NovelToon NovelToon
Hamil Anak Sang Pewaris

Hamil Anak Sang Pewaris

Status: tamat
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:29.2k
Nilai: 5
Nama Author: bgreen

Laura Clarke tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis. Pertemuannya dengan Kody Cappo, pewaris tunggal kerajaan bisnis CAPPO CORP, membawanya ke dalam dunia yang penuh kemewahan dan intrik. Namun, konsekuensi dari malam yang tak terlupakan itu lebih besar dari yang ia bayangkan: ia mengandung anak sang pewaris. Terjebak di antara cinta dan kewajiban.

"kau pikir, aku akan membiarkanmu begitu saja di saat kau sedang mengandung anakku?"

"[Aku] bisa menjaga diriku dan bayi ini."

"Mari kita menikah?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bgreen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tubuh yang menggoda

Senja merayap perlahan, memudarkan rona keemasan di ufuk barat.

Langit yang tadinya cerah kini beranjak ke ungu tua, mengisyaratkan kedatangan malam yang pekat.

Di dalam mansion megah, suasana mulai diselimuti keheningan yang syahdu.

Kody, dengan langkah mantap, membimbing Laura kembali ke dalam kemegahan mansion, menuju kamar pribadi mereka yang luas.

Di dalam kamar, aroma menenangkan dari minyak esensial dan uap hangat menyambut mereka.

Seorang pelayan wanita, dengan sigap, telah menyiapkan bak mandi berisi air hangat yang mengepul, menunggu Laura untuk memanjakan diri.

"Nyonya, air hangatnya sudah siap," ucap pelayan itu dengan suara lembut, menunduk hormat.

Laura, yang masih merasakan sisa lelah setelah seharian, menoleh pada pelayan itu dengan tatapan memohon. "Bisakah kau membantuku mandi?" suaranya sedikit serak, penuh harap.

Namun, sebelum pelayan itu sempat menjawab, suara bariton Kody memotong, penuh otoritas namun juga kelembutan yang memabukkan. "Aku yang akan membantumu mandi, baby," ucapnya, tatapannya mengunci mata Laura. Tanpa mengalihkan pandangannya dari Laura, Kody memberi isyarat pada pelayan itu. "Kau boleh keluar."

Cepat-cepat, Laura meraih tangan pelayan itu. "Tidak, jangan pergi!" serunya, ada nada panik dan penolakan dalam suaranya.

Laura menoleh tajam pada Kody, mata mereka bertemu dalam pertarungan kehendak. "Aku ingin mandi dibantu olehnya," tegas Laura, pandangannya menantang.

Pelayan itu berdiri kaku di antara mereka, wajahnya menunjukkan kebingungan yang jelas, terjebak di tengah ketegangan pasangan itu.

Kody tersenyum tipis, senyum yang tidak menerima bantahan. "Tidak, aku yang akan membantumu mandi." Sebelum Laura sempat memprotes lebih jauh, Kody dengan sigap mengangkat tubuhnya ke dalam gendongan, seolah berat badan Laura tak berarti apa-apa.

Penolakan kecil dari Laura diabaikannya begitu saja, seakan itu hanya bisikan angin.

Kody melangkah pasti menuju kamar mandi, membawa Laura yang kini sedikit meronta dalam pelukannya.

Pintu kamar mandi tertutup di belakang mereka, meninggalkan pelayan yang tersisa sendirian.

Dengan cepat, pelayan itu memutuskan untuk menghilang dari pandangan, tahu betul bahwa privasi tuannya adalah hal yang tak boleh diganggu.

*

Kody meletakkan Laura dengan hati-hati di kursi. Gerakannya yang semula hendak membuka pakaian Laura, membuat Laura tersentak kaget.

Sentuhan tangan Kody yang baru saja menyentuh kancing blusnya, langsung ditahannya.

"Aku bisa sendiri," ucap Laura, suaranya tercekat, berusaha menyembunyikan kegugupan yang tiba-tiba menyerang.

Kody mengangguk pelan, mengalah. Ia berbalik, melangkah menuju bathtub dan mencelupkan tangannya ke dalam air, memastikan suhunya pas untuk kulit sensitif Laura.

