Kata orang anak perempuan itu milik ayahnya, tapi kenapa ayah tak menginginkan aku ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilma Nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.18
" para undangan elit pun sudah berdatangan di gedung pernikahan Tama dan Dira, gaun pernikahan Dira yang terlihat begitu mewah dan Indah, terlihat sebagai putri bangsawan".
banyak yang memuji betapa mewahnya pesta perkawinan mereka.
calon mantu mami cantik bingit... " melihat Dira dari ujung kaki sampai kepala".
makasih mi, semua ini kan pemberian mami Dira suka banget " memanyunkan bibirnya ".
tapi mami terlihat lebih cantik dari Dira.
" acara berjalan begitu sakral, terlihat Tama tidak begitu banyak tingkah, di hari pernikahan nya Tama terlihat seperti pemuda yang sangat sopan".
ini semua Tama lakukan agar maminya senang.
" Saya terima nikahnya Dira Alisia binti Sudrajat dengan mahar lima ratus juta dan emas Lima gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai, " Tama yang mengucapkan dengan satu kali tarikan".
Bagaimana saksi ? " penghulu melihat ke para saksi".
" serentak saksi mengucapkan sah, dan penghulu mengucapkan doa".
Alhamdulillah sekarang Tama sudah menikah, sekarang Riska sedikit aman " dengan tersenyum miring Rony Melihat Tama yang bersanding di pelaminan".
kamu ngapain senyum ketus begitu ? " menaikkan alisnya, nyonya Sovia terlihat tidak suka dengan anak tirinya tersebut".
Rony senang mi, akhirnya Tama menikah " tersenyum kepada mami Sovia".
he... kamu itu cuma anak tiri, jadi gak usah berlagak belagu disini, kamu itu pasti lagi rencana in sesuatu akan ? " menunjuk dengan tangan kanannya".
astaghfirullah, ini acara pernikahan mami tapi mami sempat bilang gitu sama Rony, apa mami gak malu jika tamu undangan dengar, bagaimana perkataan mami sama Rony " menurunkan tangan maminya".
" nyonya Sovia melihat sekelilingnya apakah ada tamu undangan yang mendengar perkataan nya kepada Rony, setelah itu dia pergi meninggalkan Rony".
" sekarang Tama dan Dira ada di kamar mereka, Tama yang dari tadi terlihat cool sekarang membaringkan tubuhnya di kasur"!
capek banget ya sayang "Dira yang ikut tidur di samping Tama".
aku lagi capek, kamu jangan ganggu saya " membelakangi Dira "
lebih baik kamu pergi mandi dulu "dengan nada cueknya".
" Dira pun pergi meninggalkan tama, kalau bukan karena aku hamil aku juga gak mau nikah sama kamu Tama " mengelus perutnya dan melihat ke arah Tama".
" Ringgo yang sudah pulang dari kantor melihat riska yang sedang menggendong Putri mereka".
assalamualaikum, "langsung menghampiri Riska "
waalaikumsalam " papa udah pulang".
bang, kita bikin nama Putri kita siapa ya ? " mencium putri mereka yang dari tadi rewel".
siapa ya ? menurut kamu siapa ? " tangan yang mengelus pipi putri mereka".
Bagaimana kalo Amora Cantika, " melihat ke arah Ringgo".
nama yang bagus, Amora Cantika ya sayang papa " mencoba bercanda dengan putrinya".
terimakasih ya bang, Karena Abang telah menerima Amora " Mata yang sayu memandangi Putrinya Amora".
kamu dan Amora adalah hidup saya, jadi jangan pernah beranggapan kalau Abang GK sayang sama Amora, dan jangan pernah katakan pada siapapun kalau Amora bukan putri saya " mencium Amora".
Abang udah makan ? rusak ambilkan makan dulu ya " mencoba melangkah kan kakinya".
gak usah, Abang aja yang ambil selama Amora masih kecil kamu fokus menjaga Amora aja " membelai rambut Riska".
iya bang, "riska memeluk Ringgo".
