Terpaksa Menikahi Perjaka Tua

“Hiks, mas David!!” Kenisha menangis sesungukan.

Ia juga merasa bersyukur karena ternyata Villa itulah yang akan mereka tempati.

“Dari mana saja kau?” tanya David yang berdiri di pintu tanpa membantu istrinya untuk masuk ke dalam rumah.

“Aku tadi tersesat.” ucap Kenisha lalu berusaha untuk menggenggam tangan suaminya.

“Jorok!” David menatap istrinya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

“Tadi aku terjatuh mas dan kaki ku di pegang hantu.” Kenisha pun menceritakan apa yang ia alami.

“Makanya jangan sok jago, meski pun ini hutan lindung tapi kalau hatimu busuk dan penuh amarah penghuni sini bisa saja menyesatkan mu ke jalan yang salah.” kata-kata menohok dari David membuat Kenisha merasa sedih.

Mulutnya lebih horor dari pada setan apapun, batin Kenisha.

“Cepat masuk dan mandi, kau benar-benar bau!”

Jleb!

Tutur kata David yang terlanjur jujur membuat Kenisha merasa menyesal karena sudah berharap mendapat perlindungan dari suaminya.

“Tega!” kemudian Kenisha masuk ke dalam Villa dengan perasaan campur aduk.

“Tunggu.” Kenisha pun berhenti karena melihat ada 3 kamar di ruangan itu.

“Yang mana yang di pilih suami kejam ku itu?” rasanya Kenisha ingin bertanya langsung.

Namun karena ia takut kena semprot akhirnya Kenisha memilih kamar yang ada di paling sudut ruangan tepatnya di dekat pintu menuju kolam berenang.

Saat ia membuka pintu beruntungnya dirinya menemukan kamar yang tepat.

“Syukurlah, ternyata kami tidur disini.” kemudian Kenisha mengambil handuknya dalam koper lalu ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

“Aku harus wangi, sudah jelas malam ini ada pergulatan suami istri.”

Walau Kenisha masih sakit hati, namun ia tak ingin melawan pada suaminya.

“Bagaimana pun ini salah ku, untuk apa aku cemburu pada wanita masa lalu suami ku.” Kenisha yang tak ingin lelah di siksa cemburu mencoba berdamai dengan keadaan.

Ia pun memikirkan hal-hal positif agar tidak semakin terpuruk dengan rasa marahnya.

Setelah menghabiskan waktu selama 30 menit dalam kamar mandi, Kenisha pun keluar dengan memakai handuk.

“Aku harus cepat pakai baju sebelum dia datang.” kemudian Kenisha kembali membuka kopernya untuk mencari piyama.

“Apa ini?” ia yang sibuk bersedih sebelum berangkat jadi menyerahkan segalanya pada Winda.

“Winda... Kenapa kamu masukkan baju haram seperti ini? Apa yang akan dikatakan bapak tua itu kalau melihat ku memakai baju aneh dan tembus pandang begini.” ternyata Winda memasukkan lingerie super dingin di koper majikannya.

Baju biasa yang lain juga sangat seksi dan ukurannya di atas lutut.

“Hufff...” Kenisha pun menghela nafas panjang.

Dengan terpaksa ia pun memakai lingerie hitam dengan tangan lebih tipis dari jari kelingking dan bahannya menerawang seluruh tubuh, panjang baju itu juga hanya selutut dengan panjang dari 50 cm.

Tentu saja lingerie itu seperti baju bayi untuk Kenisha yang memiliki tinggi 168 cm.

“Astaga, aku tidak bisa memikirkan apapun lagi kalau seperti ini.” setelah Kenisha memakai baju ia pun membuka pintu kamar.

“Aku harus terbiasa dengan pakaian minimalis luar biasa ini.” saat Kenisha ingin menuju dapur untuk mengambil minum ia pun mendengar suaminya menelpon dengan seseorang di dekat pintu masuk kolam berenang.

David [Kenapa kau menghubungi ku? saat ini aku sedang bersama istri ku]

Ruby [Aku merindukan mu, apa kau sudah memikirkan matang-matang tawaran ku yang kemarin? David, Aku sungguh-sungguh menyayangi mu, tolong jadikan aku istri mu]

David [Kau jangan gila, aku tidak mungkin menikahi mu, Ruby! Tolong jangan bahas lagi, lagi pula aku sudah pernah melamar mu, tapi kau menolak ku]

Ruby [Iya aku tahu, aku sangat menyesal! Tolong terima aku lagi]

Karena Ruby terus memaksa akhirnya David pun luluh.

