allea langsung disambut tawa yang lain.
"Oiya sampai lupa, pengantin itu kan dua orang ya?" pak Raffanda pura-pura menepuk keningnya menggodai putrinya. Allea mengulum senyum keki sambil berkata 'papah!' tanpa bersuara.
"Emang apa yang bikin kamu keberatan sayang?" tanya pak Raffanda.
"Iya..apa Allea? Sampaikan aja gak papa", pak Roby ikut bersuara.
"Sebenarnya bukan keberatan cuman...apa gak terlalu cepat gitu pah? Aku kan masih belum lulus, apa papa yakin gak keberatan kalo aku nikah sebelum lulus? Selain itu kan mas Arga aja belum..."
"Al..." potong Arga. "Itu jangan jadi alasan kamu, aku gak masalah koq. Cowok kan biasa di duluin adek perempuannya..", lanjut Arga mengedipkan sebelah matanya.
"Tuu...mas mu aja gak masalah koq.." kata mama Tiara ikut setuju.
"Serius?" tanya Allea ke Arga.
"Iya...serius. Pelangkahnya cukup satu unit apartemen aja gak usah mahal-mahal" Allea langsung menimpuk paha Arga. "Aduh! Bercanda Al..." kata Arga meringis mengusap pahanya. Semua pun tertawa melihat kelakuan kakak dan adik itu.
"Mas Arga ni, malu-maluin!" bisik Allea sambil menyeringai. Arga pun hanya cengengesan, ia memang suka menggodai adiknya.
"Maaf ya pak Roby, jangan diambil hati..Arga memang suka bercanda.." kata pak Raffanda.
"Iya pak, santai aja tidak apa. Saya suka malahan anak muda punya selera humor gitu.." sambut pak Roby.
"Tapi yang jelas kami sekeluarga menyambut baik keinginan dari pak Roby dan Sandy untuk melamar sekaligus 'meminta' anak gadis kami" kata pak Raffanda. "Kalo sudah ada niat baik, bagi saya alangkah baiknya juga di segerakan saja.." lanjut pak Raffanda yang langsung diangguki setuju oleh pak Roby juga kakak Sandy.
"Dan buat Allea, papa gak keberatan kamu menikah sebelum lulus, nak. Papa yakin, kamu bisa tetap menyelesaikan kuliah sambil tetap jadi istri yang baik.." sambung pak Raffanda.
"Makasih ya pah.." Allea tersenyum menunduk menahan rasa harunya.
"Gak usah cengeng, mau jadi kawin gak nih?" celetuk Arga membuyarkan suasana harunya. Allea langsung mencubit lengan kakaknya gemas.
"Aduh Allea...ancur ni lama-lama mas di dekat kamu" bisik Arga sambil meringis mengusap lengannya. Allea cuma mengulum senyum tak menggubris.
Ia bahagia sekaligus lega mendengar ucapan papanya. Apa yang menjadi ganjalan di hatinya sudah menguap berganti rasa deg-deg.an membayangkan sebentar lagi akan menjadi istri orang. Allea melihat cincin yang melingkar di jari manisnya lalu beralih melihat ke arah Sandy yang sedang serius membahas tanggal pernikahan bersama orang tua mereka. Allea tersenyum, hatinya merasa semakin tumbuh rasa cinta dan kagum. Kagum karena ternyata Sandy benar membuktikan ucapannya tanpa harus membuatnya menunggu. Allea tiba-tiba menjadi ingat kekecewaannya pada Andre dulu, kini Tuhan menggantinya dengan kebahagiaan tunai. Mungkin sekaranglah hikmahnya, ia pun diberi pengganti seseorang yang lebih baik menurutnya.
Atas persetujuan bersama, resepsi mereka akan digelar privat dan hanya dihadiri undangan terbatas. Tentu saja di kota lain, karena Allea dan Sandy tak mau ada pihak yang kurang suka mengetahui pernikahan mereka, terutama Sandy. Ia tak mau Amira atau Andre tau pernikahannya dengan Allea. Sandy tau betul gimana Andre.
❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️
Andre gelisah, entah kenapa nomor Allea gak bisa dihubungi dari tadi pagi. Sampai selesai kuliah siang ini pun juga belum bisa tersambung. Nomor Allea selalu sibuk saat ia menelponnya.
Ia mencoba mencari tau, dilangkahkan kakinya mencari Nayla yang ternyata sedang ada di perpustakaan.
"Nay...! Nay...!" panggil Andre setengah berbisik.
Nayla mendengar dan tau itu Andre, tapi ia pura-pura tak dengar. Di keraskannya lagi volume musik lewat earphone di telinganya.
"Nayla?!" panggil Andre membalikkan tubuh Nayla. "Waah...pantes aja gak dengar ya dipanggil dari tadi," kata Andre melipat tangan di dada.
"Kenapa? Kenapa?" Nayla pun pura-pura kaget lalu melepas earphonenya.
"Aku mau nanya..kamu tau gak Allea kemana?"
"Allea? Mm...gak tau"
"Masa gak tau sih, kamu kan teman dekatnya. Tiap hari juga bareng masa gak tau?"
"Iya memang aku gak tau koq" jawab Nayla sambil memalingkan wajah pura-pura melihat-lihat buku di rak.
"Kamu gak lagi bohong kan Nay?" kejar Andre melihat ke wajah Nayla.
"Enggak" Nayla masih sok sibuk.
"Awas ya kalo kamu bohong"
"Kenapa? Lagian ngapain sih nyari Allea terus, Allea udah punya orang...move on dong Dre!" tandas Nayla.
"Alah...baru juga jadi pacar, belum sah jadi bini orang. Berarti kan masih milik bersama.." jawab Andre sambil ngeloyor pergi karena ponselnya berbunyi.
"Milik bersama, kamu pikir Allea WC umum apa? Ntar tau-tau Allea jadi istri orang, apa gak nangis kamu? Kenapa sih susah banget move on? Yang udah jelas-jelas nyata di depannya malah gak digubris!" Nayla ngedumel, jelas Andre tak mendengarnya karena sudah berjalan keluar perpus.
Sementara di luar Andre segera menjawab telpon yang masuk. Dilihatnya nama Amira di layar ponsel.
"Hallo?"
"....."
"Apa?!! Breng*ek!!" umpat Andre kaget mendengar perkataan Amira. Lalu di tutupnya telpon sepihak dengan rasa kesal.
iklan mndarat ya
1 iklan untukmu
tetap semngat, oke😁
iklan mendarat ya