Di tindas dan di hujat dengan tuduhan yang tidak nyata, membuat Errina Devina, sosok istri yang penurut berubah menjadi istri yang pemberontak.
Pernikahan yang mereka bina selama enam tahun harus kandas karena pihak ketiga. Azka Rayanza awalnya sosok suami yang bertanggung jawab, tetapi semua kandas setelah kematian sang papa.
Tidak terima dengan tuduhan keluarga suami yang mengatakan jika dia telah berselingkuh, maka Erinna memutuskan untuk menjadikan tuduhan keluarga suaminya menjadi nyata.
"Ibu tuduh aku selingkuh di balik penghianatan putra ibu. Maka! jangan salahkan aku menjadikan tuduhan itu menjadi nyata."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TKS 33
Azka meremas kertas yang ada di tangannya, sehingga membuat selembar kertas itu menjadi gumpalan kecil. Tatapan matanya memerah dan juga tajam seakan menyimpan amarah yang begitu besar. Dia merasa jika dia adalah korban dari semua masalah ini, setelah semua yang dia lakukan ternyata tidak ada artinya bagi wanita yang selama ini dia perjuangkan. Surat panggilan dari pengadilan agama itu sebagai saksi bagaimana kekecewaan yang dia rasakan atas keputusan Erinna. Tidak ada penyesalan, yang ada hanya kekecewaan dan juga sakit hati karena pengkhianatan sang istri.
"Arghh!" Azka berteriak frustasi sambil melempar surat panggilan dari pengadilan agama yang ada di tangannya dengan penuh amarah. "Setelah semua yang aku lakukan, kamu tega mengkhianatiku dengan pria itu. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi Erinna, kamu adalah milikku, kamu tidak akan pernah bisa lepas dari genggamanku begitu saja."
Azka tidak memikirkan apapun lagi selain mendapatkan Erinna kembali. Dia tidak akan pernah membiarkan Erinna hidup bersama pria lain dan meninggalkan dia seorang diri. Perlahan pandangannya teralih ke foto pernikahannya bersama Bella yang terpajang di meja kerjanya, walaupun selalu di perlakukan seperti kacung, tetapi dia yakin jika wanita itu sangat mencintainya.
Bukan tanpa alasan Azka percaya diri seperti itu, tetapi semua sudah terbukti. Jika Bella tidak mencintainya, tidak mungkin dia rela dijadikan istri kedua dan memberikan apapun yang dia minta. Bukan hanya itu, tetapi Bella juga rela melawan perintah orang tuanya hanya demi restu atas hubungan mereka. Jadi, sekarang waktunya dia memanfaatkan cinta wanita itu demi mendapatkan Erinna kembali. Dia yakin, sekali dia melangkah, dua hati akan kembali ke dalam genggamannya.
"Aku tau jika keputusanmu telah bulat, Sayang. Tapi aku punya satu kelemahanmu." Azka tersenyum licik lalu meraih saku celananya dan mengambil ponsel yang tersimpan di dalam sana.
Dia mencoba mengirim sebuah pesan kepada Bella yang berisi ajakan makan malam bersama. Untuk melancarkan rencananya, dia harus mengambil hati wanita itu terlebih dahulu. Dia yakin, jika Bella akan melakukan apapun yang dia minta. Dia hanya perlu memperlihatkan cinta yang begitu besar, agar wanita itu semakin larut kedalam genggamannya dan mendapatkan semua yang dia inginkan.
Setelah mendapat balasan dari Bella, Azka langsung tersenyum kecil lalu bangkit dari duduknya. Dia menyiapkan sebuah kejutan romantis kepada wanita itu. Dia mempersiapkan semuanya dengan begitu matang, seperti pria yang ingin membuktikan cinta kepada wanita saja.
*
*
*
Bella tersenyum bahagia membaca pesan yang di kirim Azka, tidak biasanya pria itu mengajaknya untuk makan malam bersama. Selama pernikahan mereka, Azka tidak pernah berinisiatif untuk mengajaknya makan di luar terlebih dahulu. Jika pun mereka makan di luar, itu karena Bella yang selalu merengek manja kepada pria itu. Bahkan Azka tidak pernah menunjukkan perhatiannya, dia hanya fokus bekerja tanpa pernah meluangkan waktu untuknya.