David [Baiklah, tapi aku harus memikirkannya matang-matang, aku tidak mau sampai salah salah mengambil keputusan, apalagi sekarang aku sudah punya istri]

Ruby [Baiklah, aku pasti akan bersabar, aku mencintai mu sayang]

David [Iya, Sudah dulu aku ingin istirahat]

Ruby [Oke!]

Setelah sambungan telepon selesai David balik kanan karena ingin ke kamar.

Deg!

Seketika jantungnya berdetak dengan sangat kencang saat ia melihat istrinya berlinang air mata.

“Ada apa lagi? Apa kau punya masalah baru?” tanya David.

Sedang Kenisha yang merasa di khianati diam seribu bahasa.

Ia pun merasa bodoh karena telah mengenakan busana serba terbuka di hadapan suaminya yang ingin menikah lagi.

“Katakan sesuatu.” saat David akan melangkahkan kakinya, Kenisha dengan cepat masuk ke kamar lain.

Ia pun mengunci diri karena tak ingin di temui oleh suaminya.

“Ck! Ternyata dia mendengar semuanya.” David pun memijat pelipisnya yang terasa sakit.

“Hiks... apa aku akan kuat kalau dia benar-benar berbagi hati? Kejam, kenapa kau tega ingin menghianati ku?” Kenisha yang kedinginan pun membalut tubuhnya dengan selimut.

Ia pun meratapi nasibnya yang teramat malang dan kurang beruntung dalam hal percintaan.

Ia yang sedang fokus memikirkan keadaan tiba-tiba mendengar suara pintu yang sedang di buka dari luar.

Ceklek!

Lalu Kenisha menoleh ke arah pintu yang ternyata terhubung dengan kamar sebelah.

Dia datang? batin Kenisha.

Dirinya yang tak mau bertemu terpaksa bersembunyi dalam selimut.

“Permainan apa yang sedang kau lakukan? Cepat kembali ke kamar kita,” ucap David.

Kenisha yang tak ingin satu kamar dengan David tak mau beranjak dari ranjang yang ia pakai saat itu.

“Kenisha, jangan sampai aku menyeret mu ke kamar, cepat keluar!!” David membentak karena terlalu lelah untuk membujuk saat itu.

Deg deg deg!

Kenisha yang takut di cekik seperti di malam pertama mereka langsung duduk dan melepas selimutnya.

“Bagus, ku pikir kau harus di perlakukan seperti hewan, kau itu manusia, diberi akal dan pikiran dan juga telinga oleh Tuhan, karena itu kau harus sigap dan tanggap kalau di panggil dan di suruh!” kata-kata kasar David tentu membuat Kenisha makin terluka.

Ia pun merapikan duduknya dan menatap wajah suaminya yang berdiri di hadapannya.

“Apa kau akan menikahinya?” tanya Kenisha yang penasaran dengan keputusan suaminya.

“Tentu, itu kalau kau mengizinkannya.” jawaban David berhasil meluluh lantakan hati kecil terdalam Kenisha.

Tes!

Air mata wanita muda itu pun mengalir tanpa bisa ia hentikan.

“Kita memang baru kenal, mustahil kalau ku katakan aku mencintai mu sepenuh hatiku, tapi sejak kau mengikat ku dengan ijab kabul, aku telah menyerahkan seluruh hidup ku untuk mu, cita-cita terbesar ku bersama mu selamanya, tapi! Kalau kau ingin menodai pernikahan suci kita aku tidak bisa terima.” Kenisha geleng-geleng kepala.

“Berarti tidak boleh?” David pun menarik kesimpulan dari omongan istrinya

“Tentu kau bebas melakukan apapun, tapi kau harus menceraikan aku mas, mumpung aku belum mengandung anak mu.” sikap tegas tegas Kenisha cukup membuat David terkesan.

“Berarti kau sudah siap jadi janda muda ya?” David tersenyum getir pada istrinya.

“Tidak ada seorang wanita pun yang mau menyandang gelar itu kalau bukan karena terpaksa, aku adalah orang yang egois, aku tidak ingin berbagi apapun pada orang lain, karena itu aku memilih berpisah dari pada hidup dengan mengetahui kenyataan suami ku menggauli wanita lain, maaf saja ya mas, aku jijik dengan laki-laki ataupun perempuan yang mudah bersentuhan dengan lawan jenisnya.” Kenisha pun menyeka air matanya karena tak mau terlihat menyedihkan di mata suaminya.