NovelToon NovelToon
Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Duda / Cintapertama / CEO
Popularitas:21.9k
Nilai: 5
Nama Author: NiSeeRINA

Lucianna Forger adalah seorang pelacur di sebuah klub malam. Walaupun hidup sebagai pelacur, Luci tetap memiliki impian untuk mempunyai suami dan anak.

Malam itu ia bertemu dengan Daniel Radcliffe, orang yang dia target menjadi pelanggan selanjutnya. Setelah melalui malam yang panas di rumah Daniel. Ia malah bertemu dengan tiga anak kembar.

Luci baru saja berpikir kalau dia bermalam dengan suami orang lain. Namun nyatanya Daniel adalah seorang duda. Ini memberikan kesempatan Luci untuk mendekati Daniel.

Sulit untuk mendekati Daniel, Luci pun memilih untuk mendekati anak-anaknya terlebih dahulu.

Apakah Daniel bisa menerima Luci dengan latar belakang seorang pelacur?

__________________________________________
Yang penasaran sama ceritanya silahkan baca🙌

[Warning!! konten dewasa]
[Karya ini hanya fantasi authornya, tidak membawa hal apapun yang berkaitan agama dalam novel ini🙌]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NiSeeRINA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[PIAIT] Bab 33 : Mati listrik

Malam telah tiba, rembulan menyinari rumah kediaman Radcliffe. Hujan deras tengah mengguyur kota, menciptakan suasana yang syahdu dan tenang.

Daniel menuruni tangga setelah menyelesaikan pekerjaannya. Ia berniat untuk menghampiri anak-anaknya sebelum mereka tidur. Saat sampai di depan kamar mereka, ia melihat pintu kamar si kembar terbuka lebar. Ia bisa langsung melihat anak-anak itu sedang mengerjakan tugas sekolah mereka di karpet bawah, didampingi oleh Lucianna.

Anak-anak terlihat begitu fokus dengan tugas mereka. Daniel menghampiri ranjang si kembar perlahan, tidak ingin mengganggu konsentrasi mereka. Ia duduk di sisi ranjang untuk memperhatikan mereka lebih dekat.

"Papa belum tidur?" tanya Devan, mengalihkan pandangannya dari buku setelah menyadari Daniel sudah duduk di sisi ranjangnya.

"Belum, Papa ingin melihat apa yang sedang kalian lakukan," jawab Daniel sambil tersenyum lembut.

"Kami sedang mengerjakan PR, Papa gak punya PR?" tanya Revan dengan polosnya.

Daniel terkekeh pelan, lalu mengangguk. "Ada, tadi sudah selesai," jawabnya.

"PR Papa pasti gampang, makanya cepet selesai," celetuk Revan, membuat Daniel hanya menggelengkan kepalanya dengan senyumannya melihat kepolosan anak itu.

"Eh, sudah mengobrolnya. Ayo selesaikan tugas kalian dulu," tegur Lucianna pelan, mengembalikan fokus anak-anak itu pada tugas mereka.

Si kembar kembali fokus pada tugas sekolah mereka. Di tengah keheningan yang tercipta, tiba-tiba saja listrik mati. Seluruh rumah menjadi gelap gulita, membuat suasana menjadi mencekam.

"PAPA!!" teriak si kembar dengan serempak, terkejut dengan kegelapan yang tiba-tiba.

Daniel dengan sigap menyalakan senter dari ponselnya. Ia mengarahkan cahaya senter itu pada anak-anak, agar sedikit menenangkan mereka. Ia melihat anak-anak itu sedang memeluk erat Lucianna karena ketakutan.

"Hujan memang deras, tapi tidak ada petir. Kenapa mati listrik?" tanya Lucianna khawatir sekaligus heran, sambil mendekap tubuh si kembar erat.

"Ada info dari ketua RT, katanya ranting pohon besar jatuh menimpa kabel listrik. Mau tidak mau, listrik wilayah ini harus dipadamkan dulu. Takutnya kabel listriknya putus dan terkena air hujan, itu akan membahayakan orang lain," jelas Daniel, setelah mendapatkan informasi dari grup RT diwilayahnya.

"Oh, begitu. Lalu, apa kita punya lilin?" tanya Lucianna. Daniel hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya, membuat Lucianna semakin khawatir.

"Lalu bagaimana dengan anak-anak ini? Mereka tidak bisa tidur dengan kondisi segelap ini. Setidaknya mereka butuh sedikit cahaya dari lampu tidur," ucap Lucianna, cemas, masih mendekap anak-anak itu erat. Si kembar tidak merengek, tetapi tubuh mereka terasa kaku karena ketakutan.

