NovelToon NovelToon
Aktivasi Hasrat

Aktivasi Hasrat

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Mengubah Takdir
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

Nadia Prameswari menjalani kehidupan yang sempurna dengan suaminya di mata publik. Namun sebenarnya, pernikahan itu hanya untuk kepentingan bisnis dan politik.
Nadia seorang wanita aseksual, membuat Arya selingkuh dengan adik tirinya.

Hal itu membuat Nadia bertekad memasang chip di otaknya untuk mengaktifkan hasrat yang selama ini tidak pernah dia rasakan.
Namun, apa yang terjadi setelah rasa itu aktif? Apa dia akan menjerat Arya atau justru terjerat pria lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12

Lampu blitz kamera wartawan menyilaukan kedua mata Arya saat tiba di depan rumah sakit. Dua pengawal Nadia berdiri tegak di belakang garis pengaman, menutup akses masuk ke area rumah sakit dengan tubuh mereka yang besar.

“Maaf, Pak Arya, kami sudah mendapat instruksi. Anda tidak diizinkan masuk,” ujar salah satu pengawal dengan hormat namun tegas.

Arya mengepalkan tangannya. Rahangnya mengeras, tapi dia tidak akan memaksa masuk untuk saat ini. Di belakangnya, beberapa wartawan mulai berdesakan dan memotret tanpa henti.

“Pak Arya! Benarkah Bu Nadia mengalami kecelakaan setelah Anda berdua bertengkar di restoran?” teriak salah satu reporter.

“Benarkah Anda sempat memberi minuman kepada Bu Nadia sebelum kejadian? Apakah Bu Nadia dalam keadaan mabuk?” sahut yang lain.

Arya memejamkan matanya sejenak, menahan diri agar tidak terpancing emosi. Begitu dia membuka mata, senyum tipis namun kaku muncul di wajahnya. Senyum seorang politikus yang terbiasa mengendalikan situasi di tengah badai rumor.

“Tidak ada pertengkaran,” ujarnya pelan tapi cukup jelas untuk didengar semua mikrofon. “Saya dan istri saya baik-baik saja. Hanya ada kesalahpahaman kecil, dan sekarang saya hanya berharap istri saya cepat pulih.”

Wartawan tak puas dan masih terus bertanya. “Lalu kenapa Anda dilarang masuk? Bukankah seharusnya suami yang menemani istrinya?”

Pertanyaan itu menusuk ego Arya. Dia melirik ke arah pengawal yang masih berdiri tegak seperti patung dan menahan dirinya. Dengan cepat dia menata ekspresi wajahnya kembali.

“Itu hanya soal prosedur medis. Pihak rumah sakit ingin memastikan penanganan berjalan steril dan aman. Saya menghormati itu."

“Apakah benar kondisi Bu Nadia kritis?”

Arya menghela napas dan menggeleng pelan. “Saya belum bisa memastikan. Tapi saya yakin istri saya wanita yang kuat. Tolong beri ruang untuk proses pemulihan istri saya. Jangan berkumpul di sini karena banyak pasien juga di rumah sakit ini dan bisa mengganggu ketenangan mereka semua.”

Arya menundukkan kepala sebentar, seolah memberi tanda bahwa wawancara sudah cukup. Namun wartawan masih terus mengikuti langkahnya ketika dia berjalan kembali menuju mobilnya.

Dia masuk ke dalam mobilnya tanpa peduli dengan wartawan yang masih mengejarnya. Beberapa saat kemudian mobil itu melaju meninggalkan area rumah sakit.

"Niko, berani sekali kamu tidak perbolehkan aku masuk. Jika tidak ada Niko, Nadia pasti sudah berada salam genggamanku. Aku akan menyingkirkan kamu lebih dulu."

***

Hingga tengah malam, Niko masih terjaga di depan ruang ICU. Sesekali, Niko berdiri dan menatap ke dalam ruangan itu untuk memastikan kondisi Nadia. Lalu dia kembali duduk dan menundukkan kepalanya. Dia sangat khawatir dengan kondisi Nadia saat ini.

Hingga matahari mulai bersinar, Niko tertidur sesaat sambil duduk di kursi tunggu. Axel datang dan membangunkannya.

