NovelToon NovelToon
Pengantin Dadakan Tuan Ceo

Pengantin Dadakan Tuan Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Noor.H.y

Aruna gadis sederhana dari keluarga biasa mendadak harus menikah dengan pria yang tak pernah ia kenal.
Karena kesalahan informasi dari temannya ia harus bertemu dengan Raka yang akan melangsungkan pernikahannya dengan sang kekasih tetapi karena kekasih Raka yang ditunggu tak kunjung datang keluarga Raka mendesak Aruna untuk menjadi pengganti pengantin wanitanya. Aruna tak bisa untuk menolak dan kabur dari tempat tersebut karena kedua orang tuanya pun merestui pernikahan mereka berdua. Aruna tak menyangka ia bisa menjadi istri seorang Raka yang ternyata seorang Ceo sebuah perusahaan besar dan ternama.
Bagaimana kehidupan mereka berdua setelah menjalani pernikahan mendadak ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor.H.y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 Hadiah Pernikahan

Disebuah Cafe yang tak jauh dari tempat kerja, Nawa menunggu Aruna. Di sesapnya jus jeruk yang ia pesan tadi dengan sepiring kentang goreng. Untung Toko sedang tidak terlalu ramai, jadi Nawa bisa ijin untuk pulang lebih awal pada Mbak Amel.

Selang beberapa menit terlihat mobil mewah berwarna putih terparkir di depan cafe, saat pintu terbuka terlihat Aruna turun dari mobil mewah tersebut.

"Wah.. Nggak salah lihat gue, Aruna beneran jadi sultan sekarang..". Gumam Nawa setelah sempat tercengang beberapa saat

"Sorry Wa.. Lama ya, tadi nunggu supir dulu soalnya. Mau berangkat sendiri nggak dibolehin". Ujar Aruna setelah mendaratkan bokongnya duduk dikursi yaang berhadapan dengan Nawa

"Wah.. Wah.. Jadi beneran loh nikah sama sultan ?". Tanya Nawa hanya di angguki Aruna sembari mengambil kentang goreng dan melahapnya.

"Nggak rugi si lo ditinggal Yogi dapat sultan dong. Ganteng nggak Run? Kenalin dong sama gue".

"Em.. Ganteng sih, tapi... cuek, dingin. Gue nggak suka".

"Ya elah, cinta mah bakalan datang seiring berjalannya waktu. Kalian aja yang belum saling mengenal, tunggu jangan bilang lo masih mengharap si Yogi itu. Belum bisa move on juga?". Nawa menatap Aruna dengan tatapan tak percaya sahabatnya ternyata sebucin itu.

"Ya gimana... Yogi terlalu manis untuk dilupakan Wa. Tapi setelah dia putusin gue dengan senaknya terus nikah gue bertekad untuk melupakannya".

"Nah gitu dong.. Semangat, lagian juga lo udah bersuami nggak boleh tuh mikirin lelaki lain lagi".

"Huh..." Aruna menghela panjang lalu merebahkan kepalanya diatas meja.

"Terus kapan lo mau masuk kerja? Mbak Amel nanyain mulu tuh".

"Besok gue udah mau masuk lagi kok, lagian juga bosen dirumah mau ngapain".

"Emang suami lo ngasih ijin gitu?". Nawa bertanya lagi karena dirinya memang sangat penasaran tentang kehidupan baru sahabatnya.

"Boleh dong.. Lagian kita udah janji nggak akan ngurusin urusan masing-masing, lagian lo tau kan gue paling nggak suka di atur-atur".

Nawa hanya manggut-manggut mendengarkan perkataan Aruna.

"Udah si.. Mending kita nonton aja gimana Wa, gue lagi suntuk banget nih". Ajak Aruna yang di setujui Nawa, merekapun beranjak pergi meninggalkan cafe.

* *

"Selamat siang Pak". Sapa para karyawan saat Pak Agung berjalan masuk menuju ke dalam ruangan ceo.

Setelah Raka resmi memimpin perusahaan memang Pak Agung jarang berkunjung ke kantor, ia percayakan semua urusan perusahaan kepada putranya. Pak Agung hanya memantau di rumah melalui asisten pribadi kepercayaannya. Tetapi siang ini Pak Agung menyempatkan datang ke kantor lagi setelah mendengar kabar bahwa Raka sudah masuk kerja padahal baru kemarin dirinya menikah.

"Selamat siang Pak". Sapa Reno membungkuk sesaat berpapasan dengan Pak Agung setelah keluar ruangan Raka

"Apa Raka ada didalam?"

"Tuan Muda ada di ruangannya pak". Setelah mendengar jawaban Reno, Pak Agung langsung pergi menuju tempat Raka.

Pintu ruangan terbuka keras membuat Raka yang sedang membaca berkas di mejanya mendongakkan wajahnya menatap ke arah pintu, dilihatnya Pak Agung yang memasuki ruangan.

"Papa benar-benar nggak habis pikir sama kamu, pengantin baru bukannya bulan madu berlibur ini malah sudah masuk kantor dan bekerja". Ujar Pak Agung sambil duduk di sofa membuat Raka melepas kaca mata lalu berdiri, berjalan dan duduk di sebelah Pak Agung.

