Legenda Raja Kultivator

Bertarung melawan seorang nenek tua membuat Lu Ren dan Qiao Jifeng terpojok, mereka berdua bahkan belum bertarung sampai lima menit tapi sudah terluka parah.

Nenek Chu Yan sendiri tidak ingin membuang lebih banyak waktu lagi, ia mengeluarkan salah satu jurusnya untuk mengakhiri kedua lawannya dalam satu serangan. Pada saat ingin mengeluarkan jurus, tiba-tiba pemuda berjubah merah gelap datang.

Xiao Chen menyerang nenek tua tersebut dengan kecepatan tinggi, disaat yang bersamaan ia berkata dengan suara lantang, "Kalian pergilah! Urus bandit yang tersisa!"

Lu Ren dan Qiao Jifeng mengangguk, mereka mengalihkan pandangan ke arah selusin kultivator yang berada di ranah Qi Foundation sampai Golden Core, dan salah satu dari mereka berada di ranah Nascent Soul.

"Senior Ren, apakah kita bisa mengalahkan mereka?" Qiao Jifeng cukup ragu dengan kemampuannya sendiri.

Lu Ren tersenyum, "Tentu saja bisa. Kau urus mereka yang berada di ranah Qi Foundation, sedangkan aku melawan sisanya."

Qiao Jifeng mengangguk, ia langsung melesat maju dan mulai bertarung. Lu Ren sendiri terdiam sejenak sebelum mengeluarkan sebuah pil putih, ia menelannya dan dalam sekejap kekuatan fisiknya meningkat berkali-kali lipat dari sebelumnya.

Sebenarnya Lu Ren ingin menyimpan pil itu sampai eksplorasi Penjara Sepuluh Dewa Agung dimulai, namun ia tidak punya pilihan lagi karena harus dihadapkan dengan lawan yang kuat.

Usai mengkonsumsi pil tersebut, Lu Ren melesat maju dan melawan para kultivator Golden Core itu sekaligus.

Di sisi lain, Xiao Chen dan Nenek Chu Yan berada dalam posisi seimbang, kecepatan dan kekuatan mereka hampir sama. Beberapa jurus dikeluarkan oleh nenek tua itu, tetapi pemuda berjubah merah gelap dapat menghindari dan menangkisnya.

"Nak, sepertinya kau benar-benar ingin mati ya..." Nenek Chu Yan mulai kesal karena pertarungannya menjadi seimbang.

Xiao Chen mendengus lalu mengubah pola serangannya, tentu yang dilakukan olehnya mengejutkan nenek Chu Yan.

Beberapa luka diterima oleh nenek Chu Yan, pergerakannya mulai melambat karena sulit untuk menutup lukanya dengan Qi pada saat pertarungan berlangsung, berbeda dengan Xiao Chen yang bisa melakukannya meski di sela-sela pertarungan.

Xiao Chen menyadari hal tersebut dan ia tidak akan memberikan kesempatan kepada nenek tua itu untuk menutup luka dengan Qi.

Sepuluh menit berlalu. Keadaan Lu Ren dan Qiao Jifeng tidak baik-baik saja, keduanya kalah dalam hal kekuatan dan juga jumlah. Berbeda dengan Xiao Chen yang sekarang dalam posisi unggul, pertarungan yang mereka berdua lakukan berhasil membuat kerusakan di desa kecil tersebut.

Beberapa kultivator muda jenius yang berada di sekitar sana tentu mengetahui adanya pertarungan di desa kecil dan menyaksikannya dari jarak jauh, salah satu kelompok yang menyaksikannya adalah murid dari sekte Kabut Matahari.

Di Pinggir Hutan. Yu Yao tidak bisa berhenti berdecak ngeri melihat kemampuan Xiao Chen, sama seperti yang lainnya.

"Aku tak menyangka kalau pria dengan pedang ganda itu mempunyai kemampuan yang mengerikan... Untung saja si bodoh Wu Yan tidak menyinggungnya." Yu Yao menyindir dengan nada sinis.

Wu Yan yang mendengarnya tidak mengatakan apapun, ia memang telah bertindak bodoh karena berani menganggu orang sekuat Xiao Chen.

Zhang Fei sendiri menoleh ke arah Guan Yu yang sedang mengamati pertarungan dengan serius, "Bukankah kita seharusnya menolong mereka?"

"Tidak, tidak. Apakah kau ingin mati cepat?! Kau tidak lihat kemampuan nenek tua itu? Setidaknya dia berada di ranah Saint! Kita akan mati sia-sia jika membantu kelompok mereka." Wu Yan menolak keras. Membantu Xiao Chen beserta grupnya adalah tindakan yang bodoh dan sama sekali tidak menguntungkan.