" moment ini tidak pernah ada dalam pikiran Ringgo, dia tidak pernah membayangkan kalau Riska akan memeluk nya".
abang makan dulu gih, nanti sakit perut " memanyunkan bibirnya".
iya istriku yang pakai cantik, dan putri papa yang paling cantik juga, papa makan dulu ya "melangkahkan kaki nya menuju dapur".
Amora sayang, kamu lihat kan papa kamu begitu sayang sama kamu, jadi jangan pernah tanya kenapa mama bisa jatuh cinta sama papa kamu " memegang dadanya yang terasa begitu sangat bahagia".
" beberapa jam kemudian Ringgo menghampiri riska dan Amora".
hello, papa udah siap makan sekarang waktunya gendong putri papa yang cantik ini " tangan yang ingin menggendong Amora".
"menempelkan tangan dibibir, Riska mengisyaratkan jangan berisik".
putri papa cantik banget sih lagi tidur " memandangi amora dengan ketulusan ".
" tiba-tiba ada yang membunyikan bel rumah, Riska dan Ringgo saling pandang, karena jam sudah menunjukkan pukul satu malam tapi masih ada orang yang bertamu".
biar Abang aja, kamu jaga Amora " langkah kaki Ringgo terasa sangat cepat menuju pintu untuk mengetahui siapa yang bertamu".
"saat Ringgo membuka pintu, dia pun kaget ternyata yang datang adalah orang tua Riska dengan pengawalan polisi".
bapak ibu , " Ringgo yang langsung menjabat tangan mertuanya".
maaf pak, kami ditugaskan oleh pak Rony mengantarkan Mertua bapak kesini, dan tugas kami sudah selesai kami ijin pamit " dengan tubuh yang kekar pak polisi berhasil membawa orang tua Riska ke jakarta".
terimakasih ya pak, sudah membawa mertua saya kesini, " Ringgo yang ingin memberikan uang kepada pak polisi".
maaf mas, saya tidak bisa menerima nya karena ini sudah menjadi tugas saya " dengan tangan yang menolak pemberian Ringgo".
ini bukan suap pak, tapi ini uang bentuk rasa syukur karena bapak sudah berhasil membawa mertua saya pulang " masih memberikan uang nya kepada pak polisi".
tidak usah pak, Lebih baik uangnya bapak berikan kepada anak yatim piatu " pak polisi teguh dengan pendiriannya".
lalu berlalu pergi.
" Riska yang merasa tinggi lama diluar pun akhirnya menemui Ringgo".
pak , ibu , " Riska berlari memeluk orang tuanya".
Riska , Alhamdulillah kamu terlihat baik-baik aja " membalas pelukan Riska dengan sangat kencang"
Bapak sama ibu kesini diantar sama siapa ? apa bapak sama ibu kabur dari rumah Rony ? " Riska yang masih memeluk ibunya".
hari ini Tama menikah, dan ini kesempatan bapak sama ibu kabur dari kampung, tapi nak Rony tidak bisa mengantarkan bapak sama ibu " ibu Riska yang merasa kecewa saat pergi tapi Rony tidak ada dirumah".
bapak sama ibu pasti lapar kita makan dulu " Ringgo yang merasa mertuanya pasti lapar".
bapak sama ibu tadi udah makan, tapi bapak sama ibu gak sabar pengen lihat cucu kami " ibu Riska yang mencari keberadaan cucu mereka ".
hehe, Amora lagi tidur Bu " Riska yang terlihat sangat bahagia karena orang tuanya sudah dekat dengan dia".
jadi namanya Amora, tapi Bu besok aja kita lihat Amora , sekarang udah jam satu dan kita juga belum mandi, gak bagus buat kesehatan Amora karena kita lama di perjalanan "bapak Riska tidak mau cucunya nanti sakit".
iya juga ya pak, ibu udah gak sabar buat nunggu besok " rasa capek tidak terlihat di nenek Amora".
" bapak sama ibu istirahat aja dulu, itu kamar bapak sama ibu , dulu itu kamar orang tua Ringgo, tapi kan sekarang bapak sama ibu orang tua Ringgo".
makasih banyak nak Ringgo, kamu sangat baik sama keluarga kami " ibu Riska meneteskan air mata,".
******