Demi uang operasi untuk adik nya, Amelia rela menjual rahim nya kepada seorang misterius dengan topeng serigala di wajahnya.
Tanpa tahu bagaimana identitas maupun Wajah pria yang menanamkan benih nya di rahim milik nya.
Dan pada akhirnya Amelia melahirkan bayi untuk pria itu, dan perjanjian pun berakhir. Amelia pergi dengan membawa uang kompensasi dan juga kesembuhan adik kesayangannya.
Apakah Amelia akan kembali bertemu dengan bayi nya, dan apa Amelia akan tahu siapa pria di balik topeng serigala itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Amelia tak bisa bergerak, jangankan untuk berdiri. Bekas sesar di perutnya membuatnya selalu kesakitan setiap bergerak.
Marcell menghampiri Amelia, tak lupa Ia menggunakan topengnya. Iba menatap iba kepada Amelia yang merengis kesakitan.
"Kamu...!" Ucap Amelia dengan mata membulat .
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Marcell sambil duduk di kursi.
Amelia memasang wajah cemas, Ia tahu maksud kedatangan Marcell kemari. Amelia menguatkan diri dan menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Ia bersujud di bawah kaki Marcell.
"Tuan muda, tolong jangan pisahkan saya!" Lirihnya.
"Apa maksudmu?"
"Aku belum siap berpisah dengan anakku! Apal aku belum sempat melihat wajahnya, izinkan saya bersama dengannya setelah sembuh nanti." Ucap Amelia dengan air mata yang mengalir deras.
Marcell membantu Amelia untuk bangkit. "Sudahlah, jangan memikirkan itu dulu! Yang terpenting, kamu sembuh dulu." Jawabnya.
Amelia tersenyum dan langsung memeluk Marcell. "Terimakasih, terimakasih!"
Marcell membalas pelukannya, sebenarnya semua ini terasa berat. Apalagi dengan kondisi Amelia yang seperti ini dan Marcell masih merasa bersalah karena sifat cemburunya Amelia jadi seperti ini.
Amelia melepaskan pelukannya dan Marcell memberikan bingkisan yang dibawanya.
"Kamu makan dulu yah! Aku sengaja membawanya agar kami bisa cepat sembuh." Tutur Marcell sambil mengeluarkan makanan.
Amelia tersenyum melihat semua makanan yang di hidangkan oleh Marcell.
"Sebanyak ini, untuk apa? Memangnya kamu pikir aku ini apa!" Tanya Amelia.
"Ini untuk kita makan berdua, agar kamu bersemangat makannya. Atau kamu mau aku suappin!" Ucap Marcell.
"Tidak usah, aku bisa sendiri."
Marcell memberikan nadi beserta lauk pauknya kepada Amelia. Ia tersenyum, setidaknya dua bisa merawat Amelia.
Dan disaat mereka menikmati makanannya. Handphone Marcell berdering, Ia meraih saku celananya dan melihat siapa yang menelponnya.
"Indira!" Batin Marcell.
Marcell keluar dari ruangan dan mengangkat telponnya dengan wajah malas.
"Hallo!"
"Sayang, kamu tahu aku panik! Kamu kemana saja dan Pak Ardi bilang kalau Amelia sudah melahirkan."
"Iya!"
"Kok bisa, kandungannya baru 7 bulan. Dan bagaimana dengan bayiku!"
"Bayinya terlahir prematur dan harus mendapatkan perawatan."
"Kok bisa, ini semua pasti ulah dari Amelia. Dia tak menjaganya, dia memang tak pantas jadi seorang ibu."
"Cukup, aku tidak mau mendengarnya! Sekarang kamu tidak perlu memikirkan bayi lagi, aku tidak akan mengizinkan kamu melakukannya sekarang!"
"Kenapa? Apa karena kamu mau membawa bayi ku kabur dengan si ****** itu."
Marcell langsung mematikan handphone karena sudah tidak tahan mendengar ucapan Indira yang pedas. Ia bahkan melarang semua anak buahnya, memberitahu keberadaannya.
Marcell masuk kembali ke ruangan Amelia dan Ia mulai menyantap makanannya kembali. Tak pembicaraan diantara mereka. Amelia nampak heran, tapi Ia tak berani bertanya.
Setelah selesai, Marcell membereskan sisa makanan dan membungkus sisa makanan. Amelia memperhatikan Marcell dan sesekali tersenyum.
"Mungkinkah, ini rasanya jika aku melahirkan dan di layani oleh suami sendiri!" Batin Amelia.
Marcell menyadari jika dirinya sedang di perhatikan. "Kenapa? Apakah ada yang salah!"
"Tidak! Saya hanya heran, kenapa anda melakukan semu ini! Karena sebelumnya, bukannya anda sedang kerasukan dan marah-marah tak jelas." Tutur Amelia.
"Semua orang bisa berubah, termasuk diriku!" Jawab Marcell ketus.
Amelia tersenyum dan mengangguk kepalanya. Ia menghela nafas panjang dan tersenyum melihat Marcell yang menjauh. Marcell keluar dari ruangannya.
Amelia nampak kesepian kembali, Ia mulai memikirkan bagaimana caranya Ia bisa bersama dengan bayinya untuk selamanya.
cuma ada sedikit hiperbola di beberapa bagian.
kritik dikit ya tor 🙏
anak umur 2 tahun udah gentayangan sendiri di taman dan dengan mudahnya diajak pergi orang asing, padahal orang kaya.
aku orang susah, walaupun anakku udah TK (5-6 th) kalo kemana mana pasti ku temenin.
lah itu orang kaya, umur 2 tahun lagi!
lebih masuk akal kalo ada pelayan yang nemenin tu anak kemana mana.
gaya bicara ziana juga terlalu smart untuk anak 2 th.
anak kecil kalo ditanya berapa umurnya, 90% akan jawab dengan gelengan kepala atau nunjukin 5 bahkan 10 jarinya sekaligus.
ziana dengan mudahnya bilang 2 tahun 2 bulan.
haha u gotta be kidding me!
punten ya tor 🙏
tapi saya mah ga bisa bikin cerita sebagus ini haha cuma bisa baca doang.
tetep semangat berkarya ya tor, semoga karya selanjutnya akan jauh lebih baik 👍
tp bila saat itu ada berbeda hanya bisa menjaga hati
agar tak berharap buat kesedihan itu hadir
fokus otaknya cuman 1
beda dg perempuan yg multi
reward n panishmen