Entah mengapa, rasa canggung yang begitu besar masih menyelimuti Laura setiap kali ia harus menunjukkan tubuh polosnya di hadapan Kody.

Padahal, selama ia dirawat di rumah sakit, Kody lah yang dengan sabar membantunya mandi, bahkan menuntunnya ke kamar mandi.

Sentuhan Kody seharusnya sudah menjadi hal yang biasa baginya.

Kody kembali mendekat setelah melihat Laura sudah berhasil membuka blusnya. "Kenapa kau belum membuka dalamanmu? Apa kau ingin aku yang membukanya?" godanya, nada suaranya sedikit menggoda, namun matanya memancarkan kelembutan.

"Aku akan membukanya sendiri," jawab Laura cepat, berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Dengan gugup, ia mencoba membuka kaitan bra-nya. Namun, jari-jarinya yang gemetar membuatnya semakin kesulitan.

Melihat Laura yang tampak frustrasi, Kody tersenyum tipis. Tanpa berkata apa-apa, ia mendekat dan dengan lembut membantunya membuka kaitan bra itu.

Laura kembali tersipu malu saat tubuh bagian atasnya kini benar-benar polos. Ia merasa sedikit kesal pada dirinya sendiri.

Mengapa ia tak pernah bisa terbiasa dengan situasi ini? Padahal, Kody sudah sering melihat tubuhnya, bahkan menjelajahi setiap inci kulitnya dengan sentuhan.

Tak ada satu pun bagian tubuh Laura yang belum pernah dibelai oleh Kody, namun anehnya, ia masih saja merasa malu dan gugup setiap kali harus menunjukkan tubuh polosnya di hadapan pria itu.

Perasaan yang campur aduk, antara malu, gugup, dan sedikit rasa geli, selalu berhasil membuatnya kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

*

Setelah Laura berhasil melepaskan semua pakaiannya, Kody dengan lembut menggendongnya, membawanya masuk ke dalam bathtub yang sudah terisi air hangat.

Dengan hati-hati, ia menurunkan Laura, memastikan tubuhnya bersentuhan dengan air secara perlahan.

Laura bersandar nyaman di tepi bathtub, membiarkan tubuhnya rileks sepenuhnya.

Ia merasakan air hangat membelai kulitnya, sementara aroma terapi yang menguar dari air di bathtub menenangkan pikirannya.

Setelah memastikan Laura sudah benar-benar nyaman, Kody beranjak dari sisi bathtub dan berjalan menuju wastafel.

Dengan gerakan santai, ia membuka kemejanya, meletakkannya di keranjang khusus untuk pakaian kotor yang sudah tersedia di sana.

Tak lupa, ia juga mengambil pakaian Laura dan menaruhnya di keranjang yang sama.

Laura, yang sedari tadi memperhatikannya, tak bisa menahan diri untuk tidak mengagumi tubuh polos Kody yang selalu tampak menggoda di matanya.

Otot-ototnya yang terbentuk sempurna, kulitnya yang kecoklatan, semuanya tampak begitu memikat.

Kody kemudian berjalan menuju shower dan mulai membersihkan diri.

Setelah selesai, ia meraih handuk yang tergantung di dekatnya dan melilitkannya di pinggang.

Laura, dengan sedikit curi-curi pandang, terus mengamati tubuh Kody.

Kody yang menyadari hal itu, hanya tersenyum tipis, hampir tak terlihat.

Ia merasa geli dan senang mengetahui bahwa Laura diam-diam mengagumi tubuhnya.

Dengan langkah perlahan, Kody berjalan mendekati Laura, hanya dengan handuk yang melilit di pinggangnya. "Aku akan membantumu membasuh tubuhmu," ucapnya lembut, menawarkan bantuan.

"Tidak, aku ingin langsung membilas tubuhku," jawab Laura cepat, berusaha menyembunyikan rona merah yang mulai menjalar di pipinya.

Tanpa menunggu persetujuan Laura, Kody langsung menggendongnya kembali, membawanya duduk di kursi yang sudah ia siapkan di dekat shower.

Dengan gerakan lembut dan penuh perhatian, Kody membilas tubuh Laura dengan air hangat, memastikan tidak ada sabun yang tertinggal.

Ia melakukannya dengan cepat, namun tetap teliti, agar Laura tidak kedinginan.