Guan Yu yang mengetahui kalau pertanyaan tersebut dilontarkan padanya menghela nafas panjang, "Kita liat situasinya lebih lanjut, jika memang dia lebih unggul melawan nenek tua itu maka kita akan membantunya."

Zhang Fei tersenyum tipis, sedangkan Wu Yan mengeluarkan ekspresi buruk. Jika Guan Yu sudah mengatakan itu, maka mereka mau tidak mau harus mengikutinya.

Saat ini, Xiao Chen yang mengetahui Lu Ren dan Qiao Jifeng dalam keadaan sulit merasa gelisah, ia tidak bisa mengalahkan nenek tua di depannya dalam waktu dekat.

"Sial! Aku tidak akan membiarkan ini!!!" Xiao Chen berteriak dan beberapa detik selanjutnya kecepatannya meningkat.

Nenek Chu Yan begitu terkejut dan tidak bisa menyamai kecepatan Xiao Chen, hatinya mulai diselimuti dengan rasa takut akan kekalahan.

"Hei, kalian!! Cepat habisi mereka berdua dan bantu aku!" Nenek Chu Yan tidak punya pilihan lagi selain meminta bantuan dari orang-orangnya.

Xiao Chen menggertakkan giginya ketika mendengar itu, "Bajingan... Dengan tidak tau malunya kau meminta bantuan dari orang lain, sampah." Ucapnya dengan nada kesal.

Nenek Chu Yan tidak membalasnya dan fokus pada pertarungan, harga dirinya terluka karena harus meminta bantuan dari orang lain untuk melawan seseorang yang ranahnya jauh lebih rendah darinya.

Setelah perintah dari nenek Chu Yan dikeluarkan, Lu Ren dan Qiao Jifeng menjadi terpojok karena semua musuh mereka mulai menyerang secara agresif.

Mereka berdua sama-sama terluka parah. Ketika Qiao Jifeng ingin dihabisi oleh musuh, muncul seorang pria berambut hitam panjang dengan sebilah katana di tangannya.

Dia menangkis serangan yang dilancarkan oleh musuh lalu menyerang balik. Satu menit berlalu, semua musuh yang menjadi lawan Qiao Jifeng telah dihabisi dengan mudah.

Pria itu menatap Qiao Jifeng selama beberapa saat lalu melesat pergi ke tempat Lu Ren berada. Kejadian tersebut diketahui oleh Xiao Chen dan membuatnya berterima kasih dalam hati.

Nenek Chu Yan juga mengetahui itu dan raut wajahnya berubah menjadi buruk, melawan satu orang semacam Xiao Chen saja sudah membuatnya kesulitan dan sekarang ada satu orang kuat lagi yang datang? Sepertinya hari ini adalah hari sialnya.

Kedatangan pria misterius tersebut membuat musuh yang menjadi lawan Lu Ren ketar-ketir, bagaimana tidak? Mereka awalnya berada dalam posisi unggul dan setelah kedatangan orang itu membuat mereka sepenuhnya dalam posisi bertahan.

Satu persatu lawan Lu Ren dan pria itu mulai ditumbangkan, sampai akhirnya tersisa satu musuh yang berada di ranah Nascent Soul.

"A-ampuni aku! A-aku akan memberitahu semua yang kutahu."

Lu Ren mendengus, "Huh, bagaimana jika posisi kita terbalik, apakah kau akan mengampuniku?!"

Lu Ren mengangkat pedangnya ke depan dan berniat untuk melesat, tetapi terdengar suara teriakan yang membuatnya berhenti.

"Jangan lakukan!"

Xiao Chen berjalan menghampiri mereka dengan tubuh yang dipenuhi luka dan darah, "Biarkan aku yang mengatasi orang ini, kau tolonglah Qiao Yu di bangunan tua itu..." Xiao Chen menunjuk ke salah satu bangunan yang ada di sekitar sana, "Berhati-hatilah, kemungkinan masih terdapat beberapa orang di sana."

"Aku akan ikut..." Pria yang menolong mereka berkata dengan suara tenang.

Lu Ren tersentak, "Ah, aku baru sadar. Terima kasih teman karena sudah menolong kami..." Lu Ren menundukkan badan sembari menangkupkan tinjunya, "Bolehkah aku tau namamu?"

"Sama-sama. Namaku adalah Yoriichi..."

"Yoriichi? Nama yang unik..." Lu Ren tersenyum lalu menimpali, "Kalau begitu, ayo pergi..."

Yoriichi mengangguk dan mengikuti Lu Ren dari belakang. Xiao Chen sendiri yang melihat mereka berdua pergi langsung menatap ke arah musuh yang terisa satu itu, sebelum mengatakan sesuatu ia menciptakan penghalang Qi kedap suara.

Bersambung.....

LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> GIFT >> COMMENT.

Ilustrasi Yoriichi From: Kimetsu No Yaiba.