"Raka mungkin akan pergi bulan madu dan berlibur kalau yang Raka nikahi itu Mesya. Tetapi itu tidak terjadi, jadi ngapain juga Raka capek-capek membuang waktu dengan gadis yang tak pernah Raka kenal". Pak Agung masih tak habis pikir dengan Raka yang masih saja belum bisa menerima Aruna sebagai istrinya.

"Justru dengan kalian pergi berdua berbulan madu akan membuat kalian saling mengenal satu sama lain, dan membangung hubungan yang lebih". Pak Agung mengambil 2 lembar kertas dari dalam saku jas nya "Ini tiket bulan madu kalian, Papa tidak ingin ada penolakan. Sekali lagi keputusan Papa itu mutlak. Ini hadiah pernikahan untuk kalian berdua". Lanjut Pak Agung setelah meletakkan 2 tiket bulan madu di hadapan Raka

"Raka nggak habis pikir sama Papa, kenapa sangat perduli pada Aruna? Sedangkan dulu saat Raka bersama Mesya, Papa terkesan cuek".

Pak Agung menyunggingkan senyum mendengar perkataan Raka "Lupakan Mesya.. Kalau memang dia memang mencintaimu tak akan mungkin meninggalkanmu sendirian saat pernikahan sudah di depan mata. Papa tidak mau kamu mengungkit namanya lagi saat ini". Pak Agung menepuk pundak Raka lalu beranjak pergi meninggalkan ruangan.

* *

Bi Surti sedang menyirami tanaman sambil bersenandung pelan, ketika tiba-tiba suara mesin mobil terdengar melewati pintu gerbang.

"Tumben Tuan Muda pulang cepat". Gumam Surti, ia mematikan aliran air dari selang lalu beranjak menghampiri Raka.

"Sore Tuan". Sapa Bi Surti lalu diraihnya tas Raka untuk di bawa masuk olehnya

"Panggil Aruna suruh dia ke ruang kerja saya Bi". Ucap Raka setelah menyerahkan tasnya kepada Bi Surti lalu berjalan masuk melawatinya

"Nona Aruna belum pulang Tuan". Raka menoleh mendengar jawaban Bi Surti

"Pergi kemana dia ? Ya sudah kamu masuk buatin saya minuman bawa ke ruang kerja saya". Perintah Raka lalu pergi meninggalkan Bi Surti

* *

Aruna memasuki rumah tepat pada pukul delapan malam. Awalnya, ia hanya berniat pergi sebentar saja, menonton film di bioskop dan bermain di tempat game. Tapi jika sudah pergi bersama Nawa, waktu seakan punya cara sendiri untuk berlari.

Sesaat setelah Aruna menutup pintu dan berbalik, ia di kejutkan dengan kehadiran Raka yang berdiri tak jauh darinya.

"Dari mana kamu?". Tanya Raka

"Keluar sebentar ketemu teman, ngapain nanya-nanya. Bukannya nggak boleh kepo".

"Masuk.. Saya tunggu diruang kerja". Ucapnya lalu pergi menuju ruang kerjanya.

Aruna mengikuti langkah Raka menuju ruang kerja yang selalu tertata rapi dan sunyi. Lampu meja menyala redup, menyorot sebagian wajah Raka yang duduk di sisi kanan ruangan, membelakanginya sejenak sambil membuka laci meja.

Tanpa banyak kata, Raka membalikkan badan dan menyodorkan sebuah 2 tiket bulan madu ke arah Aruna.

"Ini," katanya singkat. "Tiket bulan madu kita. Papa yang kasih siang tadi."

Aruna menatap 2 tiket tersebut, lalu Raka. Tangan Raka tetap terulur, tapi wajahnya datar nyaris tanpa ekspresi. Diambilnya tiket di tangan Raka.

"Tiket liburan ke Lombok ? Wah.. Asik dong bisa liburan gratis ". Girang Aruna saat menatap tiket bulan madu ke Lombok ditangannya.

"Sesenang itu ?". Raka tak percaya dengan ekspresi yang di tunjukan Aruna. Saat dirinya memikirkan cara agar tak usah pergi, Aruna malah sangat gembira.

Melihat gelagat Raka, Aruna mendekat ke arah Raka.

"Kenapa ? Lo nggak suka? Kalau nggak mau pergi gue sendiri juga nggak Papa kok. Nggak baik menolak rezeki".

"Tadinya mau nolak, tapi kalau kamu nggak keberatan saya pun tak bisa menolak. Kita akan berangkat lusa". Jelas Raka dan di angguki Aruna lalu berjalan keluar menuju kamarnya.

"Brati gue harus nambah ijin ke Mbak Amel dong, semoga aja di ijinin sih". Gumam Aruna lalu di tatapnya tiket di tangannya "Hmm.. Udah lama gue pengen ke Lombok. bodo amat lah walaupun perginya dengan suami dadakan tapi nggak papa penting liburan". Lanjut Aruna masih dengan wajah sumringahnya naik menaiki tangga.

Tanpa ia tahu seorang wanita sedang berdiri dibalik tembok memperhatikannya dengan senyum penuh arti.

Bersambung * *

1
Elisabeth Ratna Susanti
tinggalkan jejak 👍
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
run away.┲﹊
Wah! Gak sabar nunggu karyamu yang baru, Thor!
Noor.H.y: makasih kak.. sudah mampir di karyaku 😊
total 1 replies
Takagi Miho
Aku jadi pengen kesana lagi karena settingan tempatnya tergambar dengan sangat baik.
Noor.H.y: makasih kak.. sudah mampir 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!