NovelToon NovelToon
Titisan Naga

Titisan Naga

Status: tamat
Genre:Identitas Tersembunyi / Angst / Dendam Kesumat / Fantasi Wanita / Chicklit / Tamat
Popularitas:49.7k
Nilai: 5
Nama Author: Serra R

Kenyataan pahit yang membuat hidupnya berubah. Tak ada lagi sifat manja dan lemah. Yang ada kini adalah sesosok gadis cantik tak tersentuh meski di bibirnya selalu tersungging senyum.

Keras hatinya membuat setiap orang segan bahkan tak ingin berurusan dengannya.

Namun, bagaimana dengan orang-orang yang menjadi sebuah bara dendam dalam hati nya terus berkobar?

Mampukah mereka selamat dari dendam seorang Arcila Damayanti yang merupakan titisan dari siluman penghuni kebun angker?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Kesendirian Sarlita

Ario tersenyum tipis, apa yang tergambar dalam benaknya benar-benar terjadi. Segerombolan preman kini ada dihadapannya. Meski sudah tahu persis apa tujuan mereka melakukan hal itu. Namun Ario pura-pura tak tahu. Pemuda tampan dengan mata hijaunya itu ingin bermain-main sebentar untuk melemaskan ototnya yang sudah lama tegang.

Dengan santai pemuda itu turun dari mobil yang dikendarainya. Ario yang hari ini memang sendiri datang ke lokasi proyek baru yang sedang dalam masa pembangunan tak menyangka akan mendapat kejutan seperti ini. Diluar dugaan karena awalnya dia mengira jika akan ada jebakan berupa wanita cantik atau minuman dan obat yang bisa memabukkan nya seperti yang sudah sudah. Ternyata saat ini mereka lebih berani lagi karena secara terang terangan mengincarnya dengan adu fisik secara langsung.

Takutkah Ario dengan semua itu?

Jawabannya tentu saja, tidak!! Asisten sekaligus orang kepercayaan Gara tersebut masuk dalam jajaran orang-orang terhebat di istana ular. Meski dirinya manusia biasa namun kekuatan Ario sangat besar. Bukan hanya karena darah Gara yang mengalir dalam tubuhnya, namun Ario memang mempelajari ilmu bela diri untuk menjaga fisik dan juga keselamatannya. Tak ingin kejadian puluhan tahun lalu menimpanya kembali dan dia dengan pasrah menerima semuanya.

Kepekaan dan insting ular yang juga melekat padanya menunjang kemampuan itu. Bahkan Ario bisa membaca gerakan lawan yang berdiri jauh dibelakangnya tanpa menoleh. Jadi tak heran, 15 orang preman itu pada akhirnya terkapar juga. Tak membunuh memang, namun Ario memberi efek jerah pada mereka dengan membuat mereka tak bisa lagi menggunakan salah satu tangannya.

Terdengar sadis, namun jika tak demikian orang-orang yang hanya memandang uang sebagai kiblat itu akan semakin merajalela dikemudian hari.

"Renungkan kesalahan kalian ini, dan jika nanti kalian sudah sadar. Datang dan temuilah aku, maka aku akan membuat hidup kalian lebih baik. Tapi jangan pernah berpikir jika kalian akan bisa menipuku. Tidak hari ini ataupun nanti!! karena cepat atau lambat aku akan mengetahui semuanya." Ario berlalu meninggalkan mereka semua.

Beberapa saat kemudian datang dua buah ambulance yang menjemput mereka semua menuju rumah sakit. Dan lagi dan lagi mereka harus tercengang dengan kenyataan bahwa Ario lah yang melakukan itu semua. Meski demikian mereka tetap tak bisa pulih seperti semula, karena tanpa seorangpun tahu, Ario memasukkan racun yang membuat lumpuh saraf ditangan mereka secara bersamaan. Bergerak cepat laksana ular yang membelit mangsanya dengan lincah namun mematikan.

*

*

*

Lita berdiri di balkon kamarnya. Gadis itu menatap ke arah lantai bawah tepatnya ke arah halaman belakang dimana pada pekerjanya sering berkumpul, tempat yang tak pernah ku kunjunginya karena menurutnya tak layak. Tempat itu hanya diperuntukkan bagi para pekerja dan pelayan di rumah besarnya.

Gelak tawa yang berasal dari sana mencuri perhatiannya sejak sejam yang lalu. Terlihat para pelayan dan pengawal yang sedang bersantai nampak bersenda gurau. Tak ada guratan kesal atau derita di wajah mereka meski jelas hidup mereka tak bergelimang harta seperti dirinya. Apa yang dibutuhkannya selalu bisa dia peroleh bagaimanapun caranya. Apalagi sang ayah yang akan selalu memenuhi semua yang dia mau.

Semenjak kepergian sang mama, tak ada lagi pelukan hangat yang dia dapatkan. Bahkan sang ayah lebih sibuk lagi dengan segala kegiatannya. Sesungguhnya, Lita tak mengerti dengan apa yang sebenarnya tengah dikejar orang tuanya itu. Jika hanya nama besar dan harta semata, tentu semua itu telah didapatkan oleh mereka. Apalagi semenjak kejadian naas yang menimpa oma, opa dan tantenya. Secara otomatis semua perhatian dan simpati datang dari berbagai golongan mengingat sang ayah adalah putra pertama keluarga Gerald.