Niko terkejut dan menatap Axel dengan kedua mata merahnya. "Prof, maaf saya ketiduran." Dia berdiri sambil mengusap wajahnya dan memastikan Nadia sekali lagi. "Bu Nadia masih belum bangun."

Axel mendekat sambil membawa koper besi di tangannya. "Ada pengawal di depan. Sebenarnya apa yang terjadi pada Bu Nadia?"

Niko menarik napas panjang. Dia masih menyimpan amarah pada Arya. “Pak Arya memberinya obat tidur dosis tinggi. Itu yang membuat kondisinya memburuk. Hasil CT scan memang baik dan tidak ada luka dalam, tapi tubuhnya menolak bangun karena pengaruh zat kimia itu.”

Axel mengerutkan dahi, menatap koper di tangannya. “Kalau begitu kita lakukan prosedur itu sekarang. Biochip yang kita kembangkan ini juga bisa memperbaiki kondisi otak yang berada di ambang kesadaran seperti ini. Cairan mikro ini bisa menyatu dengan jaringan saraf dan memicu kembali koneksi emosi, insting, bahkan hasrat biologis yang tertidur.”

"Kalau begitu, lakukan sekarang Prof."

Profesor Axel menatap Niko sejenak sebelum mengangguk. “Baik. Siapkan dokter kepercayaan Bu Nadia, kita mulai sekarang.”

Beberapa menit kemudian, dua tenaga medis masuk membawa peralatan steril. Axel membuka koper besinya—di dalamnya terdapat tabung kecil berisi cairan transparan berkilau.

Dokter Clara, satu-satunya dokter yang dipercaya Nadia dan selama ini menjadi rekan Axel dalam proyek penelitian rahasia mulai menyiapkan alat suntik berukuran kecil dengan tabung kaca yang diisi nano liquid biochip. Cairan itu tampak berpendar samar, seolah hidup di dalam wadahnya. Butirannya sangat halus, hampir tidak terlihat, tetapi ketika terpapar cahaya, tampak ada arus mikro yang bergerak mengikuti medan magnet di sekitar jarum.

Axel menatap monitor EEG yang menampilkan pola gelombang otak Nadia. Garisnya lemah, hampir datar di beberapa titik. “Aktivitas frontalnya menurun,” gumamnya. “Kita harus lakukan sekarang sebelum jaringan limbiknya kehilangan konektivitas.”

Clara mengangguk, lalu memasang elektroda kecil di sekitar kepala Nadia, tepat di area temporal dan parietal. “Saya akan bantu menstabilkan arusnya,” katanya. “Kamu pastikan dosisnya sesuai.”

Axel membuka kunci pengaman kecil di tabung biochip. Dari tabung itu keluar sedikit uap dingin yang langsung menghilang begitu menyentuh udara. “Dosis 0,3 mililiter cukup. Jika lebih, sistem sarafnya bisa overheat.”

Dengan hati-hati, dia menarik cairan itu ke dalam jarum suntik mikro. Cairan itu berpendar ringan, mengikuti setiap gerakan tangan Axel seolah bereaksi terhadap sentuhan manusia.

“Penyuntikan dilakukan melalui arteri karotis kanan. Begitu cairan ini masuk, nano liquid akan bergerak menuju hipotalamus dan amigdala, lalu menyebar ke pusat saraf yang mengatur dorongan bawah sadar.”

Jarum mulai menembus kulit lembut di leher Nadia. Saat cairan itu mulai masuk, garis di monitor EEG perlahan bergetar, menampilkan sinyal kecil seperti percikan listrik mikro di dalam otak.

Axel menatap layar dengan seksama. “Nano chip mulai aktif. Perhatikan respon neuron di lobus frontal. Ada reaksi…”

Clara mengatur tekanan darah Nadia, memastikan detaknya tetap stabil. “Gelombangnya meningkat, otaknya mulai merespons.”

Beberapa detik kemudian, seluruh tubuh Nadia bergetar ringan. Matanya masih tertutup, namun kelopak matanya bergerak halus, seperti seseorang yang sedang bermimpi intens. Dari alat pemindai, warna biru samar tampak menyebar dari batang otaknya ke area hipotalamus.