Setelah pernikahan mereka, Azka memang tidak punya waktu lagi untuk Denis dan Erinna. Namun, bukan karena menghabiskan waktu bersama Bella, tetapi kesibukan yang membuatnya lupa kepada anak dan istrinya itu. Pikirannya hanya di hantui dengan tuntutan kerja untuk membuktikan jika dia bisa menjadi peminpin dan berhak menduduki jabatan tertinggi di perusahaan itu. Bukan tanpa alasan Azka melakukan itu, tetapi ada rasa sakit yang harus dia balaskan.
Bella mencoba gaun terbaiknya agar terlihat sempurna di depan Azka. Walaupun perutnya sudah membesar, tetapi dia selalu memperhatikan body tubuhnya agar tetap terlihat indah. Dia yakin dengan kecantikan dan juga kekuasaan yang dia miliki, dia akan segera menaklukkan hati pria itu. Walau membutuhkan waktu yang lama, dia akan tetap sabar agar bisa mendapatkan pria itu seutuhnya, terlebih lagi dengan pengkhianatan yang Erinna lakukan. Sudah di pastikan itu adalah kesempatan Bella untuk membuktikan jika dia jauh lebih baik dari kakak madunya itu.
''Terima kasih karena sudah mundur, tanpa harus mengotori tanganku," ucap Bella tersenyum sinis sambil menatap bayangannya di cermin. "Mas Azka adalah pria yang sempurna, tampan dan juga cerdas. Jadi, pria sempurna harus bersanding dengan wanita sempurna juga. Tidak masalah jika kamu mendapatkan yang lebih darinya, tetapi setidaknya aku bisa memilikinya seutuhnya."
Bella tersenyum bahagia membayangkan rumah tangga yang sempurna ada di depan mata. Akhirnya dia bisa memiliki Azka tanpa harus berbagi dengan wanita lain. Walau Azka selalu menuruti keinginannya dan tidak punya waktu lagi untuk Denis dan Erinna, tetapi tetap saja dia merasa cemburu ketika pria itu menyebut nama mereka. Dia memang mau di jadikan istri kedua oleh Azka, tetapi tetap saja dia ingin jadi yang utama.
Mendengar suara mobil Azka yang memasuki pekarangan rumah, Bella langsung bergegas untuk turun. Dia berjalan secara perlahan sambil tersenyum bahagia. Sesampainya di luar, dia melihat Azka telah berdiri di samping mobil sambil membukakan pintu untuknya. Suatu perlakuan romantis yang baru dia dapatkan dari pria itu. Dengan senyuman yang mengembang, dia masuk ke mobil lalu duduk dengan nyaman. Melihat itu, Azka langsung berlari kecil menuju kursi pengemudi.
Sebelum melajukan mobilnya, tidak lupa Azka melemparkan senyuman manis kepada Bella terlebih dahulu. Melihat sikap manis suaminya itu, Bella hanya bisa tersenyum bahagia tanpa menaruh curiga sedikitpun dengan perubahan sikap sang suami. Memang Azka selalu memanjakan dan menuruti semua keinginannya, tetapi tidak untuk perhatian dan sikap romantis.
"Tumben kamu ngajak aku makan di luar, Mas?" tanya Bella tersenyum kecil.
"Kenapa? Kamu tidak suka?" tanya Azka dengan wajah datar.
"Bu_bukan seperti itu, Mas. Aku hanya heran saja." Bella tersenyum manja lalu menyandarkan kepalanya di bahu Azka. "Setelah kejadian malam itu kamu selalu menjaga jarak dariku, Mas. Bahkan aku tidak pernah lagi melihat senyuman indah yang terpancar di wajahmu saat pertama kali kita bertemu."
Bersambung....
si Azka serakah kamu sakit hati merasa dikhianati terus gimana dengan Erina sendiri saat kamu bilang mau nikah lagi perasaanmu sekarang gak bedanya dengan apa yang Erina rasakan cowok begooooo ... gemes 😬😬
tapi ternyata semua di luar ekspektasi 😜😜