"Putus kan pacar Lo!!"
Revano menatap tajam ke arah Renata, mata nya menelisik dari atas ke bawah, memperhatikan Renata dengan begitu intens.
Sementara Renata hanya diam...rasa cinta untuk pacarnya itu masih sangat dalam. Tidak mungkin kan dia begitu saja memutuskan hubungan ini, apalagi alasan karena seseorang.
"Gue kasih waktu sampai nanti malam,...kalau lo belum mutusin dia, siap siap saja....gue minta hak gue.."
"Gue makan Lo!"
Bisik Revano di telinga Renata, dengan hembusan nafas yang begitu kentara, membuat Renata seketika merinding.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulina alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putus
"Re...."
"Apaan? Kenapa lo jadi tantrum?"
Nana mencekal tangan Renata manakala sahabat nya itu ingin masuk ke dalam sebuah apartemen yang tentunya beberapa menit yang lalu keduanya sudah sibuk untuk mengisi perut di cafe apartemen ini.
Yah aneh, yang tantrum malahan Nana ... iya Nana ketat-ketir takut kalau sahabatnya itu nanti tidak bisa mengontrol emosinya apalagi sudah dipastikan di dalam pasti nanti akan melihat adegan-adegan yang tentunya akan menguras emosi dan tenaga.
Bukan masalah adegan plus-plusnya tetapi bagaimana kondisi mental Renata nantinya di depan matanya sendiri kekasihnya sedang bercumbu dengan perempuan lain tanpa sehelai benang pun dan terlihat dengan jelas dengan mata telanjang tanpa penghalang sama sekali.
"Bukannya gitu. Gue hanya khawatirin lo, lo benar-benar sudah siap? Kalau belum mendingan pulang saja nggak perlu bukti untuk memergoki mereka, Gue hanya takut lo nanti nggak kuat..."
Renata menghela nafas panjang memang sebenarnya antara iya atau tidak tetapi kalau dirinya mundur maka kebobrokan Radit itu tidak akan pernah terbongkar. Radit bisa saja berkilah tidak melakukan perselingkuhan, apalagi mulut Radit yang manis itu yang bisa membuat hati perempuan luluh termasuk Renata.
"Gue kuat, ini adalah jalan terakhir memergoki mereka, gue nggak mau dibilang bodoh dan nggak tahu apa-apa tentang perselingkuhan mereka."
Nana pasrah dan berdoa kalau sahabatnya itu nanti akan tahan, andai saja posisinya di balik Nana yang jadi Renata mungkin Nana tidak akan kuat dan memilih untuk pergi, memutuskan Radit tanpa harus melihat adegan terakhir yang benar benar sudah diprediksi.
Ceklek
Renata dengan sangat yakin membuka pintu apartemen dan beruntung sekali pintu itu tidak terkunci hanya tertutup saja dan ini memudahkan Renata untuk segera masuk.
"Re..."
Baru masuk saja kedua gadis cantik itu sudah disuguhkan dengan pemandangan yang benar-benar bisa membuat mata tercemar, seragam sekolah sudah berserakan di mana-mana, bahkan Renata maupun Nana bisa melihat sendiri celana dalam milik perempuan yang sudah teronggok di lantai.
"Lo di belakang gue dan gak usah berisik!!"
Tahu betul apa yang akan dikatakan oleh sahabatnya, sedari dari tadi Nana terus menahan tangan Renata berusaha supaya Renata tidak perlu melanjutkan misi ini.
Baru masuk saja belum melihat sesuatu yang menghebohkan Nana sudah ngeri sendiri, semua pakaian sudah berserakan di lantai apalagi nanti jika masuk ke dalam kamar tentunya sudah dipastikan mereka berdua di dalam kamar itu tidak memakai sehelai benang pun.
"Ahh...."
"Terus Dit....uhh...enak sekali, lebih lama...."
Renata melangkahkan kakinya untuk menuju ke kamar utama, ya meskipun di apartemen ini terdapat banyak pintu tetapi Renata yakin jika langkah kakinya menuju ke arah kamar utamanya dan di sinilah di depan pintu kamar utama, Renata terdiam sejenak, matanya benar-benar melotot pendengarannya benar benar difungsikan sebagaimana mestinya meskipun terdengar suara-suara aneh yang tidak bisa Renata pungkiri untuk menutup telinganya tetapi ia harus kuat.
Gila si Radit, benar benar brengsek!!
Tidak langsung membuka pintu kamar tetapi Renata terdiam dulu memejamkan matanya sejenak berusaha untuk menetralkan apa yang ada di dirinya mengontrol emosinya dan juga menguatkan hatinya.
Ini baru suaranya, ta g terdengar sangat menjijikkan dari dalam kamar itu belum lagi nanti bagaimana adegannya.
"Radit...gue mau sampai, cepetan bener-bener enak, uhhh...."
