Suami Pelit Istri Pamit

Hari ini Rio berangkat bekerja seperti biasa nya, namun ada satu hal yang berbeda dengan nya. Rio nampak tak bersemangat dengan penampilan yang kusut, bukan hanya penampilan nya saja yang kusut melainkan wajah dan hati nya juga.

Meskipun hati nya sedang dilanda dilema, dia tetap harus bekerja, di tambah pekerjaan nya yang sudah menumpuk akibat sering pulang lebih awal.

Berulang kali Rio mengacak ngacak rambut nya frustasi, dia sama sekali tidak bisa fokus mengerjakan pekerjaan nya. Rio masih teringat tentang surat gugatan dari Kantor Pengadilan Agama.

Di fikiran nya kini hanya satu, dia harus bertemu dengan Tiara. Dia ingin Tiara membatalkan gugatan nya, Rio tidak terima jika dirinya harus berpisah dengan Tiara.

Rio melangkahkan kaki nya menuju ke ruangan dimana Tiara berada, setelah sampai pada ruangan itu, tidak nampak keberadaan Tiara.

Kemana Tiara? Sudah beberapa hari ini Rio tidak pernah melihat Tiara berada di kantor, apa wanita itu sudah tidak bekerja lagi di sini ya.

Fikiran Rio menerawang, mencari cari dimanakah keberadaan Tiara saat ini. Mau mencari ke rumah nya, Rio sendiri tidak tahu dimana rumah nya.

"Aarggg.. Sial". Ujar Rio menggerutu

Lama Rio berdiri berdiam diri di depan ruangan Tiara, sampai ada sebuah tangan yang mengagetkan nya.

"Cari siapa pak? Cari Bu Tiara ya". Ujar Lelaki itu

"Iya, kalau boleh tahu Bu Tiara kemana ya?". Tanya Rio penasaran yang mencari keberadaan Tiara saat ini.

"Oh kemarin saya gk sengaja dengar kata nya Bu Tiara pergi ke luar kota pak, untuk melihat hasil proyek pembangunan kerja sama dengan PT Wijaya". Jawab Lelaki itu

"Oh, ya sudah terimakasi. Silahkan lanjutkan pekerjaan nya". Ucap Rio.

Lelaki yang sedari tadi berbicara dengan Rio adalah seorang OB yang bertugas membersihkan Ruangan Tiara kemarin, jadi dia sedikit tahu dan mendengar pembicaraan Tiara yang akan pergi keluar kota.

Rio segera melangkahkan kaki nya menuju ke ruangan nya kembali, pantas saja dirinya tidak pernah bertemu dengan Tiara. Ternyata Tiara pergi keluar kota, tapi dia pergi bersama siapa?.

{Tadi pagi aku melihat Bintang di kantor dan tadi pun sekilas aku melihat nya berjalan ke arah ruang meeting. Ah sudahlah aku selesaikan dulu pekerjaan yang menumpuk ini, lalu aku harus ke rumah ibu meminta solusi untuk masalah ku ini}. Ujar Rio di dalam hati

Setelah berkutat dengan banyak nya pekerjaan yang menumpuk, Rio pun bergegas pulang. Namun dia tidak ingin pulang ke rumah kontrakan nya, Dia ingin mampir terlebih dahulu ke rumah Ibu nya.

Saat Rio sampai di rumah Ibu nya, sudah terlihat wanita paruh baya itu sedang menonton televisi acara kesukaan nya.

Wanita paruh baya itu menoleh ke arah pintu rumah nya, setelah mendengar suara deru mesin mobil yang berhenti di halaman rumah nya.

Wanita paruh baya itu juga tahu kalau yang datang adalah putra nya, ia hanya melirik sekilas ke arah Rio dan melanjutkan menonton acara kesukaan nya itu.

Rio melangkahkan kaki nya masuk kedalam rumah ibu nya, dan langsung duduk di sebelah Bu Ningsih yang sedang menonton televisi.