Lucianna kemudian memikirkan sebuah ide untuk mengatasi masalah ini. "Anak-anak, kalian mendekat ke Papa kalian dulu," pinta Lucianna dengan lembut.

Si kembar mendengarkan Lucianna dan menghampiri Daniel dengan hati-hati, agar tidak menabrak perabotan di tengah kegelapan. Sementara itu, Daniel mengernyitkan dahinya, memikirkan apa yang sedang coba Lucianna lakukan.

Lucianna lalu pergi keluar kamar, meninggalkan Daniel dan si kembar dalam kegelapan. Selama 30 menit, Lucianna tidak terlihat. Setelah itu, Lucianna datang kembali ke kamar, membawa sesuatu yang terlihat bercahaya, sebuah gelas bergagang dengan api kecil di atasnya.

Lucianna membawanya masuk ke dalam kamar, lalu menaruhnya di meja tengah. Cahaya dari api itu cukup terang untuk menyinari ruangan yang gelap gulita itu. Cahaya api itu begitu lembut dan hangat, menciptakan suasana yang sepi dan tenang. Dimana saat itu yang terdengar hanya suara hujan deras yang mengguyur di luar.

"Luci, apa itu?" tanya Devan, penasaran. Ia tahu itu pencahayaan seperti lilin tapi tak pernah melihat yang bentuknya seperti itu sebelumnya.

"Ini lampu minyak buatan, aku membuatnya dengan minyak goreng bekas," ucap Lucianna, menjelaskannya secara singkat. Si kembar terlihat lebih tenang melihat cahaya api itu. Mereka juga merasa kagum karena Lucianna bisa membuat hal seperti ini.

"Bagaimana kau tahu cara membuat lampu minyak seperti ini?" tanya Daniel, merasa penasaran dengan kemampuan Lucianna.

"Dulu waktu masih di panti asuhan, bayar listriknya sering nunggak jadi selalu mati lampu di akhir bulan. Jadi, ibu panti ngajarin buat lampu minyak kayak gini, lebih hemat uang soalnya. Kalo dulu pakai minyak tanah, jadi apinya tahan bisa lebih lama. Kalo pakai minyak goreng biasa, aku tidak tahu bisa berapa lama," jelas Lucianna nadanya getir. Suaranya terdengar antara bangga karena mendapatkan pembelajaran membuat sesuatu yang berguna disaat situasi genting seperti ini, atau merasa sedih karena kehidupan yang begitu tersiksa di masa lalu, yang membuatnya terpaksa menerima keadaan.

Daniel dan Lucianna kemudian menimang anak-anak itu dengan penuh kasih sayang sampai akhirnya mereka terlelap dalam mimpi mereka yang indah. Daniel melihat ke arah Lucianna yang sedang menepuk punggung Rehan dengan lembut sambil bersenandung merdu.

Terbersit lagi di pikirannya, alasan kenapa Lucianna meminta Andrew untuk menerima kerja sama itu. Yang pasti, Lucianna berbohong tentang dia menemui pelanggannya karena nafsu semata.

Mungkin jika dia tidak mengalami masalah ini, Lucianna pasti tidak akan tidur dengan pria itu – Andrew. Daniel menatap Lucianna dengan tatapan kosong, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi. Ia lalu tersadar dari lamunannya saat mendengar Lucianna bersiul kecil ke arahnya. Ia menatap Lucianna, lalu Lucianna memberikannya kedipan genit padanya.

"Daniel, apa kau tahu kegiatan apa yang asik untuk dilakukan saat sedang mati listrik dan hujan seperti ini?" ucap Lucianna dengan suara berbisik, mencoba menggoda Daniel.

"Berhenti bersikap pelacur, Luci," balas Daniel dengan suara pelan namun tegas, merasa tidak nyaman dengan sikap Lucianna. Apalagi ada anak-anaknya disini, walaupun mereka sedang tertidur.

Lucianna hanya menjawabnya dengan senyuman dan cekikikan kecil, tidak menghiraukan perkataan Daniel. Sudah 10 menit lamanya, Daniel dan Lucianna menemani si kembar yang sudah tertidur pulas. Lalu, mereka beranjak untuk keluar dari kamar si kembar, meninggalkan ruangan yang remang-remang itu.

Daniel menutup pintu kamar si kembar dengan perlahan, tak ingin membangunkan anak-anak itu. Saat ia ingin pergi, ia melihat Lucianna yang ternyata masih berada di sampingnya, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kenapa memandangku seperti itu? Pergilah tidur," tanya Daniel pada Lucianna, merasa bingung dengan tingkah lakunya.