Sentuhan lembut Kody membuat Laura merasa nyaman dan aman dalam pelukannya.

*

Selesai membilas tubuh Laura, Kody dengan sigap menggendongnya menuju walk-in closet.

Di sana, ia segera mengambil sebuah gaun tidur Laura yang tampak seksi dan tipis, lalu menyodorkannya pada Laura.

"Aku tak ingin memakai baju ini!" protes Laura, wajahnya sedikit cemberut.

"Jadi, kau ingin pakai baju yang mana?" tanya Kody, membuka pintu lemari pakaian Laura lebar-lebar, memperlihatkan deretan gaun tidur yang tersusun rapi.

"Di mana bajuku yang biasa kupakai tidur?" tanya Laura, matanya mencari-cari di antara tumpukan pakaian.

Kody mengangkat bahunya, pura-pura tidak tahu. Sebenarnya, ia lah yang diam-diam mengganti pakaian tidur Laura yang biasa dengan gaun tidur tipis dan seksi, berharap bisa menggoda istrinya.

"Mungkin pelayan lupa menaruhnya kembali ke sini. Pakailah yang ada dulu," ucap Kody santai, berusaha menyembunyikan senyumnya.

Laura menatap Kody dengan wajah curiga, seolah tahu ada sesuatu yang disembunyikan oleh suaminya.

"Ada apa?" tanya Kody, memasang wajah polos.

"Ini ulahmu, kan?" tuduh Laura, matanya menyipit.

"Baby, pilihlah bajumu. Nanti kau kedinginan. Atau kau mau pakai yang sudah kuambil ini?" goda Kody, mengangkat gaun tidur tipis itu.

Laura menghela napas pasrah, lalu memilih salah satu gaun tidur yang tipis, namun tidak terlalu seksi. Ia tahu, percuma saja berdebat dengan Kody.

Dengan wajah senang, Kody membantu Laura mengenakan pakaiannya.

Senyum tipisnya terlihat jelas di mata Laura saat Kody dengan lembut memakaikan gaun tidur itu padanya.

Setelah selesai membantu Laura berpakaian, giliran Kody yang berganti pakaian.

Laura, yang masih duduk di kursi, tak bisa mengalihkan pandangannya dari tubuh polos suaminya saat ia membuka handuk yang melilit pinggangnya dan mulai mengenakan pakaiannya.

Kody pun selesai berpakaian. Ia menggendong Laura kembali, lalu berbisik pelan di telinga Laura, "Aku tahu apa yang kau pikirkan dari tadi melihat tubuhku. Kita akan melakukannya saat kakimu sudah sembuh," bisik Kody, suaranya serak dan menggoda. Lalu, ia berjalan keluar, menggendong Laura dengan mesra.

Laura yang mendengar bisikan itu langsung tersipu malu. Pipinya memerah, dan ia merasa ketahuan karena diam-diam memperhatikan tubuh Kody yang polos.

Jantungnya berdegup kencang, membayangkan malam-malam romantis yang pernah mereka lalui dulu.

1
putrie_07
🥵🥵🥵🥵🔥
putrie_07
aq lbih suka yg Eropa 👍👍
Diana Tamboto
keren ceritanya, ngak bertele2
Mia Camelia
yaa tak terasa udh tamat aja, kok connie dan black gk di ceritaiin ? geneva juga gk di jelasiin ? yah kurang detail thor😂😂😂
bgreen: kisah ( Black dan Connie) ( Hugo dan Geneva ) ( Lukas dan Fia ) di judul yang berbeda, reader...

bisa cek di IG Bgreenhai untuk info lebih lanjut 😍🙏👍
total 1 replies
Mia Camelia
haduh kody jadi nyosor duluan nih😄☺☺
suka banget thor ,sama sifat kody yg begini😂😄
Mia Camelia
lanjut thor, cerita bagus banget, jdi makin penasaran👍😍🤭😄🤣
yumi chan
good jod thor
Nurjannah Ibrahim
ttp semangat Thor lanjut..
nur adam
lnjut
Nurjannah Ibrahim
lanjut thor
Lucyana H
visulnya lebih suka yg asia,
aurel
hai Thor aku sudah mampir jangan lupa mampir juga di karya aku " istri ku adalah kakak ipar ku "
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!