Jika Lita bertanya, sang ayah selalu saja mengatakan semua yang dia lakukan untuk masa depannya kelak. Lita tak dapat membantah karena memang dialah anak satu satunya yang dia tahu. Namun tidak untuk akhir akhir ini.

Selama hampir 3 hati lamanya Lita mengurung dirinya sendiri dalam kamar. Tak ingin keluar meski hanya untuk ke kantor. Selain karena tanda yang mirip cambukan di lengan dan betisnya. Ada hal lain yang tengah mengganggu pikirannya.

Adanya orang lain yang mengisi hari sang ayah membuatnya sedikit mengerti mengapa sang mama memilih pergi meninggalkan lelaki cinta pertamanya itu.

Mungkin Tuhan ingin menunjukkan bagaimana kehidupan kedua orang tuanya selama ini atau mungkin ini adalah teguran baginya yang tak pernah bersikap baik selama ini. Tanpa perlu bersusah paya, Lita mendapatkan sendiri beberapa hal yang menunjukkan bahwa selama ini apa yang dituduhkan sang mama benar adanya.

Ayahnya jarang pulang dengan alasan ada urusan kantor yang belum kelar pada kenyataannya dia pulang ke rumahnya yang lain. Entah harus bersedih atau bahagia yang jelas Lita merasakan rasa kecewa yang teramat besar sekarang.

Tak mempercayai perkataan sang mama adalah hal yang paling disesalinya saat ini. Wanita yang melahirkannya itu bahkan telah bersumpah namun dirinya tetap bersikukuh memilih lebih percaya pada sang ayah dan ikut membenci mamanya.

Nasi sudah menjadi bubur, bahkan kini Lita tak mengetahui dimana sang mama berada. Tiga hari dia gunakan untuk melamun dan menyesali diri. Hingga hari ini dirinya melangkahkan kaki keluar dari kamar dan menuju halaman belakang dimana orang-orang yang bekerja dirumah itu sedang beristirahat.

Kehadirannya tentu membuat semua pelayan dan para pengawal ketakutan. Padahal mereka melakukan itu tentu di jam istirahat atau bergantian dengan yang lain. Namun sikap Lita yang tak jauh beda dengan sang ayah selama ini membuat mereka meneguk saliva susah payah dan gemetar.

"Non.. nona."

Suara gelak tawa dan gurauan yang tadi samar terdengar hilang seketika. Semuanya menunduk dalam menunggu suara cacian atau bahkan umpatan yang dilontarkan untuk mereka, dan semua itu adalah hal biasa bagi mereka. Bukan tak ingin pergi atau mencari majikan lain. Selain gaji, mereka juga hanya beberapa kali saja bertemu dengan pemilik rumah yang jarang sekali berada dirumah tersebut.

Saat Lita memilih tinggal di luar negeri dan meneruskan studinya saja, Gio bahkan bisa dihitung dengan jari menginap di rumah ini. Dan berkat obrolan orang-orang itu pulalah yang menjadi awal mula kecurigaan Sarlita dan membuat gadis itu menceri kebenaran tentang sang ayah.

"Kenapa berhenti? kalian teruskan saja mengobrolnya, jangan pedulikan aku. Anggap saja aku tak ada jika kalian tak nyaman." Lita tersenyum sebelum berlalu menuju ke arah gazebo yang terletak di sudut halaman belakang tepatnya di bawah pohon jambu.

Langkah gadis itu gontai diiringi tatapan mata dan gelengan kepala orang-orang disana karena menganggap aneh tingkahnya kali ini. Mereka justru bingung mendapati putri tuannya bersikap baik dan biasa saja seperti itu. Apalagi melihat sang nona yang duduk di gazebo itu untuk pertama kalinya, semakin membuat mereka kebingungan sendiri namun tak ada yang berani bertanya.

"Meski aku mempunyai segalanya, namun hatiku terasa sepi dan hampa. Apakah ini yang dirasakan oleh Arcila dulu ketika semua mengejeknya ketika sang ayah tiba-tiba menghilang? namun setidaknya dia masih memiliki sosok mama yang bisa menguatkan. Tak seperti aku yang hanya sendirian."

1
Enon Rauf
Mantap
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
serakah Sena mau nahluki ketiga cogan itu 1 aja belum tentu🤣
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
kasihan Leo baru sampai udah pada mau pergi 🤣
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
untung cila instingnya peka
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
kapok kau Nana🤣
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
nah yang di lihat Leo siapa ya🤔
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
astaga masa ular takut sama tikus cuka🤣
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
ternyata keluarga gio licik semua termasuk anaknya
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
karena Derrick belum mengenal cinta coba kalau udah pasti kaya papanya yang menentang takdir karena jatuh cinta dengan manusia
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
ternyata gio dan adiknya anak pungut yang gak tau diri udah di rawat dan hidup enak malah membunuh ortu angkat dan putrinya sena
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
Leo , arsen dan Arion hanya jadi penonton 3 ular besar bertemu
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
akhirnya arsen bisa bertemu leo
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
rasain tuh pelaku kejahatan yang tega membunuh kakaknya sendiri di kira bisa menguasai semua hartanya Sena ternyata tidak bisa🤣
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
cantik tapi siluman arsen apa kamu tetep jatuh cinta dengan cilla
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
memanknya enak Yoona🤭
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
wah ternyata Arion manusia setengah ular
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
akhirnya Derrick menerima kenyataan dirinya
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
wah udah manggil sayang🥰
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
gara mau ngasih tugas apa ya sama Leo🤔
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
Darren bikin Leo syok berada di istana ular
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!