Arini gadis 25 tahun menjadi pewaris tunggal . Ayahnya meninggal 1 tahun yang lalu. Arini sejak kecil sudah diasuh oleh ibu tirinya dan juga kedua saudara tirinya. Selam ini keluarganya baik kepadanya dan penuh kasih sayang.
Siapa sangka ternyata di balik semua itu ada rencana, satu persatu kebusukan ibu tirinya dan kedua saudaranya terungkap, Arini mendapatkan pengkhianatan dari kekasihnya dengan adanya perselingkuhan.
Tabiat laki-laki yang dia pikir selama ini mencintainya, juga sudah mulai terungkap ketika Arini memberikan posisi Direktur di Perusahaan.
Arini mulai dicampakkan ketika aset keluarganya memiliki saudara tirinya dan calon suaminya. Arini bahkan dibuang dan mendapat caci maki dari orang-orang akibat jebakan yang dari keluarganya.
Sampai akhirnya Arini kembali bangkit dari keterpurukan untuk membalas semua dendamnya. Dari mengambil seluruh apa yang telah menjadi miliknya dan menjadikan orang-orang yang telah menghancurkannya saling menusuk satu sama lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33 Hubungan Mulai kacau
"Aku yang seharusnya marah dengan kamu Aditya dan betapa jahatnya kamu mengatakan sudah mulai tidak nyaman denganku dan apa semua ini karena keberadaan Arini...."
"Arini lagi, Arini lagi! Apa kamu tidak bisa jangan menyebut nama orang lain di saat kita sedang berbicara. Bagaimana kita berdua bisa menghasilkan komunikasi yang baik jika setiap pertemuan kita hanya akan terus bertengkar tidak jelas seperti ini!" tegas Aditya.
Meisya sudah tidak bisa berkata-kata dengan air matanya yang jatuh, dia mulai merasa akan takut kehilangan Aditya karena perubahan sikap Aditya kepadanya dan bahkan lebih membela Arini.
"Aku tidak ingin terus bertengkar denganmu, kita bukan anak kecil dan sudah sama-sama dewasa, alangkah baiknya kita selesaikan masalah dengan secara sehat dan bukan dengan cara seperti ini!"
"Meisya kita berdua memang akan menikah, tetapi untuk urusan pekerjaan aku sangat tidak suka diganggu dan selama ini aku juga tidak pernah mengganggu pekerjaan kamu atom melarang kamu untuk melakukan ini dan itu dan aku juga berharap kamu bisa melakukan semua itu kepadaku!"
"Lihatlah karena pemikiran kamu yang negatif membuat aku kehilangan klien dan pembicaraan tadi sangat penting. Kamu terlalu egois dan biasanya kamu tidak pernah seperti ini. Kamu tahu saat ini aku benar-benar kecewa kepada kamu Meisya m!" tegas Aditya.
"Aditya kamu malah menyalahkanku dan bukannya berusaha untuk memberi penjelasan kepadaku dengan tenang. Kamu tidak berusaha untuk menenangkan hatiku, kamu tidak tahu apa yang aku pikirkan saat ini dan aku seolah berusaha sendiri untuk hubungan kita,"
"Kamu tidak memahami bagaimana Arini dan kamu tidak tahu apa yang sedang direncanakan dia. Kamu marah kepadaku hanya karena aku masuk ke ruangan kamu dan kamu kehilangan klien tanpa kamu tahu betapa sakitnya hatiku saat ini dengan pemikiranku yang entah kemana-mana!"
"Kamu lebih membela Arini dibandingkan aku dan kamu tahu jika aku merasa peran kamu sudah mulai hilang sebagai orang yang aku harapkan di dalam hidupku. Aku benar-benar sangat kecewa kepada kamu Aditya!" ucap Meisya dengan air matanya yang jatuh mengungkapkan semua perasaannya kepada kekasihnya.
Meisya tidak ingin berlama-lama di sana karena tidak mendapatkan apapun dari Aditya yang membuatnya langsung meninggalkan tempat tersebut
"Meisya!"
"Meisya!"
Panggil Aditya yang tidak direspon oleh Meisya.
****
Meisya menangis di dalam mobil yang duduk di kursi pengemudi.
"Kenapa kamu berubah kepadaku Aditya?"
"Kenapa kamu harus membela Arini secara terang-terangan di depanku. Kamu tidak tahu bahwa dia sengaja ingin menghancurkan hubungan kita. Dia ingin membalaskan dendamnya dan kamu hanya dimanfaatkan,"
"Aditya aku tidak bisa kehilangan kamu, kamu berpihak kepadaku dan membuktikan bahwa aku hanya satu-satunya wanita di dalam hati kamu,"
Meisya tidak henti-hentinya mengeluarkan semua isi hatinya atas kekecewaannya kepada sang kekasih.
Mereka berdua harus bertengkar hebat dan Meisya lebih sakit hati karena Aditya mengatakan bahwa dia sudah mulai tidak nyaman dengan sikap Meisya yang terlalu berlebihan.
Meisya melihat punggung tangannya dengan jari-jari manis yang tampak indah sebagai cincin pertunangannya yang dipasangkan oleh kekasihnya.
"Aku tidak akan membiarkan siapapun mengambil sesuatu yang telah menjadi milikku. Aditya adalah satu-satunya orang yang berharga di dalam hidupku. Arini Kamu tidak akan berhasil menghancurkan hubungan kami. Jika kamu berusaha untuk mempengaruhi Aditya agar terus berpihak kepadamu, maka aku tidak akan tinggal diam!"