"Bu, bagaimana ini?". Tanya Rio tiba tiba

"Apa nya yang bagaimana?". Tanya Bu Ningsih kembali dengan bingung

"Tentang perceraian ku dengan Tiara, Rio gk mau berpisah dengan nya Bu". Ujar Rio dengan wajah yang sudah di tekuk

"Sudahlah lagian apa yang kamu harapkan dari wanita itu, meskipun dia kaya Ibu sudah sangat membenci nya. Lebih baik kamu bersama Mawar, dia anak kepala desa yang memiliki harta dan aset aset yang banyak, Mawar juga sudah mengandung anak mu kan". Ujar Bu Ningsih Panjang Lebar

Sebenar nya Bu Ningsih kesal dengan putra nya, sudah berulang kali ditolak oleh Tiara. Namun dia masih saja bersikukuh tidak ingin berpisah, padahal Tiara sendiri sudah tidak ingin bersama putra nya lagi.

Tiba tiba Manda datang dari arah dapur, dan ikut bergabung duduk bersama dengan Rio dan Bu Ningsih.

"Eh Yo, baru pulang kerja? Sono gih makan di dapur". Ujar Manda menyuruh adik nya itu untuk makan, Manda tahu jika saat ini adik nya itu tidak ada yang mengurusi

"Iya mbak". Jawab Rio singkat

"Kenapa sih". Tanya Manda bingung dengan sikap adik nya

"Ituloh adikmu frustasi karena di gugat Tiara, padahal Ibu sudah bilang biarin aja Tiara dan Rio berpisah, Toh Mawar juga gk kalah Kaya nya dari Tiara. Apalagi dia orang yang terpandang di desa ini". Bukan Rio yang menjawab melainkan Bu Ningsih yang berucap dengan kesal

"Betul Yo, apa kata ibu udahlah lupain aja Tiara. Mbak yakin pasti nanti dia akan menyesal sudah berpisah darimu, zaman sekarang siapa yang mau sama janda mandul gitu". Ujar Manda dengan sinis

Bu Ningsih menganggukan kepala nya, pertanda setuju akan ucapan dari anak perempuan nya. Sedangkan Rio lebih memilih diam tak menyahuti perkataan kakak perempuan nya.

Entah kenapa Keluarga ini jika membicarakan tentang Tiara selalu saja bawaan nya ketus dan marah marah, padaal Tiara sendiri tidak melakukan hal apa apa.

"Oh ya Yo, Ibu ada ide cemerlang untuk mendapatkan Uang Hantaran dan Mahar pernikahanmu". Ujar Bu Ningsih seraya tersenyum lebar

Rio dan Manda pun langsung memalingkan wajah nya menatap ke arah ibu nya itu.

"ide apalagi Bu?". Bukan Rio yang bertanya melainkan Manda yang penasaran tentang ide Ibu nya

"Gimana kalau kita pinjam uang kepada Tiara, toh dia kan sudah kaya. Harta Tiara juga harta kamu juga, nanti saat persidangan kamu harus meminta harta gono gini Yo". Ucap Bu Ningsih menjelaskan

Manda yang mendengar itu pun langsung tersenyum memikirkan ucapan dari Ibu nya.

{benar juga jika Tiara menggugat Rio. Pasti adik nya itu akan mendapat harta gono gini yang tidak sedikit, apalagi Tiara orang kaya pemilik Perusahaan Besar}. Ujar Manda membatin

"Bener itu Yo, kamu harus mendapatkan harta gono gini. Enak aja si mandul menikmati harta itu sendirian, kamu itu kan suami nya, kamu yang lebih berhak akan semua harta nya". Ucap Manda menimpali

Sedangkan Rio yang lagi lagi mendengar ide konyol dari Ibu nya itu hanya bisa terkejut bisa bisa nya Ibu nya mendapat ide semacam itu.

Sudah jelas jika Perusahaan itu adalah milik Tiara, dan tetap akan menjadi Milik Tiara. Tidak ada campur tangan Rio dalam membangun perusahaan itu sampai maju hingga saat ini.

Bagaimana Ibu nya bisa berfikir harta gono gini, sungguh Rio sangat sangat tertekan mendengar Ide Ibu nya.

"Kapan sidang perceraianmu Yo?". Tanya Bu Ningsih

"Satu minggu lagi Bu". Jawab Rio

"Nah saat itu juga kamu harus meminta harta gono gini, nanti Ibu akan dampingi kamu kesana".

"Mbak juga akan dampingi kamu". Ujar Manda menimpali