Hidup sendirian setelah sang ayah meninggal, membuat Safira Johana tidak memiliki pilihan lain selain menuruti wasiat terakhir dari ayahnya untuk menikah dengan anak sahabatnya tersebut.
Namun, pernikahan itu hanya bersifat kontrak dan rahasia. Benny Zhen, sahabat dari ayah Safira dan merupakan ayah dari Virza Zhen, beliau mengidap penyakit jantung kronis.
Pria paruh baya itu mengancam Virza, kalau putranya tersebut tidak mau menikah dengan Safira, maka dirinya tidak akan mau menjalani operasi. Hingga pada akhirnya Virza melakukannya dengan terpaksa.
Bagaimanakah kehidupan rumah tangga mereka yang berawal tanpa adanya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkelahi
Bab 33
Safira harus memaksa hatinya untuk bersahabat dalam keadaan. Belum sepenuhnya hati Safira berdamai dengan suasana kampus tiba-tiba dia bertemu dengan Agnes dan Virza yang datang bersama. Meskipun Virza memasang wajah ketus terhadap Agnes, tetapi gadis itu tetap dengan bangga menggandeng Virza dengan tali kakinya masih sakit.
Sasha menarik Safira untuk melewati mereka berdua. Melihat dua insan manusia yang membuat sahabatnya mengalami kesulitan. Tak berselang lama Rafa dan Rafa juga datang. Dengan mata yang sengaja mirip ke arah Virza, Raka merangkul Safira begitu saja.
"Sayang, aku nggak bisa jalan cepat. Jadi pelan-pelan, Ya." ucap Agnes dengan manja.
"Ah, sayang.... Kakiku dua," ledek Sasha yang mendengar rengekan manja Agnes. Hal itu membuat semua orang yang mendengar tertawa.
Agnes geram menatap Safira dan teman-temannya yang tertawa. Meskipun yang meledak adalah Sasha, Tapi sorot mata Agnes selalu tertuju kepada Safira. Dia berpikir jika Safira lah yang menyuruh temannya untuk meledaknya.
Sepanjang jalan menuju ruang dosen, Agnes tidak melepaskan lengan Virza meskipun berulang kali dihempaskan oleh pria di sampingnya.
Safira bisa mungkin menghindari pertemuan dengan Virza. Tapi berbeda dengan Raka yang malah menghampiri Virza di ruangannya.
"Segera lepaskan Safira," kata Raka setelah di persilahkan duduk di depan Virza.
"Jangan pernah permainkan dia lagi," tegas Raka.
"Lo tidak perlu ikut campur urusan gue sama Safira. Yang perlu lo tahu lo jangan pernah menyentuh Safira lagi," tukas Virza.
"Gue menjaga dari orang kayak kalian berdua," kata Raka dengan wajah yang mengesalkan.
"Gue sama Safira hanya salah paham. Sebentar lagi gue akan bawa Safira balik." Virza seakan memperingatkan pria di hadapannya untuk tidak melangkah lebih jauh untuk mendekati Safira.
"Lo tidur bersama wanita lain itu lo sebut salah paham?"
Brak....
Virza menggebrak meja karena Raka tidak berhenti mencecarnya. "Kalau lo tidak ada urusan dengan urusan kuliah mending lu pergi dari ruangan gue!" usir Virza.
"Kalian memang cocok. Yang satu dokter tidak tahu diri yang satu dosen tidak tahu diri," kata Raka saat memberikan wajah yang meledek ke arah Virza.
Bugkkk....
Sebuah tinjauan besar mendarat tepat di pipi Raka. Raka tidak terima dan langsung membalas dengan keras. pertikaian pun terjadi. Hingga menarik perhatian semua siswa untuk bergerombol di depan ruangan Virzha. Termasuk Sasha dan Safira.
"Ka! Sudah ka!" lerai Sasha dan Safria. Keributan itu membuatnya di panggil oleh dekan. Tidak hanya Raka dan Virza. Sasha dan Safira yang niatnya untuk menolong ikut terseret dalam ruangan dekan.
Dua pria itu saling melindungi Safira agar tidak ikut dalam kasus ini. tetapi dekan
tetap memberikan sanksi tegas kepada Safira karena sebagai mahasiswa semester terakhir tidak seharusnya membuat ulah begitu juga dengan Raka.
***
Safira menutup kecewa kedua pria tersebut. Susah meninggalkan mereka berdua setelah keluar dari ruangan dekan. Raka lekas menyusul Safira. Tetapi tidak untuk Virza. pria itu tertahan oleh Agnes yang menggandeng tangannya.
"Lo jangan lupa perjanjian itu, Vir?" bisik Agnes.
Karena garam berusaha menghempaskan tangan Agnes dan pergi ke arah lain berlawanan dengan arah Safira. Tetapi Agnes tetap pengikutnya.
Safira dan Rafa duduk di taman kampus, menunggu Sasha dan Rafa membeli obat. Tak lama mereka pun datang.
"Ka, kita udah semester akhir lu jangan bikin ulah bisa nggak?" ucap Sasha kesal.
"Bukan gue yang mulai, Sa. Dia dulu," elak Raka. "Ya kali gue dipukul diam aja. Ya gue dibalas lah," imbub Raka membela diri.
"Ya udah. nih! mau obatin sendiri!" Safira menekan kapas pada luka Raka dan berhenti mengobatinya.
"Eh, jangan ngambek dong." Raka meraih tangan Safira dan mengarahkan kepada kapas yang menempel di bagian wajahnya yang sakit.
Ternyata hal itu di lihat oleh Virza. Virza kini menyesal harus menyembunyikan pernikahannya. Semua sudah terlambat. Jika di akui sekarang hanya akan membuat citra Safira jelek di kampus ini. Terlebih sekarang semua orang mengetahui jika Agnes akan menikah dengan dirinya. Kerja berjalan pelan menuju kembali ke ruangannya yang berantakan akibat pertikaiannya dengan Raka tadi.