"Meisya apa mungkin belakangan ini kamu terlalu berlebihan, kamu terpengaruh oleh semua perkataan Arini, kamu terlalu takut dan panik sampai kamu tidak menyadari bahwa semua itu dijadikan Arini sebagai kelemahan kamu,"
"Kamu terus saja mempertanyakan kepada Aditya dan seolah-olah membesarkan masalah. Aditya mulai merasa tidak nyaman saat bertemu dengan kamu karena kamu terus saja menekannya dan menuduhnya yang tidak tidak!"
"Meisya sadarlah untuk tidak bersikap seperti ini. Kamu benar-benar bisa kalah jika tidak mampu mengendalikan diri," ucap Meisya yang mencoba untuk menenangkan hatinya.
Dratt-drattt-drattt.
Meisya sedikit kaget dengan ponselnya berdirinya yang membuat Meisya mengangkat panggilan telepon tersebut.
"Iya. Pak," sahut Meisya.
"Apa!" pekik Meisya tampak begitu kaget.
"Baiklah kalau begitu saya segera datang," ucap Meisya mematikan dengan cepat teleponnya dan kemudian melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.
Entah berita apalagi yang didapatkan Meisya. Sepertinya masalahnya tidak akan pernah berhenti.
******
Perusahaan Entertainment.
Brukk
Seorang pria berkepala botak melemparkan dokumen di atas meja dengan sangat kasar di saat Meisya duduk di sana.
"Akting kamu sangat jelek dalam film ini dan lihatlah sudah lebih satu bulan dan kita belum mendapatkan 1 juta penonton. Ini benar-benar sangat merugikan Perusahaan," umpat pria tersebut sebagai produksi dari film yang baru saja tayang di bioskop dengan pemeran utama Meisya.
"Kenapa hanya menyalahkan saya, bukan banyak pemain lain dan bukan berarti hanya karena pemeran utama film ini gagal, masih ada tim produksi set dan lain sebagainya yang juga harus menarik agar film ini menarik," sahut Meisya yang ternyata tidak terima disalahkan begitu saja.
"Kamu masih berani berpendapat dan tidak ingin disalahkan? Meisya kamu benar-benar artis yang sangat sombong dan dari kesombongan kamu ini kedepannya karir kamu akan hancur!" pria tersebut tampaknya begitu sangat marah dengan Meisya.
"Saya hanya berbicara apa adanya. Jika film ingin bagus, maka itu bukan hanya berfokus pada pemain saja tetapi juga orang-orang yang ada di belakang layar!" tegas Meisya.
"Kamu benar-benar kurang ajar, lain kali Saya tidak akan pernah mengajak kamu bergabung dalam film saya. Artis sombong seperti kamu sebentar lagi juga karirnya akan hancur!" tegas pria tersebut memberi ancaman dan bahkan menyumpahi Meisya.
"Saya juga kedepannya akan memilih-milih tim produksi yang mana yang bagus dan tidak hanya bisa memanfaatkan saja. Kedatangan saya kantor ini benar-benar hanya membuang waktu dan sangat memuakkan!" ucap Meisya berdiri dari tempat duduknya yang langsung pergi dari ruangan pria tersebut.
"Kamu lihat saja ke depannya bagaimana karir kamu akan hancur dan kamu akan datang kepada saya memohon untuk diberi pekerjaan!" pria yang dipenuhi dengan amarah itu tidak berhenti mengumpat dan menyumpahi Meisya.
Meisya sama sekali tidak mendengarkannya, dia juga terlihat begitu kesal yang bisa-bisanya dikalahkan seenaknya oleh tim produksi atas kegagalan film yang memang tidak terlalu populer.
Meisya memang kurang melakukan promosi karena kesibukannya dan belum lagi karena permasalahan dirinya dengan Aditya yang membuatnya kurang fokus dalam menjalankan tugasnya yang seharusnya dia bisa menghabiskan waktu untuk promosi agar lebih banyak penonton.
Untuk saat ini Meisya mendahulukan hal lain daripada pekerjaannya, lebih tepatnya dia lebih mendahulukan Aditya.
Meisya terlihat begitu kesal berjalan keluar dari Perusahaan tersebut.
"Kenapa harus aku yang di salahkan," umpatnya dengan penuh emosi sembari menghela nafas.
"Meisya!" Meisya tidak jadi membuka pintu mobil ketika seseorang memanggilnya membuatnya menoleh ke belakang dan seorang pria tampak berlari menghampirinya.
"Revan," sahut Meisya.
"Aku baru saja lewat dari ruangan Pak Anton dan lihat teriak-teriak tidak jelas menyebut nama kamu? Apa kamu ada masalah dengan beliau?" tanya Revan.
"Seperti biasa jika target penonton tidak sesuai dengan keinginannya dan dia seenaknya menyalahkan para pemain dan bukan mengoreksi hal lain," jawab Meisya.
"Kamu benar, pak Anton memang sering melakukan hal seperti itu. Ya sudahlah kamu jangan terlalu mengambil pusing yang terpenting kamu sudah berusaha dalam film ini," sahut Revan.
"Terima kasih Revan," sahut Meisya.
"Hmmm, untuk acara ulang tahun untuk sutradara. Apa kamu tidak akan datang?" tanya Revan.
"Aku pasti akan datang dan aku juga sudah meminta kekasihku sebelumnya untuk ikut bersamaku," jawab Meisya.
"Aku lupa jika kamu sudah memiliki tunangan dan padahal aku tak ingin mengajak kamu pergi bersama," sahut Revan.
"Kamu ini terlalu banyak bercanda," sahut Meisya dengan tersenyum tipis.
"Ya sudah kalau begitu aku harus pergi dulu," ucap Meisya langsung berpamitan yang membuat Revan menganggukan kepala melihat meja memasuki mobil dan Revan hanya mengangkat kedua bahunya.
Bersambung...