"Ahh.... Renata.. Aku sangat mencintai kamu Renata..."
Glekk
Pelan-pelan Renata membuka pintu, ia tidak mau lagi berlama-lama di sini, lebih cepat lebih baik mengakhiri semua nya. Pintu terbuka, tetapi karena saking asiknya adegan yang mereka lakukan hingga membuat keduanya yang berada di dalam itu tidak mendengar pintu terbuka, alhasil Renata terdiam lagi mematung sembari menyaksikan adegan yang membuat dirinya panas dingin.
Sesuai prediksi, Radit maupun selingkuhannya sama-sama tidak menggunakan apapun juga bahkan saat ini Radit sudah menggoyang tubuh perempuan di bawahnya.
Dan yang lebih membuat Renata marah, menggelengkan kepalanya, kenapa namanya disebut-sebut, seakan akan dirinya dijadikan fantasi liar oleh Radit.
Wow ... gila mataku ternoda benar-benar yang mereka berdua!!
Baik Renata maupun Nana hanya mematung, mereka berdua walaupun memegang ponsel tetapi tidak merekam adegan yang menjijikkan, untuk apa toh mereka bukanlah tipe-tipe orang yang suka mengumbar kebejatan orang lain, yang Renata inginkan hanyalah sebuah bukti bukan dokumentasi, kalau seperti ini Radit tentunya tidak akan berkilah, sudah dipergoki dengan kedua mata Renata sendiri.
Prokk....prokk
Dan inilah saatnya Renata sudah jijik, sedari tadi mendengar teriakan racauan dari Cindy dan juga teriakan namanya di mulut Radit yang membuat Renata bergedik ngeri sendiri jijik sekaligus ingin sekali menarik tubuh laki-laki itu, merobek mulutnya juga, benar-benar tidak rela jika dirinya hanya dijadikan fantasi oleh Radit.
"Renata....sayank..."
Mendengar bunyi tepukan membuat Radit seketika langsung menghentikan aksinya menoleh ke belakang yang mana Radit kaget manakala sudah berdiri dua orang gadis cantik dan salah satunya adalah kekasihnya.
Radit berusaha untuk menyingkirkan tubuh Cindy yang masih keenakan di bawahnya meskipun sedari tadi Radit belum selesai untuk mengeluarkan olinya tetapi ini gawat darurat kekasihnya sudah memergoki bercumbu dengan perempuan yang lain.
"Sayank.. ini tidak seperti yang kamu lihat aku bisa menjelaskan.."
Radit sudah kalang kabut sudah khawatir deg-degan langsung menarik apa saja untuk menutupi tubuhnya dan seketika si Ono itu langsung melungker menjadi kecil tidak tegak menantang seperti tadi.
Yang pastinya saat ini Radit berusaha untuk mendekati Renata berusaha untuk menjelaskan kepada kekasihnya bahwa apa yang dilihat ternyata itu tidak seberapa berarti kenyataannya.
"Stop!! jangan coba dekatin aku!!"
Renata mundur tangannya terus menghalau tubuh Radit yang seakan-akan ingin mendekatinya bahkan sedari tadi tangan Renata menepis tangan Radit yang ingin meraih tubuhnya dan menggenggam erat tangannya.
"Sayank..m aku bisa jelasin aku digoda, ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku dijebak sayang..."
"Basi!! Jijik gue lihat lo... dan gue juga nggak mau mendengar alasan dari lo..."
Renata masih mundur berusaha keluar dari kamar, sementara Nana sudah berada di ruangan tamu tetapi masih berada di apartemen itu.
"Sayank dengerin aku dulu. Aku bisa jelasinnya, Aku benar-benar dijebak...."
"Kalau lo memang dijebak tetapi kenapa lo menikmatinya? bukankah lo sama selingkuhan lo itu sudah melakukannya berkali-kali bukan hanya sekali di sini saja kan? dan seru dong sekali aku memergokinya...."
Glekk
Dari mana Renata tahu atau jangan-jangan perempuan murahan itu yang sudah membocorkan semuanya yang mencoba menjebak aku untuk datang ke sini lalu menghubungi Renata....benar-benar perempuan sial, awas saja!!
Radit terdiam tidak bisa berkata apa-apa lagi apalagi saat ini dirinya yang tidak bisa menyentuh Renata sama sekali tidak bisa menenangkan kekasihnya dan lagi pikiran-pikiran Radit Itu sudah kemana-mana dengan berbagai macam pernyataan-pernyataan yang hinggap di dalam pikirannya.
"Kenapa diam? gak bisa lagi ngarang cerita? gue sudah tahu buktinya jelek-jelas ini adalah perselingkuhan... Dan mulai saat ini kita putus!! Gue nggak mau lagi ada hubungan sama lo, gue jijik lihat lo apalagi punya hubungan sama lo!!"
Deg
Glekk
👍👍👍👍👍
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
❤️❤️❤️❤️❤️