“Project Eros berhasil mengaktifkan konektivitasnya. Gelombang emosi dan insting kembali hidup," kata Axel sambil tersenyum. Dia merasa puas karena proyek khusus ini telah berhasil.

Namun detik berikutnya, Nadia mendadak menarik napas keras dan tubuhnya menegang. Monitor detak jantung melonjak cepat.

“Nadi meningkat! 140 per menit!” seru Clara panik.

“Tenang!” Axel menahan tangannya. “Ini reaksi awal. Sistemnya sedang menyesuaikan.”

Niko terus memantau di luar ruangan. Dia sangat tegang melihat semua proses itu. Dia berharap, kehidupan Nadia setelah ini akan normal seperti manusia pada umumnya yang memiliki gairah.

Setelah beberapa detik, akhirnya detak jantung Nadia menurun perlahan dan kembali stabil.

Axel menarik napas panjang. “Prosedur berhasil. Cairan sudah menyatu dengan jaringan sarafnya.”

Clara menatap layar pemantauan dengan kagum. “Aktivitas emosionalnya melonjak hampir dua kali lipat dari sebelumnya. Ini luar biasa, Prof.”

“Sekarang, kita tinggal menunggu kapan dia membuka matanya. Dia akan merasakan sesuatu yang baru."

Niko akhirnya masuk ke dalam ruangan itu dan menatap Nadia yang masuh terpejam. Tapi kondisinya sudah lebih stabil dari sebelumnya.

"Bu Nadia, berhasil melewati masa kritis. Nanti akan saya pindahkan ke ruang rawat. Kamu sudah boleh menjaganya di sini," kata Clara sambil mengecek sekali lagi peralatan medis yang terhubung di tubuh Nadia.

"Dokter Clara, tolong berikan catatan medis Bu Nadia pada saya. Saya ingin tahu kandungan obat yang diminum Bu Nadia. Bukti itu harus saya pegang," kata Niko.

"Iya. Saya harap kamu menuntut pelaku. Pihak rumah sakit akan merahasiakan masalah ini. Prof, mari bicara di ruangan saya."

Axel mengangguk. Kemudian mereka keluar dari ruangan itu.

Niko duduk di samping brankar Nadia. Dia meraih tangan Nadia dan menggenggamnya.

Beberapa saat kemudian, Nadia membuka kedua matanya secara perlahan. Dia menatap Niko yang berada di sampingnya. Dia bisa merasakan genggaman hangat Niko di tangannya. Ada sesuatu yang berbeda di dirinya. Perasaannya kini lebih hangat. "Niko ...."

1
Ila Lee
lanjut thor
Mar lina
semoga cerita selanjutnya
hottttt
di tunggu updatenya
Yenova Kudus
mantab niko .perjuanganmu semoga berhasil
dyah EkaPratiwi
wah gila nie niko
Mar lina
ajak hb aja
pasti Nadia luluh...
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
Hary Nengsih
lanjut
Yenova Kudus
perjuanganmu masih pnjng niko...
Bu Ros
semangatttt Thor...
Ila Lee
Nadia kata cinta sama Niko dalam hubungan harus ada rasa percaya antara satu sama lain swal2 sudah tidak percaya parah ni🤣🤣🤣
Hary Nengsih
lanjut
dyah EkaPratiwi
wah jangan sampai tergoda
Ila Lee
Nadia dulu kau yg mahu tapi sekarang menolak 🤣🤣🤣🤣
Ila Lee
Niko bisa bicara dengan Nadia baik dia pasti lebih percaya kamu dari Arya orang kalau lagi jatuh cinta Semua indah apa lagi sudah berbagi peluh
Ila Lee
Niko lain kali jgn pelan2 nanti Arya ayg kasi thu Nadia siapa kamu yg sebenar nya anak dari drator rumah sakit terbesar wah pparpapa
parah ni
Ila Lee
main kuda kudaan lh ingat kamu ajer bisa main sama rissa Nadia juga dong🤣🤣🤣🤣
Yenova Kudus
yg sabar nadia...jgn lepaskan niko
Hary Nengsih
lanjut
dyah EkaPratiwi
Nadia pasti salah paham
dyah EkaPratiwi
wah wah ketemu papa ini Niko
dyah EkaPratiwi
hahaha curiga ini arya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!