Lucianna hanya membalasnya dengan senyuman mata yang penuh arti, tapi masih belum beranjak dari tempatnya. Ia terus menatap Daniel dengan intens, seolah ingin mengingatkannya sesuatu tanpa kata-kata.

Daniel tahu apa yang ada di pikiran Lucianna, tapi dia tidak ingin membicarakan hal itu lagi, "Luci..." panggilnya dengan suara berat.

"Hm?" Lucianna berdeham pelan, sedikit mengangkat alisnya, menunggu Daniel melanjutkan perkataannya.

"Jika kau ingin tidur hanya karena nafsu, kenapa kau tidak memintanya padaku?" tanya Daniel tiba-tiba. Sebenarnya, Daniel ingin mengetes kejujuran Lucianna. Jika dia beralasan karena nafsu, secara logika Lucianna mungkin akan lebih memilih menggoda Daniel dan mengajaknya untuk melakukan hal itu daripada harus menemui pelanggannya yang lain. Daniel ingin mendengar bagaimana Lucianna beralasan lagi kali ini.

Kalimat tanya yang diajukan Daniel terkesan ambigu, membuat Lucianna menautkan alisnya tak percaya dengan ucapan Daniel. Lalu, ia mendekat menampilkan senyum menggodanya ke arah Daniel dan menyentuh dada Daniel dengan jari telunjuknya lembut. "Memangnya kau mau?" tanyanya, menggoda.

"Tentu saja tidak," jawab Daniel dengan tegas. Ia melangkah mundur kemudian berbalik dan pergi melangkah meninggalkan Lucianna yang terdiam di tempatnya. Ia tidak menyangka wanita itu malah memikirkan pertanyaannya ke hal yang lain.

Lucianna merasa kecewa dengan jawaban Daniel. Senyumannya berubah menjadi pulsa, tergantikan dengan ekspresi kecewa. Sejujurnya, jika Daniel benar-benar menerimanya, mungkin Lucianna akan langsung menarik Daniel ke kamarnya tanpa ragu.

Daniel sempat menghentikan langkahnya. Lalu, kepalanya sedikit menoleh ke belakang, melihat Lucianna yang masih terpaku dengan rasa kecewanya.

"Luci..." suara Daniel terdengar berat di antara rintikan hujan yang semakin deras.

"Hm?!" Lucianna berdeham pelan, bibirnya terlihat mengerucut kesal dengan sikap Daniel yang tidak peka.

"Terima kasih," ucap Daniel tulus, lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju kamarnya, meninggalkan Lucianna yang terpaku di tempatnya.

"Hah?" Lucianna menaikkan satu alisnya, merasa bingung dengan ucapan Daniel.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Bersambung...

...Kenapa ya Daniel ngucapin terima kasih ke Lucianna?...

...Apa itu berarti dia menerima bantuan dari Lucianna?...

1
kim elly
daniel boleh nggak aku yang pecat sopia
kim elly
riweuh ini orang satu 🙄
kim elly
aku juga takut berenang luci kamu tidak sendiri
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
kalau menghilangkan trauma emang harus pelan pelan dulu, jangan terlalu buru", daniel
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
wehh? luci mau di ajar belajar berenang dengan Daniel?
Rosse Roo
Tidaaakkk... Lucii, Daniel baca pesan mu ke Andrew itu loohh😫
Rosse Roo
adduuuhhh... 🤧🤧😅
Rosse Roo
iiih gak sopan Daniel, baca baca pesan di hape orang😅
Dewi Ink
Wah Lucy memang sudah cocok nih jadi ibu sambung buat si kembar 🤗
Dewi Ink
mereka jarang interaksi dengan anak2 seusianya selain di sekolah
Dewi Ink
Lucu deh, kalo percakapan begitu antara suami istri kan wajar ya/Chuckle/
Dewi Ink
Selalu dengan ciri khasmu Lucy😂
Nuri_cha
waduh, siapa pria ini? bukan pria berbahaya kan?
Nuri_cha
sedih banget....mereka minder ya gak pny ibu /Cry/ ayo, akg kan kalian udh pny Luci. cari teman sebanyak2nya ya
Nuri_cha
aku ngebayangi badannya Chris Evans ini, Thor /Drool/
kim elly
lah malah pingsan 😩
kim elly
🤭mau di ajarin renang juga dong
kim elly
susu strawberry pink kali ya 🤭
mama Al
sakit dia menjamah tubuh wanita tapi yang diingat masa lalunya
mama Al
apa Daniel patah hati setelah dia merasa kamu tidak mencintainya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!