Warning terdapat beberapa part area 21+ Harap bijak.
*Sekuel dari cerita MENIKAHI IBU SUSU BABY ZAFA.
Velia Agatha Hartanto (23) Putri seorang konglomerat. Hidupnya sejak kecil bergelimang harta. Semua keinginannya selalu dituruti oleh orang tuanya. Ia begitu dimanja. Namun bukan berarti dia gadis yang sangat manja. Justru gadis itu ratunya pembuat onar.
Rian Al Fares (33) seorang duda beranak satu yang selalu tampil menawan. Diusianya yang sudah berkepala tiga tak membuat dia ingin melepas status duda yang di sandangnya. Sampai suatu hari ia bertemu dengan Velia si gadis aneh versi pengamatan Rian.
Akankah bisa tumbuh benih-benih cinta di hati keduanya. Simak terus kisahnya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34. Ini Rumah Siapa Papi?
********
Velia jadi ikut murung mengingat sahabatnya. Setelah joe memasukkan barang-barang Velia yang tadi di bawa Dina untuk bersandiwara. Pria itu mengantar Dina atas permintaan Velia sang nyonya yang juga harus dituruti semua titahnya. Velia masih menatap cemas kearah sahabatnya. Namun perutnya terasa tidak nyaman sejak tadi. Dahinya berkeringat wajahnya memucat. Rian melihat Velia yang pucat langsung meminggirkan mobilnya.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Rian.
"Perut aku sakit." Ujar Velia. Rian yang panik kembali menjalankan mobilnya ugal-ugalan.
Velia memegangi tangan Rian meminta pria itu untuk mengurangi kecepatan laju mobilnya.
"Ga harus ngebut juga kali." Ujar Velia kesal.
"Kita cari klinik terdekat saja ya." Kata Rian, alis Velia bertaut.
Klinik?
"Aku ga butuh ke klinik. Aku mau kamu cari pom terdekat. Perut aku sakit, aku ga tahan mau p*p." kata Velia. Rian langsung menatap Velia sambil bengong. Ia kira sakit istrinya kembali kambuh. Tak taunya sedang menahan p*p.
Rian mendengus kesal tapi tak urung dia berhenti di pom bensin yang berjarak agak jauh dari tempatnya berhenti tadi. Velia segera keluar dengan berjalan cepat. Rian hanya menggelengkan kepalanya lalu tertawa. Istrinya benar-benar penuh kejutan. Zafrina terbangun dari tidurnya menatap sekeliling ternyata dia sudah ada di mobil.
"Mami mana papi?"
"Sedang ke toilet sayang. Ina mau ke toilet juga?" Rian menoleh menghadap kearah putrinya yang ada di belakang kemudi.
"No papi, tapi Ina haus papi." Rengek Zafrina Rian menyodorkan air putih yang ada di dekat joknya.
Velia tersenyum saat masuk mobil. Rasanya lega setelah membuang racun di tubuhnya.
"Sudah?" Rian menatap Velia yang sibuk memasang sabuk pengaman.
"Hhmm .. iya udah makasih ya sayang." Ujar Velia. Rian hanya tersenyum lalu kembali menjalankan mobilnya.
.
.
.
Sesampainya di istana Rian, Zafrina tampak bengong. "Ini rumah siapa papi?"
"Ini rumah kita sayang." Ujar Rian.
"Kita ga tinggal sama oma santika lagi?" Wajah Zafrina tampak sedih.
"Nanti sesekali kita menginap disana dan sesekali mami dan papi akan antar Ina ketemu dengan saudara Ina yang lain dirumah mama Dian dan papa Gerry." Ujar Rian.
"Hore .. janji ya papi." Zafrina kembali ceria, Ketiganya masuk ke dalam mansion. Zafrina di sediakan kamar sendiri oleh Rian yang sudah di design oleh seorang arsitek handal.
"Bagaimana sayang? kamu suka?" Tanya Rian.
"Tapi Ina takut tidur sendirian papi. Ina sama siapa tidurnya?"
"Kan nanti Ina di temani sama mbaknya. Lagian Ina harus jadi anak pemberani kalau Ina mau punya adik. Biar Ina bisa jagain Adik-adiknya."
"Kan ada Zafa papi .. "
"Tapikan Zafa ga tinggal disini sayang." Ujar Rian. Sebenarnya ia sedikit kesulitan menjawab pertanyaan Zafrina tentang Zafa. Dan apa mereka kembar. Karena memang ulang tahun Zafa dan Zafrina jatuh di hari dan bulan yang sama.
"Oh gitu ya .."
"Iya sayang, kalian sebagai yang tertua harus bagi tugas." Jawaban Rian kali ini mampu diterima dengan baik oleh Zafrina.
"Baiklah papi. Ina mau tidur sama mbaknya saja." Kata Zafrina.
Rian tersenyum senang namun tidak bagi Velia ia merasa ini mimpi buruk baginya. Pasti suaminya akan menghajarnya habis-habisan.
"Aku ada pekerjaan sebentar. Kau mandi dan istirahatlah." Ujar Rian pada Velia. Sementara Zafrina sudah digiring oleh pengasuhnya masuk ke kamar mandi.
.
.
.
Rian pergi keluar sejak sore tadi namun hingga malam pria itu tak nampak. Perasaan Velia menjadi cemas tak menentu.
Sementara itu Rian saat ini sedang berada di markas besar milik King Devil. Bajunya sudah bersimbah darah Wanita di depannya sudah tak berbentuk lagi karena kegilaan yang dilakukan oleh Rian. Ia mengeksekusi wanita yang berniat buruk pada Dian. Ibu kandung Zafrina putrinya.
"Singkirkan mayatnya, buang jauh kelautan lepas. Biar dia menjadi santapan hiu. Bagaimana dengan pria satunya yang berkomplot dengan wanita ini?" Tanya Rian.
"Dia berada di sebuah rumah. Nanti malam kita awasi. Aku juga tidak ingin ada kejadian seperti kemarin lagi. Apa lagi putriku besok juga harus masuk sekolah.
" Baik tuan."
"Diego kembalilah ke kediaman Gerry. Besok antarkan Dian seperti biasa. Pablo ikutlah denganku bawa mobil sendiri. Karena kita akan berburu mangsa."
🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Kalo kalian bingung, ini part Rian mengeksekusi Viona ya.
Dan menuju part membuntuti Archel. Karena harusnya dari dulu novel keduanya jalan selaras tapi karena kesibukanku yang warbiasa. Dan sakit hati yang lama tak terobati akhirnya aku baru bisa Up.