Jodoh Pilihan Adikku

Rania terbangun pagi-pagi sekali, hari ini dia akan bertemu dengan Varel. Ia akan mengutarakan isi hatinya. " Akhirnya siap." Ucap Rania tersenyum menatap penampilannya didepan cermin.

Rania melangkah keluar dari kamar, menuju meja makan. " Bi makanan yang aku suruh buat udah jadi?" Tanya Rania sbil mengoleskan selai pada roti.

" Udah Non," Sahut bi Ayu. Menyerahkan sebuah paper bag pada Rania.

" Terima kasih Bi,"

Hari ini Rania akan menemui Varel dikantornya sambil membawakan dengan dalih membawakan sarapan. Setelah selesai sarapan, Rania langsung mengendarai mobilnya menuju kantor Varel.

Setelah tiga puluh menit menempuh perjalanan akhirnya mobil yang dikendarai Rania sampai di area perkantoran. Rania menghela nafas lalu turun dari mobil.

" Permisi mbak, apa pak Varelnya udah datang?" Tanya Rania pada resepsionis.

" Mungkin sebentar lagi dia datang mbak," Sahut resepsionis ramah.

Rania mengangguk paham , lalu memilih duduk di sofa untuk menunggu Varel. Sudah sepeuluh menit Rania menunggu tapi tidak ada tanda-tanda akan kedatangan Varel.

Rania menatap sumber suara yang tak asing baginya, " Kak Varel." Gumam Rania melangkah mendekat kearah Varel yang membelakanginya.

Tinggal beberapa senti saja Rania sudah samapi di belakang Varel. Tapi ia terhenti saat seseorang menghampiri Varel dan langsung memeluknya mesra. Rania menatap nanar pada Varel, niat hati ingin mengutarakan isi hatinya tapi malah metasakan sakit.

Rania pergi dari sana tanpa menyapa Varel. Ia berjalan cepat menuju mobil, dan melajukannya tanpa arah tujuan yang pasti.

Arrgghh.

" Kenapa sesakit ini." Ucap Rania memukul- mukul dadanya sambil menangis. Ia terlambat mengatakannya pada Varel. Dan mimpinya semalam menjadi kenyataan.

" Aku kalah," Lirih Rania duduk disebuah bangku panjang yanga ada disebuah taman.

*

*

Di kantor.

Varel terlihat tengah memarahi seseorang, " Dengar ya, kita udah nggak ada hubungan apa-apa lagi." Tegas Varel melepas rangkulan Caca.

" Tapi Rel, gue cinta sama lo. dan lo juga udah dapetin virgin gue." Sengit Caca

" Ralat, gue bukan orang pertama yang nyentuh lo."

" Ya kan tetep aja, lo udah pernah menikmati tubuh gue." Ucap Caca memeluk Varel dari belakang yang sedang duduk di kursi kerjanya.

Bukan hanya memeluknya, tapi Caca juga mencium rahang tegas Varel dan mengelusnya. Varel yang dulunya seorang casanova diperlakukan seperti itu tentu saja terangsang.

Brukk.

Varel mendorong kasar Caca, ia tak ingin lepas kendali. Dia sudah yakin untuk berubah dan hanya mencintai satu wanita, yaitu Rania.

" Keluar sendiri, atau gue telpon security untuk nyeret lo keluar." Tegas Varel.

Caca mau tak mau pun keluar dengan sendirinya, ia tak mau harga dirinya jatuh karena diseret oleh security.

Varel memijat pelipisnya yang terasa berdenyut, dan mengambil ponsel di saku celananya. Ia ingin menghubungi kekasih hatinya.

Tut.. Tut..tut

Rania tak menjawab telpon Varel, " mungkin Rania lagi ada kelas." Gumam Varel lalu kembali memasukkan ponselnya ke saku.

Saat jam makan siang Varel kembali menghubungi Rania, dan tetap sama Rania tak menjawab telponnya. " Kemana sih Rania, udah lima belas kali gue nelponin tapi nggak diangkat." Gumam Varel lalu beranjak dari ruangannya.

Awalnya Varel masih berfikir positif, tapi sekarang dia sudah berfikir yang tidak- tidak terjadi pada Rania. Varel melajukan mobilnya menuju tempat Rania menimba ilmu.

Varel melangkah memasuki area kampus, ia berjalan dengan gagahnya. Semua mahasiswa yang tahu siapa Varel tentu mencoba untuk mendekatinya.

" Eh, ada pak Varel. Ada pertemuan dengan para dossn ya pak?" Tanya seorang mahasiswi dengan gaya menggoda.

Varel meliriknya sekilas lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas sang kelas sang kekasih.

Dan saat ia hendak masuk medalam kelas, kebetulan disaat yang sama Sita keluar dari kelas. " Pak Varel, ada apa pak?" Tanya Sita melihat Varel celingak-celinguk menatap kedalam kelas.

" Dimana Rania?"

" Rania hari ini ijin Pak, katanya ada urusan keluarga." Sahut Sita jujur.

" Ohh, baik. Kalau gitu saya permisi," Ucap Varrl lalu pergi meninggalkan Sita.

Varel masuk kedalam mobilnya," Kalau Rania hari ini nggak ngampus, lalu kenapa dia nggak anggat panggilan aku?" Gumam Varel bertanya-tanya.

Lalu Varel melajukan mobilnya, ia hendak memenui Rania di kediamannya.

*

*

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...